Notification

×

Iklan

Iklan

SENI TRADISI DARI MANINJAU GEGERKAN ISI PADANGPANJANG

17 November 2017 | 14:48 WIB Last Updated 2017-12-07T12:32:24Z
Pertunjukan Pupuik Batang Padi dari Sanggar Bukik Barisan (Foto, Dokumentasi Humas ISI Padangpanjang) 
Padangpanjang - Gedung Hoerijah Adam ISI Padangpanjang kali ini kedatangan penampil dari group kesenian tradisonal Paninjauan Maninjau (16/11). Pentas seni tradisi asal Maninjau ini dalam rangka Diesnalatis ISI Padangpanjang ke-52. 

Sanggar tersebut ialah sanggar Bukit Barisan, dan sanggar Pauah Saiyo. Sanggar Bukit Barisan menampilkan pupuik batang padai, silek dan tari piriang. Sedangkan sanggar Pauah Saiyo  menampilkan talempong uwaik-uwaik. Pertunjukan tradisi dari maninjau ini menggegerkan Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam ISI Padangpanjang yang dipenuhi sekitar 600 penonton.

Pertunjukan seni asal  Nagari Maninjau ini mengusung 33 orang yang terdiri dari 25 orang anggota sanggar, dan selebihnnya perwakilan masyarakat. Penampilan pupuik batang padi.

Zulkarnain Selaku Koordinator Pupuik Batang Padi, mengatakan “bahwasanya musik tradisi ini terlibat sebanyak 17 orang dalam penampilani. Terdiri dari pupuik batang padi, talempong, rebana, rapa’i, giriang-giriang dan gandang. Sementara lagu yang dimainkan ialah malereang tabiang” Tuturnya, saat ditemui di sela-sela pertunjukan yang menggegerkan tersebut. 
 
Tarmizi, Koordinator Silek ,menjelaskan “Silek yang ditampilkan ini merupakan silek karalak asli Paninjaun. Penampilan silek ini diiringi dengan musik yang terdiri dari 6 pemusik, " paparnya.

Foto: Pertunjukan Uwaik-Uwaik Sanggar Pauh Saiyo Nagari Maninjau. Dok: Humas ISI Padangpanjang

“Sedangkan tari piriang yang teridiri dari 4 penari dan 6 pemusik.Tari piring ini merupakan tari piring kolaborasi. Hal ini dapat dilihat pembedanya yang terdapat pada pemusik  hanya menggunakan harmonica, gendang, rebana, dan giring-giring, tanpa nyanyian. Biasanya tari piring diringin dengan harmonika dengan nyanyian” Dijelaskan Tomi Candra Putra,   Wali Nagari Maninjau tersebut.

Sementara pertunjukan Talempong uwaik-uwaik ditampilkan dari sanggar Pauah Saiyo ini di koordinatori oleh Asnah.

“Uwaik-uwaik itu artinya ibuk-ibuk yang sudah tua dianggap pikun, dengan adanya talempong uwaik-uwaik inilah masyarakat dapat menjawab  bahwasannya pertunjukan uwaik-uwaik(ibuk-ibuk)  tersebut belum tentu pula pikun. Tadi malam kami menampilkan dua orang penari dengan 4 orang pemain musik yang terdiri 2 pemain talempong, 1 gong dan 1 rebana ," tambah Candra Putra. (***)



PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update