Pasbana.com -- Seringkali orang memaknai bahwa kesuksesan itu adalah uang yang banyak, rumah yang megah, mobil yang mengkilat, kedudukan yang tinggi pangkat dan jabatan luar biasa dan lain sebagainya. Hamka dalam Tasawuf moderen mengatakan bahwa kebahagiaan yang seperti diatas bukanlah kebahagiaan sejati, melainkan kebahagian laduni atau hanya sementara. Lalu apakah yang dikatakan kebahagiaan..? Dan apa langkah yang harus dilakukan agar mendapat kebahagiaan tersebut ?
Alqur,an memberikan beberapa kerangka atau kiat-kiat yang bisa menghantarkan menuju kesuksesan hidup yang dicari. Uang banyak, harta melimpah belum tentu bisa menghantarkan seseorang kepada kebahagiaan. Imam Al-Ghazali malah mengatakan, bahwa bahagia itu ada beberapa tingkatan yang dicari:
Pertama bahagia akhirat, kedua keutamaan budi akal dengan menyempurnakan akal dengan ilmu, dengan iffah (terjaga kehormatan), dengan wara’ dan sajaah atau berani karena benar .
Kedua. Selanjutnya bahagia itu dapat dirasakan dengan melalui kesempurnaan yang ada pada tubuh yakni; sehat, kuat, elok yaitu gagah dan cantik dan umur yang panjang. Semua itu bisa didapat dari faktor diluar diri, kaya harta yang diiringi dengan kaya famili, anak, karib kerabat, terpandang dan terhormat serta mulia keturunan. (Hamka dalam Tasawuf Moderen).
Demikian halnya jika kita ingin bahagia, bagaimana semua yang kita miliki dapat menghantarkan jiwa kita merasa tentram dan bahagia sehingga tidak dapat meganggu aktivitas yang kita lakukan.
Menurut teori lain (Tolstoy) kebahagiaan adalah bagaimana engkau mencintai orang lain sebagaimana engkau mencintai diri sendiri. Dan engkau akan merasa bahagia lagi jika teman teman disekeliling mencintai engkau sebagaimana cinta pada dirinya sendiri. Maka amanlah dunia ini, teraturlah pergaulan hidup dan ramailah tempat tempat ibadah.
Sebagai mana Firman Allah:
“Berpegang teguhlah kalian semua kepada tali Allah dan janganlah berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu, ketika kamu bermusuh musuhan kemudian Allah satukan hati kamu semuanya sehingga dengan segera kamu telah menjadi saudara deisebabkan nikmatNya. (QS 3:103).
Dan hadis Nabi SAW:
“Tidak beriman salah seorang dari pada kamu sebelum saling mencintai”, (HR Bukhari).
Dari keterangan diatas memberi pemahaman kepada kita, bahwa salah satu resep sukses dalam hidup menuju kebahagiaan adalah dengan terbangunnnya hubungan yang baik sesama manusia lainnya, atau bagaimana hubungan antara seseorang dengan orang lain. Kesemua itu bisa berjalan bukan hanya mengandalkan materi namun adalah ketika terjalinnya komunikasi aktif dan menyenangkan, saling bersapa, berteguran, saling sopan dan saling menghargai dengan rasa cinta satu sama lainnya.
Bahagia dan sukses bukan diukur dengan banyaknya harta atau materi, pangkat dan jabatan tapi yang lebih penting ketika seseorang disenangi dan memberi kesenangan dan mendapat kesenangan setiap interaksi pergaulannya. Paergaulan yang baik akan menghantarkan manusia itu menuju kebahagiaan yang nanti sama sama mau berbuat dan sama berlomba menghantarkan sesama ke Surga.
Allah berfirman ” Bertolong-tolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan takwa dan janganlah kamu bertolong tolongan dalam dalam permusuhan. (Almaidah:2)
“ Mukmin dan mukmin lainnya adalah laksana rumah batu, yang satu menguatkan yang lainnya HR.Muslim Turmizi).
Apalah artinya uang melimpah, wajah cantik rupawan dan berpangkat tinggi , kalau dalam pergaulan hidup selalu dibenci dan dimusuhi orang lain. Tiada kata lain untuk masa depan kita selain mencoba berbuat yang menyenangkan bagi orang lain.
“ Barang siapa yang berbuat baik (balasannya) adalah untuk dirinya, dan barang siapa berbuat Buruk (kepada saudaranya) balasannya untuk dirinya sendiri ” (QS.Ajjasiyah;15)
Arti Sukses Menurut Islam
Semua orang ingin sukses, tapi tidak semua orang berhasil sukses. Kenapa? Masalahnya cuma satu: gagal menemukan arti sukses sebenarnya.
Ada orang yang merumuskan arti sukses dengan pengertian yang sederhana. Akhirnya, ia pun merasa sudah mencapai sukses meski tanpa berbuat apa-apa. Mengalir seperti air apa adanya, begitu katanya.
