Padangpanjang—Kongres
Pemilihan Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Sepabola Seluruh Indonesia
(PSSI) Kota Padangpanjang dianggap tidak berjalan sesuai mekanisme dan sportif.
Sejumlah peserta kongres menolak hasil pemilihan yang diselenggarakan di Aula Kantor
Kecamatan Padangpanjang Timur, Minggu (11/2).
Delfian
Bur dari klub Mandala dan Mudo Sakato, mengatakan banyak keanehan yang terjadi
pada agenda kongres PSSI Padangpanjang ini. Undangan disampaikannya diterima
sejak 20 hari yang lalu sebelum kogres, untuk mengirimkan delegasi mengikuti
rangkaian pemilihan. Namun di hari ‘H’ sebelum pemilihan yang dihadiri 15 klub tersebut,
diawali dengan aksi suap total Rp.800 ribu dengan pencairan dua tahapan sebelum
dan sesudah menang dalam pemilihan oleh salah satu kubu.
“Rankaian
kongres yang belangsung sejak pukul 14.30WIB tersebut, tidak berjalan sebagai
mana mestinya. Di antaranya beberapa mekanisme yang dilanggar, tidak
dibacakannya tatib secara penuh dan tidak adanya dasar dari penetapan dua calon
yang dipilih. Kemudian terkait aksi suap tersebut, sudah kami laporkan ke
Polres Padangpanjang. Pihak kepolisian menjawab akan mempelajari sesuai dengan
mekanisme organisasi terkait,” tutur Delfian kepada wartawan.
Namun
salah seorang anggota komite pemilihan, Dieki Afsaputra mengatakan tidak terlaksananya
fervikasi sesuai dengan ketentuan statuta PSSI karena sejumlah klub masih
menyerahkan persyaratan malam sebelum diselenggarakannya kongres. Demikian juga
terkait gugurnya 8 calon lainnya, disebutkannya tidak memenuhi syarat sebagai
mana yang ditetapkan.
“Sesaui
dengan ketentuan statuta, sebetulnya semua sudah diatur termasuk rentang verifikasi
persyaratan. Namun banyak klub yang menyerahkan di luar batas akhir, tiga hari
sebelum kongres diselenggarakan,” sebut Dieki.
Ketua
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Padangpanjang, Hendri JB saat
dikonfirmasi terkait kisruh kongres pemiliha Ketua Pengurus Cabang PSSI kota
setempat mengaku belum mendapat laporan. Meski menghadiri langsung kegiatan
terkait di Aula Kantor Camat Padangpanjang Timur tersebut, namun tidak mengikuti
rangkaian secara penuh.
Hendri
mengatakan, jika informasi sebagai dikonfirmasikan wartawan terhadap dirinya,
KONI selaku induk organisasi dan perpanjangan tangan pemerintah daerah akan menyikapi
sesuai dengan mekanisme. Permasalahan yang muncul di tubuh cabang olahraga (cabor)
terkait, khususnya PSSI merupakan ranahnya Asosiasi PSSI Provinsi (Asprov)
Sumbar.
“Saya
baru mendapat kabar dari konfirmasi ini. Namun jika benar, internal peserta
kongres setahu saya harus mengajukan sanggahan kepada Asprov selaku induk
mereka. Kemudian KONI selaku induk organisasi olahraga di daerah, akan mengacu
sesuai dengan statuta PSSI. Dan tentunya kami juga tidak akan gegabah dalam
menerbitkan rekomendasi,” jawab Hendri melalui selularnya.
Ketua
Komite Wasit Asprov PSSI Sumbar, Yulius Dede menyikapi peristiwa yang terjadi
di lingkungan PSSI Padangpanjang mengaku sangat kaget. Disampaikannya, berdasarkan
statuta PSSI, proses pemilihan tersebut memiliki tahapan-tahapan yang diatur
rentang waktuya. Terutama setelah verifikasi persyaratan calon yang diusulkan, memiliki
kesempatan banding jika dinyatakan tidak memenuhi syarat.
“Kemudian
dalam mekanisme resmi PSSI, panitia pemilih diharamkan terdaftar turut serta
sebagai figur yang dipilih. Termasuk juga dalam scedule acara, semestinya
dijalankan penuh tanpa ada yang dilewatkan. Kami di Asprov, sangat berharap sepakbola
di Sumbar maju, dan tentunya tidak dipimpin orang-orang yang berorientasi
menyimpang dari tujuan hakiki,” tutur Dede menjawab.
Sementara
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disdikpora, Trinov saat dikonfirmasi terpisah
mengaku telah medapatkan kabar kongres PSSI Padangpanjang berujung kisruh
dengan masuknya laporan ke kepolisian. Hal ini sangat disayangkannya, mengingat
Padangpanjang sudah sangat lama mengidamkan memiliki klub sepakbola yang dapat
membanggakan daerah berjuluk Serambi Mekkah itu.
“Meski
saya tidak hadir di kongres karena tidak diundang panitia terkait, namun
informasi tersebut saya dengar dan telah diketahui adanya laporan yang masuk ke
kepolisian. Persisnya kisruh tersebut saya belum mengetahuinya, namun Ketua KONI
sudah dikonfirmasikan dan diminta untuk menyampaikan laporan ke Disdikpora
Bidang Pemuda dan Olahraga,” ujar Trinov.
Dari dua calon, masing - masing calon Ketua, memperoleh suara 8 dan 7, sementara ketua terpilih Primer memperoleh 8 suara, Novi Hendri 7 suara, dari 15 klub yang ada.
Dari dua calon, masing - masing calon Ketua, memperoleh suara 8 dan 7, sementara ketua terpilih Primer memperoleh 8 suara, Novi Hendri 7 suara, dari 15 klub yang ada.
Sementara
itu Ketua Pemilihan Kongres PSSI Padangpanjang, Zulhendra tidak berhasil
dikonfirmasi melalui selularnya. Tiga kali kontak tersambung melalui selulernya,
tidak direspon yang bersangkutan hingga berita ini diturunkan. (Put)