Pasbana.com -- Pembacaan puisi sudah ramai dilakukan di Indonesia sejak tahun 1980-an. Pembacaan puisi kemudian mengalami perkembangan dengan hadirnya deklamasi puisi, dramatisasi puisi, puisi teatrikal, dan musikalisasi puisi. Hal ini memunculkan sebuah gagasan baru bagi Komunitas Seni nan Tumpah. Komunitas yang diketuai oleh Mahatma Muhammad ini menggelar Liga Baca Puisi Kreatif (LBPK).
LBPK termasuk dalam rangkaian acara Pekan Seni nan Tumpah ke-IV yang digelar di gedung teater utama taman budaya Sumatera Barat sejak tanggal 23 s.d 29 September 2017.
Peserta LBPK telah melewati tiga tahap, yakni babak penyisihan, semifinal, dan final. Dari 37 peserta yang mengikuti liga ini, 20 peserta lolos ke babak semifinal, dan kemudian didapatkan 5 orang peserta yang masuk di babak final.
Satu orang peserta tampil di awal acara setiap harinya mulai dari tanggal 24 s.d 28 September. Riza Fadli sebagai peserta pertama tampil di hari Minggu (24/9), Diahayu R. Atmaja keesokan harinya, kemudian diikuti Melly dan Rahmat Hidayat, Deni Saputra menjadi peserta yang tampil terakhir pada hari Kamis.
Juri (atau yang dalam hal liga disebut wasit) yang dipercayai untuk memberikan penilaian adalah Benny Sumarna, Indra Nara Persada, dan Muhammad Ibrahim Ilyas. Wasit memberikan penilaian terhadap aspek kreativitas dan penafsiran peserta terhadap puisi yang dipilih. Peserta pilihan wasit mendapatkan hadiah sebesar empat juta rupiah.
Selain wasit, penontin juga berhak memilih peserta favorit dengan cara melakukan voting. Peserta yang mendapatkan voting terbanyak akan menjadi jawara favorit dan mendapatkan hadiah sebesar empat juta rupiah. Sementara untuk tiga peserta lainnya akan mendapatkan hadiah masing-masing sebesar lima ratus ribu rupiah.
Berdasarkan hasil voting, nama Rahmat Hidayat keluar sebagai pemenang favorit. Sedangkan dari pilihan wasit, setelah melewati diskusi yang panjang, diputuskan Deni Saputra sebagai pemenang LBPK 2017.
Usai penobatan pemenang, Deni berkesempatan diwawancarai. Deni Saputra adalah seorang mahasiswa prodi teater ISI Padangpanjang. Deni telah banyak mengikuti kompetisi pembacaan puisi sebelumnya, namun khusus untuk pembacaan puisi kreatif baru kali ini diikutinya.
Jika Rahmat Hidayat mengatakan bahwa properti adalah pendukung paling penting dalam mementaskan puisi pertunjukan, lain halnya dengan Deni, "Kita harus kenal diri kita lebih dulu. Dengan mengenal diri kita jadi tahu kekurangan dan kelebihan kita. Kalau untuk saya, saya sangat menyadari tubuh besar saya dan bergerak lincah di panggung saya yakini akan menjadi nilai tambah bagi para wasit," ujarnya sambil tertawa.
Masing-masing peserta memiliki khas tersendiri dan telah menampilkan yang terbaik. Menang dan kalah mereka hadapi dengan sportif, seperti pernyataan yang dilontarkan Riza Fadli, "kemenangan memang sepantansanya didapatkan oleh yang berkualitas. Selamat untuk Deni dan Bang Rahmat," katanya sembari menjabat dua pemenang bergantian.
Deni Saputra telah mengharumkan nama Padangpanjang dan kampus seninya di Liga Baca Puisi Kreatif 2017 dalam helat Pekan Seni nan Tumpah yang diadakan di gedung teater utama taman budaya Sumatera Barat.
Program LBPK ini rencananya akan diadakan dua tahun lagi bersamaan dengan Pekan Seni nan Tumpah ke-V yakni pada tahun 2019. "Semoga akan lahir para pembaca puisi kreatif lainnya seperti Deni Saputra dan Rahmat Hidayat. Semangat dan terus berkarya!" ujar Mahatma Muhammad, ketua pelaksana Pekan nan Tumpah usai penutupan helat.
[Padangpanjang, 30 September 2017]
Maya Sandita