Notification

×

Iklan

Iklan

Gusmiati Suid: The Best Dancer In the World from Sumatra

13 Februari 2018 | 08:08 WIB Last Updated 2018-02-13T01:08:16Z
Oleh : Zulkarnaen *)

Pasbana.com -- Prof. Dr. R.M. Soedarsono menuliskan pada bab ke enam bukunya Seni Pertunjukan dari Perspektif Politik, Sosial dan Ekonomi memberikan posisi Gusmiati Suid diantara nama-nama tokoh seni dari Jawa, Bali dan Sunda seperti R. Tjetje Somantri, Ki Wasito Diningrat, R.M Soedarsono, dan I Made Bandem.

Gusmiati Suid mendunia sejak meraih The Bessies Award dari Amerika Serikat. Suatu penghargaan kepada Koreografer yang terbaik. Nama Bessies diambil dari nama koreograper Bessie Scoanberg kelahiran Jerman berjasa dan berpengaruh di Amerika Serikat. Karya Bessie Mendunia sehingga Curt Sach menulis buku dengan judul Eine Weltgezichte des Tanzes tahun 1973 kemudian terbit dengan bahasa Inggris World History of The Dance (1963). Sebuah buku panduan di dunia dalam hal seni tari.

Gusmiati Suid lahir 16 Agustus 1942 di Parak Jua Batusangkar, Sumatera Barat. Belajar tari di Akademi Seni Karawitan Indonesia Padangpanjang 1972-1975 dan mengajar di Alma maternya. Mengajar pula di Institut Kesenian Jakarta karena permintaan. Karya Rantak mengantarkan namanya ditingkat Nasional tahun 1978. 

Sanggar Gumarang Sakti sebuah sanggar yang mengantarkan Gusmiati dikenal di dunia internasional sejak Asian Festival of Theatre and Martial Arts di Calcutta. Menyusul tahun 1989 tampil di International Festival of Academies  di Hongkong. Tahun 1990 mengikuti Festival of the Performing Arts di Jakarta. Pada tahun yang sama diundang dalam Recontres Internatinales de la Danse di Paris.

Sanggar Gumarang Sakti Dance Company miliknya berkeliling dunia tahun 1991. Di tahun ini pula tepatnya 20 September 1991 mendapatkan penghargaan Bessie Award suatu penghargaan diberikan hanya kepada grup tari paling menarik di New York setiap tahun. Tahun 1992 Gusmiati Suid berpartisipasi pada Pasific Basin Arts Communication di Jepang. Dilanjutkan The 2nd Jakarta International Festival of the Performing Arts. Kemudian The 14th Festival of Asian Arts.

Gusmiati Suid Bersama Gumarang Sakti Dance Company-nya berkeliling Indonesia pada tahun 1993. Gumarang Sakti Dance Company Gusmiati Suid diundang ke Leverkussen, Jerman dalam acara 100 Jahre Moderne Tanz Internationales Festival. Dari Jerman ke Taiwan ikut dalam acara The First Asian Young Choreographer Workshop pada tahun 1994. Mengikuti Lokakarya dan pertunjukan pada Victorian University di Wellington, New Zealand pada tahun  1995.

 Gusmiati Suid ke Thailand memenuhi undangan lokakarya dan pertunjukan di Chiangmay University tahun yang sama. Berlanjut ke Singapura dalam Singapore Festival of Asian Performing Arts tahun 1997.

Tahun 1998 saat itu kondisi Indonesia dalam Reformasi, acara Art Summit II Gusmiati Suid dan kompaninya tampil dengan karya terbaru menyesuaikan keadaan Indonesia berjudul ‘Api dalam sekam’. Tarian dengan ciri khas menyerang dan menangkis seperti halnya pencak silat merupakan ciri khas Gusmiati Suid sebagai simbol penari Minangkabau identik dengan pencak silat.

Hadirnya Gusmiati Suid, dunia tercengang bahwa ada orang sumatera untuk kemudian dilirik dalam hal seni. Karena sebelum tahun 1991 dunia mengetahui Indonesia pada Bali dan Jawa dalam hal seni. Naluri seni Gusmiati Suid ditularkan pada anaknya Boy Sakti.  28 Sept 2001 Gusmiati Suid telah tiada selama-lamanya meninggalkan bekas jejak mengharumkan Indonesia dibidang seni tari.

Referensi:

Prof. Dr. R.M. Soedarsono dalam buku Seni Pertunjukan dari Perspektif Politik, Sosial, dan Ekonomi

Dr. Sal Murgiyanto, Disertasi. Moving Between Unity and Diversity: Four Indonesia Choreographers

*) Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana ISI Padangpanjang

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update