Oleh :
Muhammad Jamil S.Ag Labai Sampono
|
Pasbana.com -- Dalam sebuah literatur disebutkan bahwa syarat martabat seorang pemimpin di Minangkabau adalah;
1. Berakal
2. Berilmu
3. Kaya (maksudnya kaya dengan alam pikiran)
4. Murah dari pihak hartanya
5. Jaga dan Ingat (punya kesadaran)
6. Sabar. Yakni sabar hatinya kepada anak kemenakan
Dan menurut Idrus Hakimi Dt Rajo Penghulu,martabat kesempurnaan seorang penghulu adalah:
1. Ingek dan Jago Pado adat.
2. Ber-Ilmu (berfaham, bermakrifat, yakin dan Tawakal pada Allah SWT)
3. Kayo (kaya)
4. Murah
5. Hemat dan cermat
6. Sabar dan benar
Dari dua pendapat ini dapat diambil beberapa sifat dan martabat seorang penghulu harus:
1. Berakal
2. Berilmu
3. Kaya
4. Murah
5. Hemat dan cermat
6. Jaga
7. Dan sabar
1. Berakal
Akal pikiran adalah dimensi tertinggi setiap manusia. Layaknya seorang penghulu harus mempunyai pikiran normal, cerdas dan terampil. Dalam agama Islam Berakal adalah syarat pertama setiap ketentuan makhluk dibebabani hukum. Hukum dalam Islambelum berlaku bagi tidakberakal, (gila). Logikanya adalah setiap orang yang memegang tanggung jawab harus mampu membedakan antara yang baik dengan yang buruk. Semua itu adalah timbangan akal.
Kecerdasan dan kearifan sangat penting dalam membina kaum, mampu menalar setiap persoalan yang muncul dalam kaumnya. Kecerdasan sangat diperlukan yangmenjadikan dirinya, sebagai panutan dalam kaum.
Seorang penghulu harus mempunyai pendidikan tinggi minimal (S.1), sebab kemajuan zaman dan tekhnologi menuntut seseorang meningkatkan kuwalitas diri, jika pemimpin tidak memiliki kapasiatas ilmu yang tinggi terjadi kesenjangan antara Ninik mamak (penghulu) dengan kaum. persoalan datang akan menjadi besar, bila penghulu tidak bisa mengimbangi pola pikir anak kemenakan yang berpendidikan tinggi.
Islam sangat menghargai orang yang mempunyai wawasan luas, punya cakrawala dibanding seseorang yang tidak berwawasan.
Allah dan rasul sangat mencintai hambanya yang senatiasa mau berpikiran cerdas denganmenggunakan akal, sehingga melahirkan pikiran jernih:
Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 190:
“Sesunguhnya penciptaan langit dan bumi dan penciptaan siang dam malam adalah menjadi tanda bagi kaum yang berakal.
2. Berilmu
Perkembangan zaman menuntut setiap individu untuk meningkatkan Ilmu pengetahuan, orang yang ketinggalan ilmu dan informasi akan digilas oleh zamannya. Peradaban manusia yang semakin hari kianberkembang dan meningkat sangat berpengaruh terhadap prilaku manusia itu. Hal ini sangat memungkinkan manusia untuk bisa lebih unggul ketika mampu mengimbangi kemajuan zaman.
Ilmu pengetahuan bagi manusia adalah kebutuhan, sama halnya manusia butuh makan sebagai energi tubuhnya. Begitupun jiwa dan akal manusia juga membutuhkan siraman ilmu untuk penyubur cakrawala wawasan. Banyak ayat dan hadist bicara soal ilmu “ Apakah sama orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu....(Q.S. Al-Mujadalah: 11). Dan Allah akan mengangkat derjat orang yang berilmu dan beriman beberapa derajat(QS.Azzumar:9).
Penghulu sebagai orang terdepan kaum, harus menambah kapasitas Ilmu pengetahuan agar ia bisa menyesuaikan kepemimpinannnya dengan kemajuan zaman. Hampir dipastikan setiap anak kemenakan penghulu saat ini berpendidikan tinggi.
Pengetahuan adat penting namun pengetahuan Ilmu Agamajauh lebih pentiing. Bukankah setiapkali Penghulu berpepatah mengatakan, “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” syarak mangato adat mamakai”?. Ketika tidak ada keseimbangan oleh penghulu dalam kepemimpinan akan diremehkan oleh anak kemanakan.
Ini adalah realita dalam setiap suku dan kaum, ketika sang penghulu tidak mampu mengimbangi pola pikir dan ilmu pengetahuan anak kemenakannya. Dan ini pulalah awal dari petaka, percekcokan sehingga menjurus kepada sengketa internal dengan kemanakan. Semua keretakan itu berawal dari cakrawala penghulu dalam setiap menyikapi masalah. Makin luas ilmu penghulu semakin luas jalanmenyelesaikan persolan anak kemenakan.
