Notification

×

Iklan

Iklan

Penanganan Kanker Servik dan Situasi HIV/AIDS di Kota Payakumbuh

23 November 2017 | 07:30 WIB Last Updated 2017-11-23T01:08:05Z
Kepala Dinas Kesehatan kota Payakumbuh, Elzadaswarman



Payakumbuh - Kota Payakumbuh melalui Dinas Kesehatan tidak bosan-bosannya berinovasi, terutama terhadap situasi HIV dan penanggulangan AIDS serta pemeriksaan kanker leher rahim (servik) di kota Payakumbuh.

Kepala Dinas Kesehatan kota Payakumbuh, Elzadaswarman, kepada media online pasbana.com diruang kerjanya, Kamis (23/11) mengatakan, penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh virus Human Imunodifisiensi Virus (HIV). Penyakit ini akan berakhir dengan timbulnya AIDS yaitu munculnya berbagai macam gejala penyakit, akibat dari penurunan kekebalan tubuh. 

Sedangkan penyakit kanker servik merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh secara abnormal dan tidak terkendali. Penyakit kanker ini bersifat ganas, tumbuh cepat serta dapat menyebar melalui pembuluh darah dan getah bening, bisa juga menyebar kebeberapa anggota tubuh lain.

Dijelaskan Om Zet panggilang akrab Elzadaswarman, menurut data Kemenkes tahun 2014, jumlah kasus HIV di Indonesia sebanyak 160.138 orang dan kasus AIDS sebanyak 65.700 orang. Pada tahun 2015 terakhir terjadi penambahan kasus baru HIV sebanyak 35.650 orang, kasus AIDS 2476 orang.

Sedangkan di Sumbar kasus HIV/AIDS sudah mencapai 1.513 orang, karena itu Sumbar menduduki posisi provinsi ke 18 tertinggi se-Indonesia. Untuk kota Payakumbuh sampai bulan April 2017 jumlah penderita HIV/AIDS sudah 65 orang. Dan diantaranya sudah meninggal sebanyak 23 orang. Menduduki urutan ke 6 Kota/Kabupaten tertinggi se-Sumbar.

Sementara penderita kanker servik setiap tahunnya bertambah 6,5 juta orang dan 9 juta orang meninggal dunia akibat kanker servik di dunia (WHO). “Perempuan paling banyak menderita kanker servik dan kanker payudara," ulasnya.

Ada beberapa strategi kunci penanggulangan HIV, diantaranya pencegahan komprehensif bila sudah terinfeksi diupayakan tidak jatuh ke AIDS, Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) di seluruh Puskesmas yang ada di kota Payakumbuh dapat menampung pelayanan ini dan terakhir adalah fokus utama populasi kunci/kelompok beresiko tinggi (PSK, LSL, pengguna narkoba jarum suntik dan waria).



Sedangkan kanker servik dapat disembuhkan jika ditemukan dalam stadium dini dan dapat dicegah dengan metode Inpeksi Visual Asetat (IVA) dan tes Papsmer. Dengan sasaran pemeriksaan adalah wanita usia 30 th sampai 59 th.

Dari hasil pemeriksaan IVA kota Payakumbuh pada bulan Januari sampai April 2017 berjumlah 928 orang, positif sebanyak 6 orang dan telah dilakukan tindakan dengan Krioterapi sebanyak 2 orang. 

Untuk itu, Dinas Kesehatan kota Payakumbuh dalam menjalankan tugas dan fungsinya berupaya agar warga kota dapat hidup dengan taraf kualitas kesehatan yang baik. Dengan memelihara kesehatan dan pencegahan terhadap serangan bibit penyakit perlu diprioritaskan sebelum terkena penyakit.

“Semua Puskesmas di kota Payakumbuh sudah mampu untuk melakukan deteksi dini /pemeriksaan kanker leher rahim melalui pemeriksaan IVA," tutup Om Zet.

