Pariaman - Menjadi yang terbaik dalam peningkatan mutu pelayanan adalah impian setiap rumah sakit dan puskesmas. Sebagai fasilitas publik yang mengurus banyak orang dengan ragam keluhan dan permasalahannya, diperlukan kiat dan seni untuk menanganinya. Hal ini menjadi perhatian khusus oleh Kepala Puskemas Marunggi - Kecamatan Pariaman Selatan, dr.Fitria Syarief. Apalagi pusat layanan kesehatan yang sedang dipimpinnya ini akan menghadapi Akreditasi.
Untuk mempersiapkan infrastruktur, terus dilakukan pembenahan, sementara itu untuk peningkatan wawasan empat puluhan orang pegawai (SDM), diberikan pelatihan seluk-beluk pelayanan dan teambuilding. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Bu dokter Fitria mendatangkan Instruktur dari lembaga BARKA Training & Consulting pada Rabu (20/9). Dengan tema "Melayani Dengan CINTA".
Dalam pemaparan materinya Trainer Maisar Setiawan Munaf memberikan pertanyaan yang menggelitik, "Ibu-ibu mau menjadi Petugas atau Pelayan?". Meski sempat bingung saat mau menjawab, namun akhirnya beberapa orang di antara mereka memberikan pendapat. Banyak yang memilih menjadi petugas, karena beranggapan bahwa pelayan berkonotasi rendahan.
Trainer meluruskan pemahaman tersebut dengan memberikan inspirasi kisah nyata Christopher L Jr yang awalnya berkarir sebagai tukang ledeng atau pipa, kemudian direkrut oleh Mercedez Benz sebagai Manajer bahkan sampai menjadi direktur, karena saat menjadi tukang ledeng dia memberikan pelayanan penuh perhatian sangat menyentuh hati pelanggannya yang ternyata adalah Direktur di Perusahaaan Mobil Eropa tesebut.
Maisar menambahkan istilah "menjadi petugas, Anda akan dapatkan Pasien. Namun jika menjadi pelayan, Anda akan dapatkan Klien". Mendengar istilah tersebut, rata-rata pegawai menganggukan kepala dengan serius. Karena jika saat itu sang tukang ledeng hanya berpikir sebagai Petugas Pipa Air, maka hanya perkerjaannya saja yang selesai, tapi belum tentu membuat sang pelanggan tersentuh dan terkesan. Perhatian maksimal sang tukang ledeng adalah contoh pelayanan sepenuh jiwa yang mampu menggugah dan merubah cara pandang tentang pelayanan.
Bahwa dengan pelayanan maksimal bukannya merendahkan diri, tapi malah mengangkat derajat dan merubah nasib seseorang.
Pada sesi terakhir, Trainer Bastra Sinaro memberikan aktifasi otak dengan Senam Pintar dan sentuhan jiwa dengan terapi suara hati. Semoga kiat dan seni yang diikuti secara total oleh pegawai Puskesmas Marunggi ini dapat meningkatkan pemahaman tentang esensi pelayanan sepenuh hati dan membangun hubungan harmonis antar sesama pegawai.(MM)