Notification

×

Iklan

Iklan

Sang Maestro : KUFLET Pentaskan Biografi Seorang Troubador

25 Desember 2017 | 17:12 WIB Last Updated 2017-12-25T10:12:08Z

Padangpanjang - Bertempat di Gedung Boestanoel Arifin Adam - ISI Padangpanjang , Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang mementaskan Perttunjukan Monolog bertajuk Sang Maestro  Karya/ Sutradara: Sulaiman Juned , Sabtu (23/12) .

Teater sebagai sebuah kesenian yang kompleks mengeksplorasi intensitas seniman dalam bentuk emosi dan bahasa panggung.


Pimpinan Produksi Saniman Andikafri mengatakan, “Emosi dalam bahasa panggung teater menjadi ruang yang digarap oleh sutradara secara struktur dan tekstur lakon menjadi realitas teater dalam wujud tontonan. Atas dasar itu, sutradara dan aktor yang bekerja sebagai tim artistik mampu mengubah naskah lakon tidak hanya permainan kata-kata (dialog), namun dapat mewujudkan permainan teater yang menarik melalui bentuk audio (pendengaran, visual (penglihatan) dan kinesic (gerak). Aceh memiliki teater yang perkembangan cukup signifikan, mulai dari teater tradisional, modern hingga kontemporer. Sulaiman Juned menggarap Sang Maestro mengangkat biogarfi Teungku Adnan PM TOH sang penutur yang luar biasa dari Aceh itu, ” paparnya.

Fiqkri Aprija Aktor Monolog mengatakan, “Memainkan monolog yang berangkat dari biografi seorang tokoh memang menjadi tantangan yang paling berat.. Teungku Adnan bermain sendiri tetapi mampu memunculkan beribu-ribu tokoh (seolah-olah banyak sekali pemeran yang sedang bermain), hal ini dilakukan lewat kemampuan  suara (vokal), dan pertukaran busana tergantung peran yang dimainkankan. Hal ini memungkinkan aktor hadir sebagai manusia yang absolut. Peran aktor dapat menyusun sejarah teater yang lebih memperhitungkan pencapaian keaktoran baik dalam gagasan teater maupun pencapaian teknik permainan dengan spirit ke-aceh-an , " jelas aktor yang juga sutradara muda di Kuflet.


Dr. Sulaiman Juned, M.Sn sebagai sutradara saat ditemui usai pertunjukan mengatakan, “Ini teater dengan teknik jurnalisme teater menceritakan perjalanan hidup sang Troubador Teungku Adnan PM TOH dari masa kecil, belajar, berkesenian, membawa kesenian Dangderia terkenal ke mancanegara sampai dengan meninggal. Kita sudah selayaknya mengenang jasa sang Troubador yang telah memperkenalkan teater tutur Aceh ini ," ungkap sutradara yang juga penyair ini.

Sulaiman Juned, menambahkan “Bagi masyarakat intelektual, kekuatan teater tutur Aceh ternyata dapat menjadi  tawaran konsep estetika baru dalam proses penciptaan teater yang memanfaatkan lokalitas dalam meransang ide serta metode penciptaan teater. Karya ini hendaknya dapat menjadi media didaktis bagi masyarakat sekaligus melakukan revitalisasi sitem bukan produknya. Hal ini tentu diharapkan dapat menjadi referensi baru dalam penciptaan teater yang mengunakan spirit teater tutur menjadi teater modern Indonesia di Indonesia , " tutur Doktor penciptaan teater yang dosen Prodi seni teater ISI Padangpanjang tersebut. (***)
×
Kaba Nan Baru Update