Notification

×

Iklan

Iklan

Hari Kartini, Selain Hormat Dan Paham Adat Istiadat Wanita Harus Punya Pikiran Maju

19 April 2018 | 16:16 WIB Last Updated 2018-04-19T09:16:43Z


Payakumbuh - Berbicara soal hari Kartini dan sosok perempuan, tentu banyak hal yang dapat kita petik. Perempuan adalah makhkuk ciptaan Allah yang apa adanya dan tidak bisa berbuat terlalu jauh dan terlalu maju dibanding laki-laki.

“Yah itulah kodrat wanita dan tidak bisa dipungkiri, wanita memang dikenal kaum yang lemah dan perasa (punya perasaan yang lebih halus dibanding pria-red),“ ujar salah seorang perempuan kota Payakumbuh Wulan Denura, S. ST (29) kepada wartawan di Payakumbuh, baru-baru ini.

Meskipun demikian, walau bagaimapun wanita zaman now harus punya ilmu dan smart. Cara berfikir modern, agar berwawasan luas, tapi bukan untuk menomorduakan laki-laki, tapi menjadi dasar jadi ibu rumah tangga yang baik pun, harus ada bekal. Agar tidak dianggap terlalu lemah oleh laki-laki.

Banyak pro kontra, tentang kesetaraan gender ini, saya saja yang sejak bangku kuliah belajar gender sampai sekarang di seminar-seminar yang membahas tentang gender, selalu beradu argument, bahwa perempuan menurut mereka harus ikut sajalah aturan yang ada, ngak usah tampil-tampil dan dirumah sajalah!.

Memang benar apalagi wanita yang sudah menikah, perlu menjaga nama baik suami dan keluarga,  maksud kita disini, bukan harus ikuti jaman kekinian yang serba modern, tapi wanita harus punya pikiran maju dan tidak tertinggal. 

Contohnya saja kita tidak bisa menampik jaman yang berkembang, era globalisasi.  Perempuan bisa menjadi apa saja sebenarnya tapi tetap harus memperhatikan tempat dan keadaan. “Tetapi hormat dan paham tentang adat istiadat, paham "alua jo patuk" demikian kita di minang,  khususnya Payakumbuh, “terang anggota DPRD kota Payakumbuh itu.

Ditambahkan bendahara DPC Partai Gerindra kota Payakumhuh itu, terkait sekarang hari Kartini, kita bisa belajar dengan apa yang telah dilakukan pejuang Nasional wanita Kita R. A Kartini (nama beliau ketika masih gadis dan belum menikah), semenjak gadis sudah berusaha memberikan hal baik dari apa kemampuan yang ia punya, berjuang demi orang banyak tidak hanya bisa dilakukan laki-laki.



Namun, perempuan juga bisa,  itulah yang dbuktikannya, yah ketika masa itu perempuan tidak boleh bersekolah itulah tantangan terbesar dan hebat yang dilakukan oleh beliau. Sampai pada akhirnya menikah dan mendirikan sekolah perempuan.

Dengan demikian, kita ambil dan contoh disini adalah semangat juang dan kegigihan seorang perempuan dan hingga akhirnya berhasil, masa yang dulu penuh tantangan untuk berbuat demikian saja beliau bisa,  jaman sekarang kita perempuan era kekinian juga harus bisa donk.

Pengurus Bundo Kanduang Nagori Koto Nan IV, kecamatan Payakumbuh Barat itu, juga angkat bicara terhadap maraknya KDRT,  kekerasan terhadap perempuan dan anak, human trafficking. Adalah bukti kelemahan perempuan, ketidakberanian yang mereka miliki, buat mereka semakin lemah. Takut menghadapi kenyataan untuk ditinggal suami dan menghidupi anak sendiri menjadi alasan mereka tetap bertahan.

Padahal sebenarnya masih banyak hal lain yang bisa mereka lakukan, dengan punya modal ilmu pengetahuan yang baik mereka akan kuat dan semangat, punya keputusan terbaik pastinya. Harapan kita perempuan jaman sekarang harus punya cita-cita yang tinggi, enggak pun tercapai sampai puncak cita-cita, minimalnya ada sudah naik ke peringkat atau jalan menuju cita-cita tersebut.

“Setelah bersuami pun kita tidak bekerja ngak masalah, tapi kembali lagi, kita sudah punya ilmu pengetahuan yang cukup, ibu yang smart, “ajak anggota komisi B DPRD Payakumbuh itu.

Sebetulnya, kata Wulan Denura, tidak hanya Kartini yang kita kenang, tapi banyak perempuan tokoh nasional lain, pahlawan kita yang hebat, seperti Rasuna Said, Rohana Kudus,  Siti Manggopoh, Cut Nyak Dien dan banyak lainnya, yang bisa kita pelajari, kelihaian dan perjuangan mereka, cuma mungkin karna kari Kartini telah ditetapkan secara nasional, maka lebih dikenal dan sering diperingati. (BD)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update