Muarobungo - Mungkin tak pernah terbayang di benak orang tua manapun , bahwa anaknya akan bertindak menyerang Markas Polisi. Dan dibalik peristiwa penyerangan dan pembakaran Mapolres Dharmasraya terkuak kisah yang mengharukan.
Iptu M. Nur ( 50 ) , seorang anggota polisi yang bertugas sebagai seorang Kanit Reskrim di Polsek Plepat, Muaro Bungo Jambi harus menghadapi kenyataan kehilangan anak laki-lakinya yang tewas , usai menjadi pelaku pembakaran Mapolres Dharmasraya bersama seorang rekannya.
Eka Fitra Akbar (24), yang merupakan salah seorang pelaku pembakaran Markas Kepolisian Mapolres Dharmasraya adalah anak dari Iptu M Nur. Kesedihan bercampur keterkejutan tentu dialami M. Nur dan istri.
Kisah sedih seorang anak polisi yang menyerang dan membakar markas polisi ini terkuak , setelah Tim Pulbaket Polres Dharmasraya bertemu dengan anggota Polres Muaro Bungo yang mengenal Eka Fitra Akbar. Anggota Polres Dharmasraya yang dipimpin oleh KBO Sat Intelkam Polres Dharmasraya, Ipda Efendi kemudian berkoordinasi dengan Kasat Intelkam Polres Muaro Bungo, Iptu Sukman.
“Pada kesempatan tersebut, anggota kami dipertemukan dengan orang tua Eka Fitra Akbar dan mereka mengakui bahwasanya anak tersebut memang merupakan anaknya, namun sudah tidak tinggal serumah dengan keluarga setelah menikah. Pelaku sendiri merupakan seorang penjual es tebu di Bungo,” ungkap Kapolres Dharmasraya.
Sementara itu, Iptu M Nur, Kanit Reskrim Polsek Plepat yang merupakan orang tua pelaku mengakui bahwa anaknya memang pernah ingin melakukan jihad ke Suriah, namun tindakan anaknya tersebut sudah dilarang olehnya.
“Pernah dia bercerita ke ibunya. Saya yang mengetahui hal tersebut langsung melarang tindakan dari Eka. Dia sendiri terakhir bertemu dengan kami pada Sabtu (11/11/2017) malam sekitar pukul 18.30 WIB tanpa meninggalkan pesan apapun,” kata M Nur.
Dirinya meminta agar anaknya dimakamkan secara agama Islam di Kabupaten Dharmasraya dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian, dikarenakan pihak keluarga tidak akan melihat proses pemakaman sang anak. Keluarga hanya minta dokumentasi foto pemakaman Eka.
“Kami hanya akan berziarah ke makam anak saya suatu saat nanti dengan meinta aparat kepolisian di Polres Dharmasraya untuk mengantar ke lokasi pemakaman. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada intansi Polri khususnya kepada keluarga besar Polres Dharmasraya atas ulah anak saya yang membakar kantor polisi,” ucapnya sembari menahan air mata.
Eka Fitra Akbar tewas usai melakukan pembakaran di Mapolres Dharmasraya pada Minggu (12/11/2017). Dirinya tewas usai mendapatkan tembakan dari pihak kepolisian karena melakukan perlawanan ketika hendak diamankan. Dirinya meninggalkan seorang istri bernama Endah Handayani (30) dan seorang anak berusia delapan bulan bernama Abdul Azzam bin Eka. ( PT/BD/NL)