Notification

×

Iklan

Iklan

MENYEDIHKAN, WARGA PAMASIHAN BERJUANG SEORANG DIRI MELAHIRKAN, TANPA BANTUAN BIDAN

10 September 2017 | 13:32 WIB Last Updated 2017-09-10T08:09:37Z

TANAH DATAR - Sedih, pilu dan gembira. Itu yang dirasakan oleh seorang ibu warga Jorong Pamasihan Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara, Tanah Datar. 

Kenapa tidak, hampir saja Isabella (34) dan bayinya meregang nyawa saat butuh pertolongan tenaga medis, ketika hendak melahirkan, dengan penuh keyakinan ia dan beberapa orang warga berusaha mencari pertolongan hingga akhirnya harus berjuang menempuh jalan yang penuh bebatuan dan lobang hingga 16 kilometer dari rumah sederhana Isabella. 

Pada Sabtu malam (09/08/17) sekira pukul 19.00 WIB, Isabella harus berjuang menahan rasa sakit tanpa pertolongan bidan/tenaga medis di jorong tersebut. 

"Walau akhirnya ia dapat diselamatkan bersama bayinya namun warga sempat kesal karena harus menemani Isabella berjuang mempertaruhkan nyawa bersama bayinya melalui jalan yang sudah tidak layak lagi," ucap Tokoh Pemuda Tanjung Bonai Dodoy bersama beberapa warga yang ikut membantu Isabella saat dibawa kerumah sakit terdekat. 

Warga menyesali, ucap Dodoy, keberadaan tenaga medis di jorong ini, sementara ia melihat Poslindes sudah dibangun beberapa tahun yang lalu, namun tenaganya tidak ada. "Tiga tahun tanpa tenaga medis, dan fasilitas jalan yang sudah sangat tidak layak, warga Pamasihan seperti dianak tirikan pemerintah, sudah 72 tahun Indonesia Merdeka, yang namanya kami disini tidak juga kunjung merdeka mendapatkan hak kesejahteraan seperti warga layaknya," ucap tokoh pemuda ini. 

Tambahannya, setidaknya pemerintah saat ini mulai memperhatikan kondisi di daerah-daerah tertinggal jika ingin mencapai tujuan Tanah Datar sebagi kabupaten yang sejahtera, tidak hanya mementingkan seremonial semata.

"Target nagari harus tercapai untuk mengali potensi alam dan memperhatikan kebutuhan jorong, ini menjadi prioritas pembangunan utama,"  jelas Dodoy yang juga salah satu calon walinagari di daerah tersebut.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar dr. Ermon Revlin kepada media ini melalui telpon selulernya mengakui jika tenaga medis yang diperbantukan di Pamasihan sudah lama ditarik dengan alasan yang tidak jelas.

"Saat ini kita kekurangan tenaga medis maupun paramedis. Sesuai aturan, daerah tidak bisa mengangkat tenaga kesehatan. untuk daerah sulit kita sudah siapkan rumah singgah yang dekat degan Puskesmas untuk persalinan dan sudah diinformasikan kepada masyarakat," jelas ermon melalui pesan WhatsApp (WA)nya.

Sementara itu informasi yang di peroleh dari salah satu dokter yang tidak ingin disebutkan namnya mengatakan, "memang benar ada kasus ibu hamil perdarahan sabtu malam kemarin (9/9). Kasus ibu melahirkan sendiri tanpa ada petugas kesehatan dipamasihan, bayinya sudah keluar tapi plasentanya masih tersangkut didalam, akhirnya dibawa pakai mobil proyek ke puskesmas lubuk jantan dan alhamdulilah bisa di selamatkan dan sudah ditolong namun dalam hal ini pihak yg berkompeten tentulah pemda Tanah Datar (cq BKD dan Dinkes)," ucapnya melalui telepon genggamnya.

Tambahnya, pengangkatan bidan PTT yang biasanya dari pusat/propinsi memang belum ada, tidak tahu apa alasannya, bidan yang dulu sudah dimutasi langsung oleh dinkes (pejabat yang lama) tanpa melalui kepala UPT puskesmas dan tanpa ada penganti hingga saat ini.

Kejadian ini pun menuai banyak komentar warga, terutama di grup WA Luhak Nan Tuo yang mayoritasnya banyak Perantau, Pejabat  Daerah dan Tokoh Masyarakat. "Kalau memang pemda tidak mampu (keterbatasan sumberdaya), bisakah bidan desa diadakan/dibiayai nagari melalui dana desa, Sesuai kewenangan desa (nagari) yg harusnya didukung pemda melalui regulasi lokal. Bukan berarti pemda khusunya dinas kesehatan, boleh lepas tangan dengan kondisi seperti ini. Kasihan rakyat di jorong ini, apalagi anak2 usia dini yang dalam pertumbuhan otak/kecerdasan, mestinya jadi prioritas pelayanan dasar dari pemerintah desa/kabupaten," ucap Asmon Rialdi saat menjawan pasbana.com melalui selulernya yang juga salah satu perantau yang sedang bertugas di Indonesia Timur dalam program pemenuhan layanan dasar kesehatan dan pendidikan di daerah perbatasan dan pulau-pulau terpencil. Semoga kejadian serupa tidak kembali terjadi di Tanah Datar, harapnya. (Put)



×
Kaba Nan Baru Update