Jakarta - Tim Indonesia potensial meraih 10 besar dengan perkiraan mampu membukukan 12-15 medali emas pada ajang Asian Games 2018, kata Guru Besar Ilmu Olahraga UNJ, James Tangkudung.
Hal ini merupakan kajian secara kontinu dari pertemuan guru besar ilmu keolahragaan di Padang dan pembahasan di kelas Sport Psychometric.
Koordinator Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Dr. dr. James Tangkudung, Sport. Med., M.Pd., mengatakan telah memetakan potensi prestasi cabang olahraga peraih emas di pesta olahraga yang akan berlangsung 18 Agustus 2018 tersebut.
Menurut James, Indonesia potensial masing-masing meraih dua emas di cabang bulutangkis, Pencak Silat, dan Wushu. Sementara angkat besi, panahan, jet sky, dan panjat tebing masing-masing diprediksi meraih satu emas.
“Dua sampai tiga emas berikutnya diperkirakan akan diraih di cabang dayung, dan balap sepeda, yakni 1 sampai dua emas setiap cabang,” kata pengajar sport pshycometric tersebut.
Menurut James, sesuai dengan data atlet Indonesia, perkembangan prestasi Asian, serta pemetaan tentang pertandingan Asian Games nanti, 12 emas tersebut sangat mungkin terwujud.
James percaya sesuai dengan ilmu psikometerik olahraga yang diajarkan di kelas doktoral pascasarjana UNJ. “Termasuk mendiskusikan di kelas, serta seminar ahli-ahli olahraga di Padang, sepekan lalu,” jelas mantan dokter PSSI tersebut.
James menegaskan waktu lima bulan menuju laga Asian Games, tidak terlalu panjang. Namun, lanjutnya, cukup untuk memacu atlet meraih prestasi yang diharapkan. Oleh sebab itu, tegas James, cabang-cabang potensial di atas diminta untuk dibina serius. “Tanpa mengabaikan cabang lainnya sebagai spirit Olympism dalam olahraga,” papar James.
James menjelaskan jika sedikitnya 12 emas itu dapat dicapai, akan menempatkan Indonesia di posisi 10 besar. “Itu berkaca dari hasil Asian Games 2014 di Korea,” ungkapnya.
Terkait itu James mencatat ada langkah-langkah yang strategis bagi atlet dan ppelatih serta semua pemangku kepentingan (stake holders) olahraga ini. Diantaranya mempertahankan volume latihan atlet per tahun masing-masing 800- 1.000 jam untuk atlet kelas top dunia, dan 600 jam untuk atlet nasional. “Lalu 400 jam bagi atlet regional,” kata James.
Saat ini atlet sudah dalam Program Pra-Kompetisi sesuai dengan periodesasi latihan dengan inti latihan di Training Camp, yaitu banyak uji coba atau uji tanding, try out terutama di luar negeri.
Mantan Deputi Menpora RI tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya program latihan masing-masing cabang tersebut. (**)