Padang – Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi beri orasi ilmiah dan mendapat sambutan positif dari Civitas Akademika Universitas Negeri Padang pada acara Dies Natalis ke 63 dan Wisuda ke 109 berbagai parodi di universitas yang pada awalnya berdiri di Tanah Datar tersebut.
Dari orasi yang disampaikannya itu berkali-kali ia mendapat tepukan yang meriah dari 1.307 wisudawan/wisudawati, tamu undangan dan tak terlupa Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D, Ketua Senat Universitas Prof Z. Mawardi Efendi beserta puluhan Guru Besar UNP, turut berikan tepukan, Senin (18/09) di Auditorium UNP Padang.
Pada awal orasi, Bupati Irdinansyah ucapkan terima kasih karena diberi kehormatan berdiri di panggung terhormat tersebut. “Ini sebuah kehormatan bagi kami dan semoga menjadi motivasi untuk lebih menumbuhkembangkan dunia pendidikan di Tanah Datar Luhak Nan Tuo dan Provinsi Sumatera Barat yang telah banyak menghasilkan tokoh intelektual bangsa,” sebutnya.
Lebih lanjut bupati mengatakan UNP memiliki sejarah penting dengan Tanah Datar yang beribu kota Batusangkar tersebut.
Karena disitulah cikal bakal lahirnya UNP, tepatnya tanggal 1 September 1954 yang bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di kawasan Bukit Gombak Batusangkar. Hingga kini kawasan tersebut telah dijadikan sebagai kawasan pendidikan dan masih disebut-sebut sebagai kampus pertama UNP, ucap Irdinansyah.
Dikatakan pembentukan PTPG merupakan ide besar dari Menteri Pendidikan dan Pengajaran saat itu Prof. Mohammad Yamin, SH. “Ini adalah salah satu tonggak sejarah perguruan tinggi di Sumatera Barat khususnya pendidikan keguruan.
Dengan latar belakang ini, Tanah Datar menawarkan diri agar juga bisa didirikan kampus UNP di Luhak Nan Tuo, “Kami masyarakat Tanah Datar dengan tangan terbuka dan mendukung sepenuhnya jika didirikan kampus UNP di Tanah Datar, kita akan siap lahan untuk itu, Sirieh pulang ka tampuaknyo, kok karih pulang ka gagang nyo, semoga cita-cita bisa terwujud untuk kemajuan Sumatera Barat,”. Ibarat "jas merah" kata Presiden Soekarno dalam sebuah pidato yang maknanya kita harus mengingat sejarah, ucap Irdinansyah.
Memajukan dunia pendidikan sudah selaras dengan visi misi yang tercantum dalam RPJMD Tanah Datar 2016-2020, “mewujudkan masyarakat Tanah Datar yang madani, berbudaya dan sejahtera dalam nilai-nilai ABS-SBK”.
Bupati sampaikan dalam orasi ilmiah yang berjudul Arah dan Kebijakan Pemerintah Daerah Tanah Datar dalam Mengelola Pendidikan, bahwa Tanah Datar memprioritaskan pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Sektor pertanian menjadi lapangan pekerjaan utama masyarakat hingga mencapai 70% dan dikelola dala skala kecil dan sederhana, Tidak ada lahan pertanian dan perkebunan yang luas, tidak ada pabrik dan industri dan sedikit usaha tambag mineral dan non mineral,” terang bupati.
Karena terbatasnya SDA tersebut, maka Tanah Datar lebih menfokuskan pada pembangunan SDMnya, baik melalui pendidikan formal, informal dan non formal. Bahkan juga pebentukan karakter melalui pendidikan keluarga dan masyarakat.
Potensi SDM ini juga diperkuat oleh sumber daya perantau yang cukup besar karena banyak perantau Tanah Datar yang berkiprah sebagai birokrat, politisi, diplomat, pengusaha, dan lainnya di tingkat nasional bahkan internasional.
Bukti keseriusan pemerintah daerah memajukan sektor pendidikan, Bupati sampaikan beberapa inovasi yang dilakukan, di antaranya.
Pemerintah melakukan penguatan peraturan daerah baik RPJP 2005-2025 dan RPJMD 2016-2020. “Hal ini penting dengan menegaskan bahwa pendidikan prioritas utama dalam pembangunan berkelanjutan,” sebut bupati.
Demikian juga dengan Perda Nomor 1 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pendidikan, di antara isinya memberikan pembinaan yang sama untuk seluruh lembaga pendidikan, baik yang berada di bawah pemerintah daerah maupun Kementerian Agama serta adanya Perda nomor 4 tahun 2008 yang mewajibkan pandai baca tulis alquran bagi siswa SD yang akan masuk SLTP.