3. Kaya /berharta
Kayo (kaya) maksudnya kayo dengan budi, lapang alamnya dan pikirannya serta kaya dengan materi(pen).Secara etimologi berarti memiliki harta benda sebagai bekal kehidupan, sehingga penghulu bisa lancar dalam menjalankan tugas kepemimpinannya mengurus kaumnya dalam nagari. Mustahil segala sesuatu bisa berjalan lancar tanpa didukung oleh dana dan biaya. Untuk hal menyangkut materi penulis agak sedikit menyoroti agar kedepan menjadi bahan dalam kaum sebagai bentuk sumbang sih kaum memperkuat kinerja penghulu dalam kaum.
Dalam aturan adat biasanya seorang penghulu memeiliki, sawah panggadangan, (sawah abuahan, atau sawah singguluangan). Artinya setiap penghulu yang diangkat menjadi datuk dalam kaumnnya memiliki bekal dasar penopang ekonomi keluarga. Penghulu menghabiskan waktu berhari hari dalam menyelaesaikan masalah kaumnya. Adalah naif dan zalim Jika penghulu sebagai seorang ayah dalam keluarga tidak memberikan nafkah.
Perhatian bantuan ekonomi kepada penghulu kaum dalam masyarkat Nagari di Minangkabau makin hari kian berkurang. Banyak penghulu yang diangkat oleh kaumnya tidak memiliki sawah panggadangan atau sawah abuahan tadi. Akibatnya terjadi kepincangan ekonomi dalam melaksanakan tugas kepenghuluannya. faktor ini yang membuat tersendatnya tugas penghulu karena tidak ditopang ekonomi memadai. Barangkali ini pulalah kalau pada saat sekarang adanya kaum muda yang tidak mau diangkat menjadi penghulu. “Baban Barek Singguluang Batu.” Demikian kalimat sering terucap.
Tidak adanya lagi sawah panggadangan disebabkan telah dijual atau digadaikan oleh kaum itu sendiri, mungkin oleh penghulu sendiri atau kemenakan yang merasa lebih berhak dan faktor lainnya.
Lalu apa jalan keluar dari persoalan Ekonomi ini?
Zaman berubah masa berganti, kemajuan sudah sangat pesat. Maka Setiap nagari perlu mencari alternatif lain pengganti sawah penggadangan untuk menunjang tugas penghulu membantu ekonominya. Adalah hal yang wajar kaum dinagari menopang perekonomian penghulunya melalui sumber lain. Sawah panggadangan, atau sawah abuahan yang dulu sebagai salah satu milik datuak atau penghulu tidak ada lagi, kebutuhan makin meningkat, tugas makin menumpuk, semua bisa lancar dengan adanya dana”Bajalan baaleh tapak” demikian kata pituah. Sawah panggadangan adalah simbol ekonomi atau simbol gaji dan honor dari kaum diperuntukkan bagi penghulu dalam kaumnya. Maka adalah sangat tepat ketika syarat seorang diangkat menjadi penghulu harus mempunyai Sawah Panggadangan. Artinya setiap penghulu mendapatkan Honor tunjangan tugas dari kaumnya.
Selanjutnya di pemerintahan tingkat daerah dengan juklak dan juknis formal perlu merumuskan. Melalui kaum juga perlu membuat aturan salingka nagari, dengan demikian akan membantu mengatasi persoalan Ninik mamak dalam menjalankan tugas. Kelancaran tugas penghulu dalam kaum juga dapat melancarkan roda pembangunan dalam Nagari seterusnya akan melancarkan tugas pemerintah. Basis dasar pembangunan masyarakat terendah dalam suatu daerah adalah Nagari, jika nagari aman dan makmur otomatis kemakmuran daerah itu sendiri. Kesemua itu bermuara kepada suku dan kaum sebagai kelompok penentu di nagari dan Sumatera Barat umumnya.
Disamping arti kayasecara arti materi juga berarti kaya dalam alam pikiran, berkata kata, menuju kebaikan(Datuak Tuah dalam Tambo alam minangkabau). Sedangkan menurut Idrus hakimi Dt Rajo penghulu, kayo (kaya) itu berarti seorang penghulu kaya dalam alam pikiran mengarahkan anak kemenakan. Kayo hati dengan kebenaran sehingga akan lahir sikap tegas dan bijaksana.
Kebijaksanaan bisa lahir jika keseimbangan antara materi dan hati. Artinya kecakapan bisa lahir ketika ditopang oleh dua hal ini(pen.).
