TANAH DATAR - Sepertinya Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar masih belum mampu memberikan penghargaan kepada awak media, khususnya di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pasalnya, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) Pemkab setempat melenyapkan dana study banding wartawan Tanah Datar dengan alasan penghematan anggaran.
Anehnya, Ketua Tim TAPD yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemkab Tanah Datar, Hardiman kepada para wartawan, Rabu (26/09/17) berkilah tidak mengetahui tentang adanya pemangkasan dana study koperatif awak media ini.
"Coba tanyakan lagi ke Kepala Baperlitbang Alfian Jamrah, karena dia yang banyak mengetahui pengusulan dana tersebut," ucap Hardiman.
Keputusan tim TAPD Tanah Datar ini, dinilai tidak menghargai wartawan Tanah Datar, setelah dana yang diajukan Dinas Kominfo tidak masuk dalam KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara) pada APBD Perubahan 2017.
Sehingga membuat sejumlah wartawan Tanah Datar berkomentar tentang pemangkasan anggaran dengan dalih penghematan.
"Jika berbicara penghematan, bagaimana dengan OPD OPD yang melakukan kunjungan kerja keluar daerah dengan memakai anggaran daerah, selama ini tidak pernah dipermasalahkan wartawan, namun ketika kita meminta sedikit dihargai sebagai mitra kerja pemerintah sepertinya tidak memperjuangkan," ungkap Wirman Darwis salah seorang wartawan senior di Tanah Datar, Kamis (28/09/17) melalui selulernya.
Lanjutnya, jauh jauh hari wartawan Tanah Datar didukung melakukan kegiatan studi banding wartawan Tanah Datar ini keluar daerah, bahkan Wakil Kepala Daerah Zuldafri Darma dan Ketua DPRD Anton Yondra ikut menyatu dengan wartawan ketika dilaksanakan studi banding tahun 2016 lalu.
"Tapi tahun ini sepertinya tim TAPD saling lempar tangung jawab tentang masalah pemangkasan ini," sebut wartawan Bakabanet ini.
Mendapat informasi dana studi banding atau study koperatif terkena pemangkasan, sejumlah wartawan di Tanah Datar sudah melakukan diskusi singkat, dan sudah menghubungi tim TAPD untuk melakukan klarifikasi dan konfirmasi, namun jawaban itu membuat wartawan semakin panas.
"Sepertinya wartawan di Tanah Datar ini dianggap bodoh dengan jawaban tim TAPD yang saling melempar bola, apakah ini yang dikatakan mitra kerja?" ucap Meriyanto salah seorang wartawan madya di Tanah Datar. (Ade)