Ibnu Mareza Mili Putra, saat menerima Piala usai bermain di Lapangan Gor Agus Salim Padang |
Padangpanjang-- Berasal dari kularga sederhana seorang anak bernama, Ibnu Mareza Mili Putra (17), memiliki keinginan kuat mewujutkan mimpi sang ayah, beranama Zal Vamber (39), warga Tanah Pak Lambiak, Padangpanjang Timur, melalui Sepakbola. Bekehidupan paspasan tidak menyurutkannya untuk mendulang prestasi di dunia sepak bola. Kini putra sulung Zal Vamber itu telah dipinang klub besar Semen Padang FC dan masuk skuat inti junior usia 17 menuju Nasional.
Terlahir dari rahim seorang Ibu bernama Yuliaresmi (37), Ibnu merupakan wujut dari kebahagiaan orang tuanya atas Rahmad Allah, SWT. Ditakdirkan menjadi sorang anak memiliki dari ayah yang pencinta sepak bola, ditubuh remaja berkulit hitam itu telah mengalir darah sepak bola.
Bakat ramaja bertubuh kurus tinggi itu sudah terlihat sejak kecil, dimana Ibnu semasa kecilnya dihabiskan bersama ayah dan sikulit bundar. Meskipun dalam perjalanan karirnya sang ayah hanya sebatas pemain bola antar kampung, namun pria yang berprofesi sebagai tukang ojek di Kota Padangpanjang itu memilik tekat kuat untuk mejadikan anaknya pemain sepak bola professional kelak.
“Bola ibarat Vitamin bagi saya bakhan hampir tiap hari saya bergabung dengan tim sepak bola di Padangpanjang ini untuk belatih. Ya, tapi garis tangan saya berkata lain, saya harus berhenti merumput karena kecelakaan dan mengalami patah kaki,” ujar Zal Vamber seraya berkata sampai kapanpun diriya harus menyandang gelar sebagai pemain bola kampung.
Kini Zal Vamber Junior, terlahir dengan bakat yang mengagumkan. Diusia 9 tahun, sang ayah mengantarkan Ibnu masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) kapur Putih Bancah Laweh, Padangpanjang Timur, untuk belajar bermain sepak bola. Berjalan satu tahun, Ibnu akhirnya hijrah ke SSB Mulia Utama (MU) Padang Reno, setelah ditempa Pelatih Kepala MU, Haris, Ibnu mengalami peningkatan keterampilannya mengolah sikulit bundar dan membawa tim SSB MU menembus semi final Piala Danon antar SSB se Sumatera Barat kala itu.
Melihat penampilan Ibnu disejumlah pertandingan, sejumlah pelatih SSB Kota Padangpanjang mulai melirik bocah kurus tinggi itu untuk bergabung di SSB-nya, saat itu Ibnu memilih untuk berlatih di SSB Generasi Muda Gunung (GMG) Padangpanjang timur.
Setelah menjalani pembinaa di SSB GMG, Ibnu kembali ditawrkan untuk dibina di Akademi Sepak Bola pada Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kota Padangpanjang, dengan sejumlah tenaga ahli sepak bola. Keseriusan dan bakat anak tukang ojek itu menjadi seorang pemain bola hebat diusianya.
Setelah mendapatkan ijazah SMP, Pelatih Kepala Akedemi SSB Porbudpar Riki Tando, merekomendasikan Ibnu untuk ikut seleksi pada Sekolah pembinaan tingkat Provinsi di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar (PPLP). “ Ibnu gagal bersaing dengan pemain lain untuk masuk PPLP,” sebut Riki.
Tidak bisa bergabung di PPLP, Pelatih Akademi Porbudpar dan Akademi Bumi Nusantara Soccer School Padangpanjang itu, harus menempatkan Putra Sulung Zal Vamber itu melalui metode privat.
Maret 2017 lalu, kejuaraan Minangkabau CUP kembali ditabuh, anak besutan Riki Tando tersebut kembali harus diuji kemapuannya dilapangan. Ibnu bergabung dengan tim Kecamatan Padangpanjang Timur dan mewakili Padangpanjang masuk keputaran kedua. Berkat hasil latihan maksimal tim membuat Ibnu dan kawan-kawan tampil dengan baik mengalahkan lawan lawannya hingga mangantongi satu tiket kesemi final.
Berlaga di Stadion GOR Agusalim Padang , membuat Ibnu semakin termotivasi, “Saya harus balas pengorbanan ayah di Agusalim ini, hujan panas, siang malam ayah harus korbankan waktu dan pekerjaannya hanya untuk menjadikan saya pemain bola professional,” ungkap anak belasan tahun itu berniat membalas pengorbanan sang Ayah.
Meskipun tidak berhasil, membawa tim Padangpanjang ke final kejuaraan Minangkabau CUP, Ibnu memutuskan untuk bergabung Akademik Bumi Nusantara bersama sejumlah pelatih, Riki Tando, Roni Pajok, Dolli Damora dan Ihsan.
Memasuki Piala Suratin, Ibnu kembali di rekomendasikan ikut seleksi U 17 Semen Padang. “Alhamdulillah Ibnu masuk skuat inti U 17 Semen Padang FC. Penampilan Ibnu selama Piala Suratin,” Ujar Riki Tando.
Bermain di Piala Suratin memperkuat SP FC U 17, Bocah Padangpanjang itu tampil diluar dugaan, Ibnu tampil garang dilini pertahanan dan mampu menghentikan setiap serangan lawan.
“Ini anak cukup unik, awal seleksi Ibnu memilih posisi depan sebagai penyerang. Kita melihat ini anak punya bakat potensi, tapi bukan tim seleksi menutuskan untuk menerima ibnu, setelah menjalani latihan anak ini setiap kali latihan tampil bagus, kami mecoba untuk merondom posisi Ibnu, akhirnya Pelatih memasang Ibnu dilini belakang,” ujar Asisten Pelatih SP FC Rian Damara.
Selama bergulirnya Piala Suratin itu, Ibnu, tampil lugas dan melakukan banyak penyelamatan selama pertandingan. Laga Final, SP FC mengahdapi PSP Padangpanjang, merupakan pertandingan bersejarah Ryan Damara Alias Toloy, dimana tim SP FC mendapat tekanan kuat dari PSP. Namun, Ibnu tepis kekalahan Semen Padang dilaga final itu.
“Ibnu adalah Cassio Junior SP FC, itu adalah sebutan Ayah Ibnu pada saya. Ya, sejak pertandingan itu kawan kawannya, juga sebut bocah Padangpanjang dengan sebutan Cassio Junior. Selain ada kemiripan wajah, karakter bermain juga ada kemripan,” sebut Toloy seraya mengingatkan Ibnu untuk tidak sombong dan terus berlatih lebih giat lagi. (Putra)