Padangpanjang – Finlandia merupakan negara terbaik di dunia dalam pendidikannya, itulah yang diungkapkan Kepala MA KMM Kauman Derliana, MA usai kembali dari Finlandia, Jumat (12/1).
Derliana menceritakan bahwa pengalaman yang didapatkan dari Negara Finlandia tersebut patut diteladani dan ditiru. Derliana mengatakan, memintarkan anak yang pintar itu biasa, tetapi memintarkan anak yang lambat itu yang luar biasa.
“Finlandia merupakan negara terbaik di dunia dalam pendidikannya. Tidak hanya dalam pendidikan saja yang bisa kita teladani disana, tetapi dari cara negara itu sendiri yang mengutamakan kemajuan negaranya baik dari segi pengajaran serta guru yang mengajar,” ungkap Derliana.
Derliana menambahkan, seperti yang dikatakan Nelson Mandela jika sebuah Negara memperhatikan pendidikannya maka mereka akan maju, itu lah yang diterapkan di Negara Finlandia untuk membuat negaranya maju terutama di bidang pendidikan.
“Dilihat dari pengalaman selama disana, yang dilakukan guru disana dalam memberi pembelajaran mereka tidak melayani anak- anak yang cepat dalam belajar, tetapi mendatangi anak- anak yang lambat dalam belajar,” tambah Derliana.
Derliana juga mengutarakan bahwa sangat sulit untuk menjadi guru disana dibandingkan menjadi dokter. Sebab perguruan tinggi yang akan melahirkan guru mereka harus selektif agar mendapatkan guru yang terbaik. Karena guru merupakan tonggak yang akan melahirkan generasi penerus yang terbaik dan terhebat.
"Karena menurut mereka lebih baik mengasuh dan menghadapi anak- anak yang lambat dalam belajar dibanding dari anak- anak yang lebih cepat dalam belajar", kata Derliana.
Selain itu yang membuat anak-anak disana lebih cepat dalam belajar dan pintar bukan dari kemandirian anak- anak itu sendiri, tetapi dari guru yang memberikan pembelajaran juga.
“Guru disana telah mempersiapkan pembelajaran yang akan mereka ajarkan kepada anak didiknya. Guru disana juga mendiskusikan kembali pembelajaran yang telah mereka berikan kepada sisiwanya baik dari segi apapun, dan ini bertujuan agar mendapatkan hasil yang lebih baik,” lanjutnya.
Lebih lanjut Derliana mengatakan, mereka juga membuat suasana di dalam kelas itu selalu berubah- ubah agar dalam pembelajaran baik guru maupun anak-anaknya tidak terlalu kaku. (Del)