Foto: Jilatang Is Installed saat pertunjukan ( Dokumentasi: Mak Lenggang ) |
Padangpanjang -- Jilatang Is Instaled #2 hadir kepada khalayak dalam rangka Dies Natalis ke 52 (23/11) di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam.
Jilatag is installed #2 Welcome to ranah miang ini digarap oleh tiga orang, karya – sutradara Wendy H.S, Komposer ada, Leva Khudri Balti dan Koreografer Emri Rangkayo Mulia. Kepada media, Wendy H.S menyampaikan “ Kami menggunakan falsafah minang tungku tigo sajarangan dan Emri Rangkayo Mulia lah tungku ....eh engku , " ungkapnya diselingi candaan.
Wendy menambahkan, "Berangkat dari sebuah mitos tentang jilatang, yang kemudian dibaca ulang ketika semua orang tidak menyenangi jilatang dengan miangnya, di Minang sendiri bahkan jilatang dipergunakan sebagai tonggak pada balairung sari, dulunya disebut balai ruang Panjang di Kanagarian Tabek Patah . Balai ruang panjang Panjang ini beratapkan langit berdindingkan embun.
Emri Rangkayo Mulia menegaskan "Kemudian ide ini di baca ulang lagi menjadi sebuah pertunjukan. Wandy H. S tak lagi menyebut pertunjukan ini, pertunjukan tari, teater, atau pertunjukan musik. Ia menyebutkan ini hanya pertunjukan bukan seni pertunjukan. Tidak ada lagi pengotakan-pengotakan dalam pertunjukan ini. Pertunujukan ini seperti randai. Randai itu termasuk kemana kata orang, tari karena ada gerak, kata orang teater, teater karena ada dialognya, dan kata orang karawitan, karawitan karena ada musik tradisional disana, " paparnya.
Khudri sang komposer yang juga aktor menjelaskan "Pemilihan pupuik sarunai sebagai bagian dari musiknya. Komposer ingin menghadirkan warna bunyi bukannya melodi, dan lebih mendekatkan pada ritualnya. Vocalnya sendiri berasal auak atau dalam budaya berburu babi adanya bakuai. Pertunjukan ini sebenarnya menghadirkan sesuatu yang sangat tradisional sebenarnya, " jelasnya.
Pertunjukan ini merupakan produksi yang kedua dari Indonesia Performance Syndicate (IPS), produksi yang kedua ini merupakan hibah kelola yang didukung oleh First State Investment dan city Indonesia. " Sudah lima kali Jilatang Is Installed di pertontonkan kepada khalayak ramai, " seloroh Wendy sang Sutradara yang sekaligus menjadi aktor dalam pertunjukan tersebut.
Wendy menambahkan, "Berangkat dari sebuah mitos tentang jilatang, yang kemudian dibaca ulang ketika semua orang tidak menyenangi jilatang dengan miangnya, di Minang sendiri bahkan jilatang dipergunakan sebagai tonggak pada balairung sari, dulunya disebut balai ruang Panjang di Kanagarian Tabek Patah . Balai ruang panjang Panjang ini beratapkan langit berdindingkan embun.
Jilatang yang tidak disenangi justru menjadi hal yang penting. Begitulah masyarakat Minang dahulunya. Teks tersebut yang kemudian dibaca ulang dengan konteks politik identitas, sejak lama masyarakat Minang sudah bersifat prular contohnya, jilatang miang diatas orang minang menjadikannya sesuatu yang penting walaupun banyak yang tidak senang atau tidak suka dengannya ," tuturnya.
Emri Rangkayo Mulia menegaskan "Kemudian ide ini di baca ulang lagi menjadi sebuah pertunjukan. Wandy H. S tak lagi menyebut pertunjukan ini, pertunjukan tari, teater, atau pertunjukan musik. Ia menyebutkan ini hanya pertunjukan bukan seni pertunjukan. Tidak ada lagi pengotakan-pengotakan dalam pertunjukan ini. Pertunujukan ini seperti randai. Randai itu termasuk kemana kata orang, tari karena ada gerak, kata orang teater, teater karena ada dialognya, dan kata orang karawitan, karawitan karena ada musik tradisional disana, " paparnya.
Khudri sang komposer yang juga aktor menjelaskan "Pemilihan pupuik sarunai sebagai bagian dari musiknya. Komposer ingin menghadirkan warna bunyi bukannya melodi, dan lebih mendekatkan pada ritualnya. Vocalnya sendiri berasal auak atau dalam budaya berburu babi adanya bakuai. Pertunjukan ini sebenarnya menghadirkan sesuatu yang sangat tradisional sebenarnya, " jelasnya.
Emri menambahkan, "Gerakan-gerakan pertunjukan ini berasal dari langkah ampek silek tuo Nagari Sungai Pua , serta didalamnya juga ada gerakan-gerakan randai. Pemilihan property juga sepeti itu plastik dijadikan property karena adat di Minang itu unorganik, tidak bisa terurai, " pungkasnya.
(***)