Notification

×

Iklan

Iklan

Pengrajin Botuang Ini Enggan Terjun di HUT Kota Payakumbuh ke 46

23 November 2017 | 00:18 WIB Last Updated 2017-11-22T17:18:26Z


Payakumbuh - Perhelatan Payakumbuh Botuang Festival Tahun 2017 di kota Payakumbuh tinggal beberapa hari lagi, yakni tanggal 26 November hingga 2 Desember 2017 mendatang. Sementara salah seorang pelaku UKM anyaman bambu, Amri Dt. Pangulu Sati (62) warga kelurahan Tanjung Pauh merasa enggan untuk tidak terlibat dalam iven besar yang bakal memeriahkan HUT Ke 46 Kota Payakumbuh 17 Desember 2017 mendatang. 

Pasalnya, Amri pernah di iming-imingi bantuan modal usaha dari pihak pemerintah dan swasta yang datang dan mendata. Bahkan TV nasional pun sudah pernah melakukan liputan di rumah ini terkait bagaimana cara menbuat songkok ayam yang baik. Namun hingga kini belum ada yang berikan bantuan itu. 

Diceritakan Amri kepada wartawan di kediamannya, Rabu (22/11), sekitar tahun 1990, saya mencoba beralih profesi untuk menjadi mandiri dengan membuat songkok ayam berbahan dasar bambu pilihan yang sudah tua dan keras dari Agam dan kota Bukittinggi. Saya bersama keluarga berupaya menekuni profesi ini. Alhamdulillah, usaha ini mendapat respon dari para pembeli lokal bahkan saya sudah mengirim hingga ke Singkil, Sibolga, Riau dan Jambi.

Untuk mempertahankan kualitas produk, sampai hari ini bambu yang kami pakai adalah bambu yang berasal dari dua daerah tersebut. Dan itu adalah kemauan dari pemesan atau langganan yang dibayar kontan tanpa return, ungkap Amri.

Dijelaskan Amri mengenai pola dan metode pembuatan songkok ayam, kita sengaja memilih bambu yang super dan terkadang kita langsung membeli sekaligus menebangnya ke Bukittinggi dan Lasi Kab. Agam.

Biasanya harga satu batang bambu Rp. 13.500, dan satu batang tersebut kita kabung (potong) 4 bagian dengan ukuran 2 meter 90 cm. Kalau saya tidak sempat menebangnya, ya saya upahkan saja ke penebang botuang lain. Karena kita sudah langganan sejak tahun 1990, terkadang mereka ikut membantu proses menebang. “Dalam 1 coltdiesel, biasanya dapat dimuat sebanyak 80 batang yang sudah dikabung dan tidak bisa ditambah lagi, karena melanggar aturan lalu lintas," ujar Amri tokoh adat nagari Aur Kuning.

Satu songkok ayam biasanya menghabiskan tonggak/tulang sebanyak 56 s/d 58 batang. Untuk hasil yang maksimal sengaja kita tidak memakai bambu lokal, karena kalau bambu dari Bukittinggi ataupun Agam bambunya lebih mengkilap dan seakan akan berminyak serta makin hari makin bagus kuningnya. Karena robuang (anak bambu-red) tumbuh dari dalam tanah dan didalamnya masih banyak stok bambunya yang super. Dibandingkan dengan bambu lokal yang pucat pasi bila semakin tua. Karena robuangnya tumbuh diatas tumpukan bekas potongan tebangan, pungkasnya.

Dari pernikahan Amri dengan Dayusni (57) pada tahun 1977, mereka dikarunia 4 orang anak perempuan. Untuk menghidupi keluarga dan anak, Amri sesekali berprofesi sebagai tukang bangunan. (BD)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update