Oleh: Zulkarnaen, S.Sn *)
PASBANA.com -- Pertunjukan musik dengan tema Ruang Berbagi yang ditaja oleh JakArt dan ISI Padangpanjang mengagumkan, karena penampilan diisi oleh Profesor musik dari Korea dan pakar musik dari Jakarta. Mereka adalah Profesor Seung Young Choi menggunakan baju batik, pemain Viola, Profesor Soun Youn Yoon pemain Oboe, dan Ary Soetedja pemain Piano. Jarang penulis melihat pertunjukan musik yang dimainkan oleh professor, dari luar pula lagi.
Kamis, 12 April 2018, pukul 20.30 WIB pertunjukan musik dimulai. Musik yang ditampilkan musik klasik seperti karya Weber,C; WA Mozart, F. Liszt dan lagu-lagu tradisional Indonesia. Gedung Hoerijah Adam ISI Padangpanjang dengan penataan lampu dan dekor yang kreatif, penuh sesak oleh penonton.
Estetika musik yang ditampilkan begitu halus, bernilai seni tinggi, memukau, membawa penulis pada tahun 1700 sampai 1800-an. Karya musik klasik yang digemari para bangsawan dan para raja di Eropa, dan semestinya itu penampilan musik dimainkan. sementara lagu-lagu tradisional Indonesia dikemas seperti musik pop dengan penuh estetika. Seperti Suka Hardjana pakar kritik seni membahas tentang estetika musik. Estetika berarti cita rasa yang diserap seseorang berdasarkan pengalaman hidup dan pencarian ide karya yang kreatif.
Semua penampilan musik yang penulis lihat, yang paling memukau adalah paduan suara dengan judul Kampuang Nan Jauh di Mato, Suwe Ora Jamu, dan ditutup Yamko Rambe Yamko. Mahasiswa jurusan Musik ISI Padangpanjang menjadi pengisi suara sopran, tenor, alto dan bas, yang diajarkan oleh Della Rosa. Untuk menjadikan Paduan suara memiliki estetika, musiknya diiringi dengan Piano oleh Ary Soetedja. Sungguh asyik dan bercita rasa tinggi, keindahan seni terasa di telinga dan di mata.
Meskipun sederhana musiknya, pakar musik Dieter Mack mengatakan musik Pop Indonesia seperti itu melodi sederhana dengan interval nada yang rendah. Paduan suara yang dibawakan sederhana namun memiliki estetika tinggi, ditambah pula dengan kostum serba hitam. Pakar seni, Dharsono menjelaskan bahwa tema yang diangkat dalam lagu dari kehidupuan sehari-hari namun memikat karena pencarian makna dan dikemas dalam pencarian ide tiada henti salah satunya dengan memilih warna kostum.
Paduan suara yang penuh estetika musik diajarkan oleh Della Rosa ternyata punya riwayat secara estetika. Della Rosa diajarkan oleh profesor Siti Khairani tamatan di Eropa. Della Rosa belajar dengan Siti Khairani sejak tahun 1998 dan menjadi dosen di ISI Padangpanjang sampai saat ini. Estetika musik yang disampaikan Suka Hardjana dan Suryajaya dari pandangan Alfarabi bahwa musik dapat dijangkau oleh roh/jiwa melalui pencarian ide, ketulusan kepada Tuhan, meskipun sederhana namun melalui pencerapan makna disekitar lingkungan yang didapat.
Lalu bagaimana dengan Yedo Sigma? Meskipun tidak mencicipi ilmu musik dari sekolah musik, bakat dan konsistensi dalam berkarya menjadikan karyanya penuh estetika musik bahkan menurut penulis karyanya yang sederhana mampu menjadikan dia sebagai ‘artis digital’.
Yedo Kurniawan mendirikan grup Sigma dari nol hingga tenar seperti sekarang dengan cara sering membaca sastra Hamka dan mendengarkan musik Josh Groban, meskipun genre musiknya pop religi, dan untuk mempertahankan keberadaannya dalam dunia musik pop menggunakan digital market seperti medsos youtube, facebook, Instagram, itune, amazon, joox dan bekerja sama dengan operator seluler. Seperti yang dikatakan Jean Burgess bahwa zaman sekarang tak ada yang tenar jika tak pandai menggunakan youtube sebagai media pemasaran suatu karya termasuk karya seni.
Pada akhirnya, baik karya musik pop dari akademik maupun karya musik pop non akademik akan tetap memiliki estetika musik yang tinggi jika cara penggarapan karya memelalui analisa pengalaman hidup, pencerapan seni yang kreatif, dan mampu menafsirkan ide musik. Musik yang terdiri dari unsur ritem, nada, melodi, harmoni, kontrapung, orkestrasi, dan pengalaman nyata seperti menentukan pilihan Istri pun menjadi musik populer, itulah lagu Istikharah Cinta yang pernah penulis sampaikan beberapa waktu lalu di Pasbana.com. begitu pula dengan Della Rosa yang selalu bercanda gurau setiap hari dengan ilmu musik, sehingga mampu pula menerapkan ilmu musik lewat pendidikan musik yang dijalaninya. Banyak alternatif mencapai estetika musik, untuk mewujudkan karya musik yang dapat diterima masyakarat, khususnya masyarakat seni. Tetaplah konsisten para pembuat karya seni.
*) Penulis adalah Mahasiswa Pascaserjana ISI Padangpanjang