Padangpanjang – Pemerintah Kota Padangpanjang melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) MoU dengan PT. Duta Digital Informatika, Partner Google for Education di Indonesia, Sabtu (7/4) di Aula SMP N 6 Padangpanjang.
Kepala Disdikpora Kota Padangpanjang Drs. Desmon, M.Pd mengatakan, kegiatan ini guna memajukan Pendidikan di Kota Serambi Mekkah, sebab pendidikan dan pengajaran saat ini, tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat.
“Kita mendorong anak-anak mendapatkan akses dan kesempatan yang setara ketika mereka memasuki lapangan pekerjaan di masa depan. Mereka akan dituntut untuk memanfaatkan teknologi dalam setiap aspek kehidupan, tidak terkecuali di lingkungan profesional mereka masing-masing,” paparnya.
Desmon mengatakan, penggunaan teknologi dalam memfasilitasi pendidikan di Indonesia perlu bersifat menyeluruh. Ketika siswa dan pengajar sudah terbiasa memanfaatkan teknologi, maka hal itu menjadi salah satu modal mereka bersaing di tingkat global nantinya.
Desmon menambahkan, selain itu juga dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan Workshop singkat pengenalan tekhnologi dan fitur-fitur Google for Education kepada kepala sekolah, guru SD dan SMP serta perwakilan siswa se Kota Padangpanjang.
“Tampak jelas antusias guru dan siswa saat melakukan demo penggunaan tekhnologi ini untuk pembelajaran yang disampaikan oleh Ir. Suryoprayudo yang juga mantan Kabid Pengembangan Teknologi Pendidikan berbasis RTF Pustekkom Kemdikbud RI dan Arya Sanjaya Direktur PT. Duta Digital Informatika,” tambah Desmon.
Lebih lanjut Desmon mengatakan, kesempatan dan peluang yang sangat baik ini harus dimanfaatkan, dan tidak mensia-siakan kepercayaan yang diberikan ke Padangpanjang, karena Google for Education ini relatif masih baru dikembangkan.
“Kita berkeinginan Padangpanjang menjadi pilot proyek, untuk itu tahap pertama yang harus diselesaikan adalah menyusun struktur pengelolaan dan nama domain yang akan digunakan dan ditetapkan. Setelah itu menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk sekolah, guru dan siswa,” kata Desmon.
Sementara itu, Suryo dan Arya menjelaskan bahwa dengan menggunakan Google for Education proses belajar di kelas maupun di luar kelas menjadi lebih menarik, bermakna, kaya informasi, menginspirasi dan tanpa terikat oleh ruang dan waktu. Google memiliki informasi dan sumber pengetahuan tak terhingga dengan beragam format yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran.
“Menariknya lagi, fiturnya juga bisa digunakan untuk membangun ruang kelas maya, dimana dengan menggunakan perangkat android seperti hp, tablet, ataupun chrombook guru dapat mengawasi para siswanya dan bisa saling berinteraksi dalam satu kelas digital meskipun berada pada tempat yang berbeda bahkan berjauhan," ungkapnya.
Arya mengatakan, selain itu, juga bisa mengajak guru atau siswa dari negara lain untuk saling berinteraksi di satu ruang kelas, misalnya untuk belajar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
“Meskipun siswanya ada di satu ruang kelas SMP 6, tetapi gurunya ada di sekolah di luar negeri seperti Kanada, Australia atau di USA, namun bisa dihadirkan interaktif dalam proses belajar di kelas dengan bantuan tekhnologi ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut Arya mengatakan, dalam pengelolaan kelas, guru juga tidak lagi direpotkan dengan banyak hal, baik administratif maupun teknis, karena sistemnya sudah terintegrasi, seperti untuk pemberian tugas individual maupun kelompok, evaluasi, penilaian, umpan balik dan analisis serta pelaporannya.
“Semuanya ada dalam satu sistem. Bahkan dengan tekhnologi ini tidak perlu lagi penggunaan kertas, tidak perlu ruang penyimpanan, tidak perlu kuatir file hilang dan sebagainya, karena ia disimpan oleh Google di cloud. Bila dibutuhkan bisa diambil dan aman,” lanjut Arya.
Arya juga mensimulasikan langsung bersama guru dan siswa yang hadir pada Workshop singkat tersebut. Tampak antusias para guru dan siswa karena bisa menggunakan smartphone Android. (Del)