Padangpanjang– Untuk menumbuhkan bakat-bakat baru kreator seni pertunjukan Indonesia, yang digagas oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Garin Nugroho kembali diselenggarakan di Malang, Kudus, Padangpanjang dan Bandung.
Kota Padangpanjang merupakan Kota ke-tiga dari empat kota yang akan dikunjungi oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Garin Nugroho. Untuk Kota Padangpanjang diadakan di Gedung Auditorium Boestanul Arifin Adam, Institute Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Kamis (5/10).
Garin Nugroho mengatakan, seni pertunjukan terus tumbuh dan berkembang di Indonesia, namun hal ini tidak dibarengi dengan regenerasi kreator muda yang mampu terus konsisten berkarya sekaligus membangun komunitas seni di lingkungannya.
“Berdasarkan hal tersebut, kami mengadakan program ruang kreatif yang mencari bakat-bakat para seniman muda baru di dunia seni. Kami berharap, melalui program ini dapat melahirkan para seniman muda Indonesia di dunia seni pertunjukan, yang mampu bersaing dengan seniman yang ada di dalam maupun luar negeri," terang Garin Nugroho.
Garin Nugroho juga mengatakan, Program ini terbuka untuk seniman muda Indonesia dengan usia maksimal 30 tahun dan tergabung dalam komunitas seni. Mempunyai gagasan pementasan dituangkan dalam ‘Proposal Art Project’.
“Peserta dapat mengikuti ruang kreatif dengan cara mengirimkan proposal yang berisi gagasan pementasan dan mengisi serta mengirimkan formulir melalui email paling lambat 30 Oktober 2017,” lanjutnya.
Nantinya, sebanyak 25 peserta terseleksi yang diwakili oleh pimpinan produksi kelompok komunitas seni berhak mengikuti workshop di Galeri Indonesia Kaya pada tanggal 19 – 22 November di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
Sementara, dalam rangkaian program Bincang Seni Pertunjukan Indonesia diisi dengan bincang-bincang menarik, dengan para instruktur dari seniman professional yang membagi ilmu dan pengalaman menangani proyek seni kolaboratif, seperti Ratna Riantiarno dari Teater Koma, Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung, Maudy Koesnaedi, aktris dan pembina Teater Abnon serta Agus Noor yang dikenal sebagai sutradara handal di bidang seni pertunjukan.
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan, program Ruang Kreatif telah rutin diadakan di Galeri Indonesia Kaya selama hampir dua tahun. Dibuat dengan tema yang beragam dan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda, sehingga tidak hanya menikmati pertunjukan tetapi juga mengetahui proses awal dalam sebuah seni pertunjukan.
“Tahun lalu, bersama Garin Nugroho, kami membuat program Bincang Seni Pertunjukan Indonesia, dengan harapan dapat menemukan dan melahirkan bakat-bakat baru kreator seniman muda Indonesia. Melihat antusiasme kelompok seni yang tersebar di Indonesia, kami mengadakan kembali program Bincang Seni sehingga proses regenerasi di bidang seni pertunjukan Indonesia tetap ada,” ujar Renitasari Adrian.
Renitasari Adrian menambahkan, sebanyak 25 peserta terpilih nantinya tidak hanya mengikuti workshop di Galeri Indonesia Kaya, namun juga akan berkesempatan untuk menyaksikan pementasan Teater Koma pada tanggal 19 November mendatang dan melihat bagaimana proses produksi di belakang panggung sebuah pertunjukan seni.
“10 peserta terbaik dari 25 peserta terpilih juga akan berkesempatan untuk menampilkan karyanya di setiap akhir pekan di bulan Maret dan di awal bulan April 2018 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta,” lanjutnya.
Rektor ISI Padangpanjang Prof DR Novesar Jamarun mengatakan, bagi orang seni, bincang kreatif pertunjukkan seni dengan orang profesional sangat menguntungkan pada institute ini, dan kegiatan bincang seni pertujukkan ini harus dijaga, dipelihara dan dijadikan moment untuk menjadikan ISI lebih baik.
"Terakhir kali kegiatan ini diadakan di tahun 2011. Dan kita berharap kegiatan bincang seni ini setiap tahun diadakan disini, karena pusat seni Indonesia disini tempatnya. Dan apabila diadakan disini lagi nantinya, kita akan buka untuk umum," terangnya.
Membahas sekilas tentang Bakti Budaya Djarum Foundation, PT Djarum memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan yang turut berperan serta dalam memajukan bangsa dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempertahankan kelestarian sumber daya alam Indonesia.
Bakti Budaya Djarum Foundation, sejak tahun 1992 konsisten menjaga kelestarian dan kekayaan budaya dengan melakukan pemberdayaan, dan mendukung insan budaya di lebih dari 2.500 kegiatan budaya.
Bakti Budaya Djarum Foundation juga melakukan pemberdayaan masyarakat dan rutin memberikan pelatihan membatik kepada para ibu dan remaja sejak 2011 melalui Galeri Batik Kudus. Hal ini dilatar belakangi kelangkaan dan penurunan produksi Batik Kudus akibat banyaknya para pembatik yang beralih profesi.
Untuk itu, Bakti Budaya Djarum Foundation melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan keterampilan dan keahlian membatik kepada masyarakat Kudus agar tetap hadir sebagai warisan bangsa Indonesia dan mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa menghilangkan ciri khasnya. (Delma)