Ada juga orang yang merumuskan arti sukses dengan pengertian yang rumit. Akhirnya, ia pun merasa sulit mencapai sukses, ya sudah mau bilang apa? pasrah aja, barangkali sudah takdir, begitu katanya.
Jadi, apa arti sukses sebenarnya?
Sukses adalah sebuah pencapaian. Apa yang hendak dicapai?
Sukses adalah bergerak maju mencapai tujuan. Kemana hendak dituju?
Sukses adalah mendapatkan sesuatu yang dikehendaki. Apakah itu?
Sukses adalah sebuah proses perjalanan. Tanpa mendapatkan sesuatu?
Sukses adalah memperoleh penghargaan. Dari siapa?
Mari kita bertanya kepada Yang Maha mengetahui dan Maha Bijaksana.” Sesungguhnya telah kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya”? (QS. 21:10).
Kemuliaan = Kesuksesan
Kalau begitu, mari kita membaca Alquran untuk memahami:
Apakah arti sukses?
Bagaimanakah mencapai sukses?
Siapakah orang sukses itu?
Apakah arti sukses?
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah sukses. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. 3:185)
Jadi, sukses adalah masuk surga. Terserah apa profesi kita hari ini, yang penting kita bisa masuk surga.
Bagaimanakah cara mencapai sukses? Bagaimanakah cara masuk surga?
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. 2:214).
Sukses bukan khayalan. Sukses hanya dicapai dengan perjuangan dan pengorbanan. Berat ya? jangan khawatir, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Allah akan menolong kita sebagaimana Allah menolong hamba-hamba-Nya yang beriman sebelum kita.
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),” (QS. 40:51)
Pantaskah kita mendapatkan pertolongan Allah?
Bukan soal pantas tidak pantas, yang jadi soal, apakah kita sedang berjuang mencapai sukses hingga Allah berkenan memberikan pertolongan-Nya? Siapa yang berjuang, dialah yang ditolong.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”(QS. 47:7).
Nah, jika Allah sudah memberikan pertolongan, apakah masih terasa berat perjuangan menuju sukses sejati?
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaknya kepada Allah saja orang-orang mumin bertawakkal. (QS. 3:160)
Bertawakkal kepada Allah = menyerahkan segala urusan kepada Allah = menyelesaikan segala urusan dengan cara-cara Allah = caranya pakai cara Allah, ya hasilnya terserah Allah. Habis perkara.
Jadi, bagaimana soal urusan mencapai sukses sejati, yaitu mencapai surga?
Jawabnya cuma satu: pakai cara Allah, jangan pakai cara sendiri!
Bagaimanakah cara Allah yang harus kita terapkan untuk mencapai sukses sejati?
Nah, untuk dapat menjawabnya, kita harus selesaikan pertanyaan ketiga: Siapakah orang sukses itu?
Sukses Menurut Al-Qur'an
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat lebih baik dan kekal.”(QS. A'Alaa, 87: 14 - 17)
Siapakah orang yang tak ingin meraih kesuksesan? Tentunya, setiap orang mengidam-idamkan kesuksesan. Pada umumnya, masyarakat memahami arti kesuksesan identik dengan pencapaian cita-cita, harapan, serta keinginan. Simpelnya - Kata sukses berarti pencapaian keberhasilan atau keberuntungan atas wujud nyata dari apa-apa yang dicita-citakan.
Lantas bagaimana makna, “Sukses Menurut Alquran?” Dalam Alquran kata sukses terbagi menjadi 3 (tiga); al-falaah, an-najaat, danal-fauz. Menurut tata bahasa, al-falaah berarti kemenangan, kelestarian, kekekalan, keberuntungan, dan kebertahanan hidup. An-najaat berarti keselamatan atau keterhindarandari bencana serta kegagalan, dan terhalaunya hambatan. Adapun al-fauz berarti keberhasilan atau keberuntungan yang baik.
Dari ketiga kata yang bermakna sukses tersebut di atas, yang mendominasi disebut dalam Alquran adalah Al-falaah. Ini membuktikan pengertian secara bahasa dari kata Al-falaah sudah mencakup makna an-najaat dan al-fauz. Lebih dari 15 kali, kata Al-falaah disebutkan dalam Alquran, baik variasi ataupun derivasinya.
Beragam ayat dalam Alquran yang berkaitan dengan al-falaah, hampir rata-rata berisikan implementasi dan merefleksikan 5 hal tersebut di bawah ini.
Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit, dan memperburuk keadaan diri (An-najaat),Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak, baik dan sentosa (Al-falaah),Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-fauz wa an-najaat),Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah), keberadaannya dikenang secara positif sepanjang sejarah, mendapatkan kehidupan damai (kekal) di dunia dan kehidupan akhirat.
Kata kunci adalah Tidak ada dalam Qur,an urusan dunia yang abadi disebutkan Allah .Susah senang serta kebahagiaan dunia pasti ada jalan keluarnya, sedangkan diakhirat pasti kekal dan abadi, semoga... (bersambung).
*) Penulis Adalah Anggota DPRD Padang Panjang dan Bakal Calon Walikota Padang Panjang Di Pilwako 2018