Notification

×

Iklan

Iklan

Mahluk Aneh Muncul Di Even Pembukaan TDS Ke IX Di Istano Basa Pagaruyung

18 November 2017 | 14:09 WIB Last Updated 2017-11-18T08:28:32Z


Tanah Datar-- Selain makan baselo dan memakai kain sarung, Kabupaten Tanah Datar sebagai lokasi grnad start juga menyajikan satu kebudayaan dan tradisi yang unik namun sangat menarik bagi pengunjung dan peserta, mata para pengunjung tak lepas dari satu sosok yang aneh dan bertingkah lucu.

Simuntu salah satu tradisi Minangkabau mulai hilang dan tergerus oleh kebudayaan luar .kalau ditanya kepada generasi muda saat ini apa itu Si Muntu ,sudah barang pasti gelengan kepala yang akan dilakukan mereka , Si  Muntu yakni Seluruh tubuhnya dibungkus dengan ijuk . Wajahnya bertopeng seperti monyet ,dan selalu bertingkah lucu,dan pada etape ke II ini Kabupaten Tanah Datar berupaya memperkenalkan kembali sosok manusia ijuk ini.

Si Muntu dikenal selalu mampu membuat penonton terpingkal-pingkal akibat tingkah lucunya ,sungguh menghibur hati terutama bagi anak-anak, Biasanya Si Muntu digunakan untuk mencari sumbangan dan sumbangan itu diperuntukan bagi kepentingan masyarakat seperti  kegiatan anak nagari berupa kegiatan  olah raga atau kesenian.

Menurut Dt putih Niniik Mamak di Nagari Andaleh,Simuntu sudah ada sejak jaman dahulu masa Kerajaan pagaruyung dan dipergunakan juga untuk menacari sumbangan bagi kegiatan kalangan anak muda .Alkisah suatu ketika acara kesenian memerlukan biaya yang cukup besar. Sumbangan ninik mamak saja tidak mencukupi. Mau diminta kepada masyarakat nagari, tidak ada yang mau menjalankan les. Ketika itulah ide untuk membuat si Muntu ditemukan.

“Si Muntu diarak keliling kampung. Dia tidak bersuara. Dia tidak pula meminta. Tetapi di kedua tangannya terpegang tangguk kosong. Bila merasa senang dengan kehadiran si Muntu yang bisa melenggang lenggok di jalan sambil diiringi telempong, maka berilah sesuatu ke dalam tangguk yang dia pegang” Katanya.



Dt putih menyebutkan ,setiap acara di nagari Andaleh ini warga selalu menantikan Simuntu ke rumahnya ,rupanya kehadiran si Muntu dapat menggugah hati masyarakat. Jarang rumah yang didatangi tidak memberikan sumbangan. Sehingga modal acara kesenian jadi berlebih. Sejak itu pula, sudah jamak di nagari-nagari mempergunakan si Muntu sebagai pencari dana.

“Sehingganya keberadan si Muntu masa lalu dapat diibaratkan sebagai bentuk proposal sebuah kegiatan”Ucap Dt Puith.

Sekaitan dengan kurangnya Si Muntu di tonjolkan Dt Putih mengungkapkan ,Kini zaman sudah berubah. Si Muntu sudah jarang dipertontonkan lagi. Hiburan sudah banyak,Kalangan pemuda pun, kini maunya serba instan.

Ia mengharapkan ,agar Si Muntu terus dilestarikan melalui undangan ke acara yang dilaksanakan baik oleh Pemkab maupun di seluru Nagari Di sumatera Barat “Harapnya. (PS)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update