Oleh : Ir SN Hamdi (*
Pasbana.com -- Wisata sebenarnya adalah kegiatan yang sangat sederhana, tapi terlanjur dipikirkan sebagai hal yang rumit oleh sebagian besar orang. Apalagi pada jaman sekarang ketika hampir setiap warga memiliki kendaraan untuk jalan jalan dan HP berkamera yang akan mengiklankan lokasi wisata secara gratis di dunia maya. Sementara Pemerintah terutama para Kepala Daerah masih terlihat kebingungan untuk mengembangkan wisata yang sebenarnya sangat berdampak bagus pada ekonomi warga, mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, informasi, kuliner, warung kecil, pedagang asongan, tukang ojek sampai tukang parkir.
Lihatlah betapa sederhananya, di Bandung ada tempat wisata yang membuat orang ngantri panjang, padahal yang dijual hanya lokasi untuk selfie yang harus dibayar pengunjung. Dan sederhananya, cukup buatkan lapangan yang bersih, letakan bangku dan payung, parkir nyaman, gampang dicapai kendaraan, kuliner tidak mahal, tukang parkir tidak main palak, ada tempat selfie, maka orang akan ramai datang dan industri wisata akan berputar, kalau tak percaya maka Lihatlah di Kelok Sembilan.
Padang panjang terletak dijalan utama Sumatera Barat, maka sudah selayaknya kalau Padang Panjang mengambil peluang tersebut untuk mengembangkan wisatanya, kalau jalan tol Padang-Pakanbaru jadi dibangun mungkin peluang tersebut akan semakin kecil dan sulit direbut. Ditambah lagi dengan banyaknya Sekolah dan Pesantren unggul di Padang Panjang yang memaksa para orang tua serta keluarganya ke Padang Panjang untuk mengunjungi anak-anaknya, dan pasti kalau mereka terkesan tentu akan menceritakan pada kenalan dan karib kerabatnya yang menjadi iklan gatis untuk wisata Padang Panjang. Karena lambatnya respon Pemerintah, maka disekitar Lembah Anai muncul pemandian rakyat yang murah meriah yang dikelola masyarakat dengan kreatif.
Potensi wisata yang paling gampang untuk dikembangkan adalah kegiatan wisata yang memang sudah ada bibitnya di Padang Panjang, tinggal diarahkan, disinergikan serta dikembangkan. Kalau membangun wisata yang baru, selain mahal juga perlu studi mendalam kelayakanya terlebih dahulu, belum lagi dari segi ekonomi dan pengembalian modalnya yang belum pasti untung karena berhubungan dengan daya beli masyarakat. Membangun kereta gantung dari Padang Panjang ke Lembah Anai kelihatanya memang menarik, tetapi dengan investasi yang besar tentu kita harus berpikir ulang tiga kali apalagi kalau menggunakan uang rakyat.
Ada beberapa potensi wisata di Padang Panjang yang masih potensial untuk dikembangkan.
Pendidikan
Dari dulu Padang Panjang sudah dikenal sebagai Kota Pendidikan yang terkenal sampai keluar negeri kendati sempat redup karena kurang inovasi, sekarang Diniyyah Putri, Thawalib Putra, Kauman, SMA 1 Padang Panjang, SMA Sumbar, Serambi Mekah, Nurul Ikhlas, MAN Koto Baru, MTSN 1 adalah sekolah yang terkenal dan punya nama dalam regional Sumatera. Maka kedepan Pemda harus mendukung pendirian sekolah-sekolah khas oleh pihak swasta, carikan lahan, bangunkan gedung, alokasikan anggaran untuk honor guru dll. Toh akhirnya sekolah tersebutlah yang akan menghidupkan Padang Panjang.
Kuliner
Kuliner Padang Panjang sudah terkenal juga dari dahulu, karena letak geografisnya dengan udara yang sejuk dan bergunung maka Padang Panjang menjadi tempat yang nyaman dan nikmat untuk menikmati kuliner. Kalau sekarang sudah ada yang terkenal sampai keluar daerah seperti Sate Mak Syukur, RM Gumarang, RM Pak Datuk, RM Singgalang, RM Aia Badarun, Soto Laris, Ketupat Pitalah dll, tapi semuanya tumbuh dari usaha dan swadaya masyarakat. Kedepan ada baiknya Pemda memfasilitasi dengan membangun semacam ‘rest area’ yang sekaligus menjadi tempat berkumpulnya aneka kuliner , oleh-oleh serta souvenir khas Padang Panjang dan sekitarnya.
Wisata Alam
Wisata alam yang sudah terkenal di Padang Panjang dan sekitarnya adalah Pemandian alam Lubuk Mata Kucing, air terjun Lembah Anai. Kedepan perlu dipikirkan untuk memoderenkan Pemandian Lubuk Mata Kucing tersebut misalnya dengan membuat seluncuran, dan yang tidak kalah penting adalah memisahkan pemandian lelaki dan wanita karena Padang Panjang adalah kota Serambi Mekkah.
Bukit Tui masih belum diolah sama sekali, Air terjun yang ada di sekitar Bukit Tui bisa dikelola dengan baik dan moderen, serta perlu dibuatkan jalur pedestrian jalan setapak keatas Bukit Tui dengan membuat tempat istirahat diatasnya dengan pemandangan kota Padang Panjang, danau Singkarak dan tiga buah gunung menjulang didepan mata nan eksotis.
Perdagangan
Dari dulu Padang Panjang sudah jadi sentra bagi beberapa komoditi di Sumbar, tapi karena pengelolaan pasar yang kurang baik dan semrawut maka satu persatu pedagang memilih pindah, termasuk pedagang sayur. Maka selain membangun fisik pasar perlu juga para pedagang diatur guna menjaga citra Pasar Padang Panjang agar orang nyaman berbelanja. Budaya ‘main pakuak’, harga jauh lebih mahal dari di Bukittinggi, timbangan tidak pas, kebersihan pasar dll perlu diatur dengan ketat. Di pasar juga perlu dibuatkan Mushalla yang nyaman serta ada los khusus pedagang kuliner yang lebih bersih dan moderen dari los ketupat yang ada selama ini. (***)
(* Penulis adalah warga Padang Panjang dan Pemerhati Pariwisata di Kota Padang Panjang