Ditambahkan Sekretaris Dinas Kesehatan kota (DKK) Payakumbuh Desmon Kolina, SIP. MM, kegiatan yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh bersama KPA diantaranya penyebarluasan informasi tentang HIV/AIDS ke sekolah SLTA 10 kali tahun 2014, 2015 dan 2016, ke Universitas 5 kali tahun 2014 dan 2016, ke kelompok beresiko tinggi sebanyak 2 kali pada tahun 2015 dan 2016.

Bersama KPA, DKK juga menggelar  pembentukan warga peduli AIDS sebanyak 117 orang tahun 2015, mengadakan mobil Voluntary Conseling and Testing (VCT) pada kelompok beresiko tinggi sebanyak 2 kali di Lapas kelas II B kota Payakumbuh tahun 2015 dan 2016. Melakukan pembuatan dan penyebaran leaflet tentang HIV/AIDS tahun 2014, pendampingan penderita HIV/AIDS dalam pengobatan ke RS Ahmad Muchtar Bukittinggi serta pemeriksaan HIV pada ibu hamil.

Berdasarkan hasil pemetaan KPA bulan September 2016 lalu, kota Payakumbuh memiliki Lelaki Seks Lelaki (LSL) sebanyak 641 orang. 

Terkait pemeriksaan kanker leher rahim melalui pemeriksaan IVA itu sangat sederhana dan tidak melukai, sehingga tidak menimbulkan nyeri atau sakit. Selanjutnya hasil pemeriksaan IVA positif akan ditindak lanjuti dengan krioterapi melalui tenaga kesehatan di Puskesmas. “Dianjurkan wanita umur 30-59 th untuk melakukan pemeriksaan IVA satu kali dalam setahun," jelas Desmon Kolina.

”Masyarakat tidak perlu takut melakukan pemeriksaan. Sebab hasil yang diperoleh justru dapat menjadi parameter terhadap penanganan selanjutnya. Deteksi dini kanker akan membawa dampak positif untuk masyarakat," pungkasnya.



Sehatkan Perempuan Indonesia !

Sebelumnya, Ketua TP-PKK Kota Payakumbuh, Ny. Henny berharap inovasi Dinas Kesehatan kota Payakumbuh dapat memotivasi ibu-ibu di kota Payakumbuh untuk menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya preventif kanker serviks. Pemeriksaan IVA dan Papsmear ini adalah upaya preventif kanker serviks.

“Kegiatan ini tak lain adalah untuk kebaikan kita. Kalau sudah sakit biayanya sangat mahal. Jangan sampai Sadikin (Sakit Jadi Miskin). Mari kita sukseskan kegiatan ini bersama untuk kebaikan kita semua”, tutup Henny. 

Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila Moeloek menegaskan, agar pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) test tidak berhenti di tataran pemeriksaan semata. Namun, perlu dilanjutkan dengan proses pengobatan hingga sosialisasi pada seluruh masyarakat. Sebab, kanker serviks ini termasuk penyakit mematikan di dunia.



Hal ini ditegaskan Nila Moeloek saat melakukan telecomference dengan beberapa daerah. Termasuk Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan RSUP M Djamil sebagai Rumah Sakit langsung di bawah naungan Kemenkes RI beberapa hari lalu. 

Ditambahkan Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Sumbar Ermawat, menjelaskan, masyarakat hendak melakukan pemeriksaan secara berkala dan tidak perlu takut dinyatakan positif, sebab yang dinyatakan positif dari hasil pemeriksaan belum tentu kanker. Rata-tara katanya kondisi pasien masih tingkat dini. Bahkan kadang-kadang bentuknya normal saja.

"Makanya kita mengimbau wanita yang melakukan hubungan seksual untuk mengecek IVA setiap tahun. Bisa saja tahun ini negatif dan tahun berikutnya positif, itu yang harus dituntaskan," tutupnya. (BD)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update