Allah berfirman:
Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?"QS.Al-An,am:53
Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain..QS.Al-An’am:133.
4. Murah
Murah disini maksudnya adalah tidak kaku dalam pergaulan dan terbuka dalam sikap. Dengan demikian selalu memberi kemudahan dalam setiap persolan yang ada. Tidak mempersulit setiap urusan yang timbul dalam kaum dan nagari. Dalam diri seorang penghulu murah senyum, murah menyapa, murah dalam pergaulan, bijak mengambil keputusan, teliti, suko baragiah jo mambantu.
Dalam arti yang lebih luas murah juga berarti seorang yang pemurah dalam segala persoalansosial, dermawan, pemaaf dan sabar.
Firman Allah: Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.Surat al-Anfal ayat 66
Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha pemaaaf lagi Maha Pengampun. Surat Annisa’ ayat 99
5. Hemat dan cermat
Hemat dan cermat adalah bagian dari martabat penghulu. Seorang yang cermat akan melahirkan sebuah kebijakan yang teliti, pandai menimbang dan mengingat, sehingga setiap kebijakan seorang penghulu mempunyai pertimbangan yang matang.
“Indak mangelokkan galah dikaki,
Indak malabiahkan lantai tampaek bapijak,
Dek sio sio nagari alah,
Dek cilako utang tumbuah,
Mangana awa jo akhia,
Mangana manfaat jo mudharat,
Dalam awa akhia mambayang,
Dalam kulik mambayang isi”
Islam menjelaskan dalam surat Annahal ayat 95:
“Janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah), sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. QS.Annahal ayat 95
6. Jaga(Hati Hati)
Idrus Hakimi menuturkan,jago(jaga)adalah Ingek dan Jago pado adat. Tindakan seorang pemimpin harus mencerminkan perilaku orang sadar dan sehat. Perkataan, perbuatan dan perangai harus prilaku sadar dan dewasa. Bahkan berjalan bertutur, makan dan minum serta segala tindak tanduk harus dijaga dengan hati hati. Penghulu harus Ingek(ingat) dia adalah contoh yang akan menjadi panutan dalam kaum dan nagari.
“Setiap kamu pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannnya terhadap yang dipimpinnya” (hadits)
7. Sabar
Seorang pemimpin harus sabar dalam melaksanakan tugasnya. Penghulu adalah panutan dalam kaumnya, maka setiap penghulu harus bersifat sabar. Seorang penghulu tidak pemarah,Mahariak mahantam tanah, bakareh arang dilabuah nan rami, sebab penghulu, pai tapaek batanyo dan pulang tampaek babarito. Sabar dan lapang dada, tidak angkuh dan sombong, pemaaf dari bermacam kesalahan anak kemenakannya yang banyak tingkah.
“Indak bataratik bakato asiang’
Bukan mahariak mahantam tanah,
Pandai batengggang di nan rumik,
Dapek bakisa di nan sampik
Alah bakarih samparono,
Bingkisan rajo Majopahek
Tuah basabab bakarano,
Pandai batenggang di nan rumik”
Allah brrfirman bagi pemimpin yang sabar dalam menjalankan tugasnya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS.As-Sajadah: 24).
Dan Firman Allah dalm surat Al-Anfal ayat 66:
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS: Al-Anfal:66)
Begitu martabat seorang penghulu di Alam Minangkabau, seyoganya kalau penghulu sangat disanjung didalam adat Minangkabau sebagai pemimpin masyarakat dan Umat. Dan kalau kita lihat pada kepribadian Penghulu melekat fungsi kepemimpinan.
Sebagai aanggota masyarakat, sebagai mamak dalam dalam nagari, sebagai sumando dirumah isteri, sebagai bapak bagi anak anaknya dan sebagai mamak (pemimpin dalam kaumnya.)
Kokohnya Gelar penghulu atau yang disebut datuak diterima secara turun temurun yang dipangku oleh seorang laki laki di Minangkabau. Ini adalah penghargaan teringgi kepemimpinan di Minangkabau yang lebih mendahulukan laki laki diberi gelar yang bertali dalam garis keturunan Ibu (matrilneat). Seperti pepatah adat mengatakan.
“Batuang tumbuah dibuku
Karambia tumbuah di mato,
Nan batunggua bapanambangan,
Nan basasok bajarami.
Dimano batang tagolek,
Disinan cendawan tumbuah.
Maksudnya adalah, bila penghulu kaum meninggal dunia saat itu juga di umumkan penggantinya. Yakni ditanah tasirah (dipandam pakuburan).Artinya kepemimpinan sangat diutamakan dalam kelanjutan hidup di dalam kaum dan nagarinagari Minangkabau