Notification

×

Iklan

Iklan

DINAS PERKIM LH TERUS DORONG KEPEDULIAN MASYARAKAT

07 April 2018 | 20:08 WIB Last Updated 2018-11-17T04:34:53Z
 Kepala Dinas Perkim LH Dessy Trikorina


Tanah Datar -- Kesadaran masyarakat Batusangkar dalam memungut dan memilah sampah kini mulai tumbuh. DI beberapa titik, sampah yang selama ini berserakan terlihat sudah bersih. Ini adalah buah dari aksi kemasi sampah dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2018. Jumat (6/4).

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Dessy Trikorina menyebut, program utama HPSN 2018 tersebut dikenal dengan sebutan TBBS alias Tiga Bulan Bebas Sampah. Gerakan ini, ujarnya, secara resmi dimulai pada 21 Januari lalu dan akan berakhir pada 21 April ini.

“Itu formalnya aksi TBBS. Tapi kita tidak akan berhenti memungut dan memilah sampah, termasuk pada titik-titik vital seperti jalan-jalan protokol, pasar, perkantoran, dan objek-objek wisata. Kita juga akan terus berupaya memotivasi masyarakat untuk bersih lingkungan dan bebas sampah,” ujar Dessy.

Dikatakan, agar usaha bersih-bersih dan kemasi sampah bisa terus berlanjut dan dapat mewujudkan lingkungan yang sehat, pihaknya proaktif melakukan penuyuluhan, bimbingan, dan pelatihan-pelatihan untuk masyarakat hingga ke tingkat-tingkat nagari, sekolah, rumah-rumah ibadah, dan pusat aktifitas lainnya.

Selama lebih dua bulan aksi TBBS berlangsung, menurutnya, kini sudah terlihat perubahan yang cukup berarti terhadap pola pandang masyarakat tentang sampah. Bahkan, ucapnya, banyak yang sudah tidak segan-segan memungut sampah yang berserakan tanpa harus dikomando oleh siapapun.

“Usaha memotivasi dan membangun kesadaran itu akan terus kita lakukan. Beberapa program yang sudah berjalan melibatkan kalangan pelajar mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Usaha ini juga melibatkan anak nagari, jemaah masjid, dan warga panti jompo yang dikenal dengan sebutan Lansia Peduli Sampah,” terangnya.

Dessy mengatakan, ke depan pihaknya akan berusaha memotivasi setiap nagari minimal memiliki satu bank sampah. Hal serupa, ujarnya, juga dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Sampah-sampah yang terkumpul melalui bank sampah nagari dan sekolah itu, tambah Dessy, bisa diteruskan ke bank sampah induk yang kini sudah ada satu unit yang dikelola pihak swasta.

Berbicara soal pengelolaan sampah yang diproduksi masyarakat kawasan ibukota kabupaten di Batusangkar, Dessy mengaku, pihaknya terus berupaya mengelola dengan baik, sehingga sampah-sampah itu setiap hari bisa diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

“Rata-rata sampah yang dihasilkan masyarakat Batusangkar 50-60 meter kubik (m3) setiap hari. Sampah itu masuk TPA sampah diangkut menggunakan empat kendaraan angkut sampah dan beberapa becak motor. Kita masih kekurangan sarana dan personil, tapi kita berusaha memaksimalkan semua sumber daya yang ada,” tegasnya.

Menurutnya, usaha pengelolaan sampah yang kini dilakukan, sesuai Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang kebijakan nasional penanganan sampah rumah dan sampah sejenis rumah tangga maupun kegiatan lainnya terkait sampah. “Kita dapat mengolah sampah untuk berbagai keperluan, seperti sumber energi, berbagai kegiatan kemasyarakatan, dan menyulap sampah menjadi aneka produk kerajinan,” sebut Dessy.(put)
×
Kaba Nan Baru Update