Tanah Datar – Bupati Irdinansyah membuka pelaksanaan alek nagari Pacu Jawi Wisata di Sawah Lambah Jorong Padang Panjang Nagari Tuo Pariangan Kecamatan Pariangan, Sabtu (23/09).
Dalam sambutannya Bupati Irdinansyah mengapresiasi panitia yang menggelar kembali alek pacu jawi di Jorong Padang Panjang setelah 4 tahun terhenti.
“Pacu Jawi telah menjadi tradisi masyarakat Tanah Datar yang spesifik, menjadi ikon kebanggaan masyarakat Tanah Datar serta tidak ada di tempat lain sehingga perlu dipertahankan, “ sebut bupati di depan pemuka masyarakat dan pencinta olah raga tradisi ini.
Bupati juga berharap alek pacu jawi ini ke depan menjadi agenda tetap sehingga wisatawan baik nusantara maupun mancanegara khususnya para fotografer mencatat sebagai agenda yang menarik diikuti.
Ditambahkan, alek pacu jawi menjadi ajang promosi yang ampuh bagi pariwisata Tanah Datar yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat khususnya di bidang peternakan. Sapi yang ditaksir harga normalnya Rp. 12 juta, namun ketika tampil baik pada lomba, pernah ditaksir hingga puluhan juta rupiah.
Selain itu bupati mengingatkan masyarakat, nama Nagari Tuo Pariangan telah tersebar ke mana-mana bahkan sampai mancanegara. Titel desa terindah di dunia membuat wisatawan berbondong-bondong datang ke Pariangan.
“Rahmat dan nikmat Allah SWT ini patut disyukuri dan dijaga sebaik-baiknya,” pesan bupati.
Bupati ajak masyarakat menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan yang berkunjung, “Mari kita hormati tamu, perlihatkan keramahtamahan, kita tunjukkan mana sawah satampang baniah, mana kuburan panjang Tantejo Gurhano dan sebagainya,” ucap bupati agar wisatawan merasakan langsung nilai-nilai budaya Minangkabau yang menghormati sesama hidup di tengah-tengah masyarakat.
“Pemerintah daerah terus berusaha membenahi infrastruktur yang ada di keempat jorong yang ada, Jorong Pariangan, Sikaladi, Guguak dan Jorong Padang Panjang ini,” ucap bupati.
Sementara Ketua Pelaksana H. Arisno Dt Andomo menyampaikan alek nagari ini terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2013 silam serta berdasarkan aspirasi masyarakat menginginkan kembali dilaksanakan.
Ditambahkan, “menurut sejarahnya, Pacu jawi pertama kali dilaksanakan di nagari Tuo Pariangan tepatnya di Sawah Pancuang Talang,”ucap Dt Andomo yang juga Ketua BPRN Pariangan.
Dijelaskan pacu jawi mengandung sebuah filosofi tidak ada yang kalah dan menang, namun di kedepankan nilai “nan rancak makanan nilai, nan kurang makanan tukuak”.
Dt Andomo juga ingatkan selama pelaksanaan 4 kali setiap hari Sabtu tidak terjadi praktek judi. “Jika ditemukan adanya praktek judi, telah menjadi kesepakatan bersama alek ini langsung dihentikan,”tegas Dt. Andomo.
Hal ini penting diingatkan, alek pacu jawi sebagai tradisi yang diakui dalam adat budaya Minangkabau harus mengacu pada nilai Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.
Turut hadir Plt. Camat Paringan Herison, Forkominca, Kabid Olahraga H. Jemmy, Pj. Walinagari Paringan Mulyadi dan Ketua Porwi Tanah Datar Fahmi. (Hp-wn)