Bupati juga sampaikan Tanah Datar punya moto pendidikan yang telah dibuktikan bahwa tidak ada anak Tanah Datar yang tidak bersekolah hanya karena tidak punya dana dan tidak ada anak Tanah Datar yang tamat SLTA dan diterima di PTN, tidak jadi kuliah hanya karena tidak punya biaya.
“Sudah lima tahun Pemerintah daerah memberikan bantuan pendidikan bagi calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk bisa melanjutkan pendidikannya,” ucap bupati yang juga diberi penghargaan sebagai warga kehormatan UNP
Dari segi pendanaan bersumber dari APBD, pada tahun 2012 dibantu sebanyak 499 mahasiswa dengan anggaraan Rp. 1,2 Milyar, 2013 sebanyak Rp. 2,6 Milyar untuk 877 mahasiwa, 2014 Rp. 2,5 Milyar untuk 1.040 mahasiswa, 2015 Rp. 2,3 Milyar untuk 1.100 mahasiswa dan 2016 sebesar Rp. Rp. 2,4 Milyar untuk 1.260 mahaiswa. Tidak hanya itu pemerintah daerah juga mendapat dukungan Baznas Tanah Datar dan juga bantuan perantau.
Tidak salah kiranya kata Bupati, Kabupaten Tanah Datar setiap tahun menempati urutan pertama di Sumatera Barat sebagai daerah yang paling banyak diterima di PTN seperti UGM, UI, ITB, Undip, Unibraw, ITS, Unand, UNP, IAIN dan lainnya. Inovasi ini menjadi salah satu indikator Tanah Datar dinobatkan sebagai penyelenggara pendidikan terbaik berturut-turut dalam lima tahun terakhir.
Selain itu diberikan reward kepada siswa-siswa berprestasi. Lebih dari 1.000 anak telah kita berangkatkan ke Malaysia dan Singapura sebagai reward atas prestasi-prestasi yang diraih baik sebagai juara umum di masing-masing kecamatan, mendapat juara lomba bidang studi, olimpiade, seni dan lomba lainnya di tingkat propinsi dan nasional serta juga didampingi tentunya oleh guru-guru yang berprestasi juga.
Program yang telah digagas semenjak tahun 2006 silam bertujuan membuka wawasan siswa-siswa tentang dunia internasional sehingga menjadi motivasi yang kuat bisa berprestasi lagi di tingkat internasional.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah memberikan reward bagi para hafiz-hafizah di Tanah Datar. Baik untuk ikut studi banding internasional bahkan 4 orang dengan hafalan terbanyak akan diberangkatkan umrah ke Tanah Suci Makkah.
“Menciptakan hafiz-hafizah di Tanah Datar berarti menunjang program pemerintah melahirkan generasi yang berkualitas, cerdas dan berkarakter,” tegas bupati.
Saat ini telah dibentuk 54 rumah tahfiz dan akan bertambah setiap tahunnya. “Kita punya target akan lahir lebih kurang 6.000 hafiz baru di Tanah Datar dengan hafalan minimal 1 juz melalui program pola asuh 1 guru mengaji membimbing 3 muridnya,” katanya lagi.
Selain itu untuk kemajuan pendidikan, pemerintah daerah juga mengikutsertakan para orang tua siswa terutama dalam penerapan pendidikan karakter. Kelas orang tua dilaksanakan empat sampai lima kali dalam satu semester untuk mengkaji, mendiskusikan dan mencari solusi di sekitar permasalahan anak di luar sekolah.
Pemerintah daerah juga melatih guru konseling dan meningkatkan kompetensi guru. “Untuk pengelolaan pendidikan, terjadi peningkatan anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 441 Milyar menjadi Rp. 546 Milyar pada tahun 2016 dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi Rp. 588 Milyar.
Sementara Rektor UNP Prof. Ganefri mengatakan Tanah Datar tidak bisa dilupakan sebagai bagian sejarah terpenting Universitas Negeri Padang. Dari kota Batusangkar inilah kampus yang telah berakreditasi A dan dengan jumlah mahasiswa mencapai lebih 37.000 orang ini lahir dan tumbuh menjadi salah satu kampus yang diminati oleh lulusan SLTA tidak hanya Sumatera Barat tetapi juga datang dari provinsi tetangga.
“Menjadi sebuah kebanggaan bagi civitas Universitas Negeri Padang, cikal bakal UNP lahir di kota Batusangkar Kabupaten Tanah Datar,” sebut rektor yang disambut tepukan meriah dari guru besar dan seribuan wisudawan yang hadir.
Ganefri juga menyambut baik tawaran pendirian kampus UNP di Tanah Datar serta juga menyampaikan dukungan agar bisa didirikan monumen PTPG di Bukit Gombak Batusangkar sebagai tonggak sejarah lahirnya pendidikan tinggi keguruan di Indonesia khususnya Sumatera Barat. (Hp/Irfan)