Desainer Anne Avantie ( foto : istimewa) |
PADANG – Desainer kondang Anna Avanti mengirimkan surat permohononan maafnya atas polemik rancangan busananya dalam gelaran fashion show Anne Avantie bertajuk “Sekarayu Sriwaderi” di Jakarta Convention Center, Kamis (29/3) yang lalu.
Rancangan busana Anne Avantie yang dikenakan Artis Shopia Latjuba ini yang memicu protes masyarakat Minangkabau ( foto : istimewa) |
Surat tertanggal 9 April 2018 itu dikirimkan Anne Avanti kepada Ketua Bundo Kanduang dan Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman. Isi surat tersebut juga tersebar di media sosial.
Berikut Isi Suratnya:
_Kepada yang saya hormati dan sayangi, seluruh masyarakat Minangkabau dimanapun berada.._
Salam Sejahtera,
Saya Anne Avantie, dengan ini saya ingin mengungkapkan dari hati yang terdalam mengenai Sunting yang terpasang pada koleksi saya di pergelaran 29 Tahun berkarya 29 Maret 2018.
Saya menjadi disainer sudah 29 Tahun dan menjadi profesi saya yang menghantarkan saya sampai pada hari ini.
Pencapaian itu tidak serta merta kemudian menjadikan saya bermegah diri namun saya mengabdikan diri untuk menjadi saluran berkat bagi sesama dan banyak orang.
Saya memberi inspirasi untuk dunia wirausaha dan industri kreatif Indonesia dengan terus berbagi dalam segala kesempatan tanpa pernah lelah apalagi menyerah. Seperti Ibu saya meneladankan kebajikan dan kebaikan pada saya untuk berkarya dengan hati.
Hingga tak terasa hampir 3 dasawarsa saya berkarya untuk negeri tercinta INDONESIA. Jatuh bangun… pahit getirnya dan suka dan duka telah menjadi perziarahan hidup yang begitu memberikan pembelajaran pada saya sehingga saya terus bertumbuh melalui kegagalan demi kegagalan yang terjadi sepanjang usia karir saya.
Oleh karena itu melalui surat ini, saya ingin mencurahkan hati bahwa telah terjadi sesuatu diluar kuat kuasa saya yang tak terhindarkan atas sebuah kesalahan yang tidak ingin saya perjelas karena menyangkut orang lain yang nantinya justru akan memperpanjang persoalan ini.
Sebagai orang yang menjunjung tinggi nasehat Ibu saya, saya ingin memenuhi permohonan Ibu saya untuk tidak memperpanjang persoalan ini sehingga nantinya akan mengorbankan banyak orang dan kemudian menjauhkan persaudaraan antar satu dan lainnya sehingga semakin menjauhkan kedamaian yang menjadi cita cita setiap insan.
Melalui surat ini saya hanya ingin menjelaskan beberapa hal yang bisa dijadikan bahan pertimbangan, adalah sebagai berikut:
•Beberapa jam sebelum acara saya meminjam beberapa hiasan rambut salah satunya adalah Sunting Sumatera Barat. Yang sebenarnya saya hanya ingin melihat apakah hiasan rambut tersebut bentuknya dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian dan bisa di kolaborasikan dengan aksesoris lainnya (Masih Wacana).
•Namun karena keadaan saya yang tidak memungkinkan untuk mengontrol satu per satu persiapan di belakang panggung sehubungan dengan saya harus meninggalkan tempat (backstage) dan kemudian saya mempersiapkan diri untuk menyambut kehadiran Ibu Wakil Presiden Mufidah Jusuf kalla, Ibu Sinta Nuriah Wahid dan Ibu Menteri Susi Pudjiastuti. Dalam kondisi itulah kemudian komunikasi terputus. Sehingga terjadi kekeliruan yang tidak seharusnya terjadi.
•Pada saat itu saya SAMA SEKALI belum melihat bentuknya, termasuk belum memegang dan belum juga memerintahkan untuk memasang di kepala model tersebut. Karena saya tau bahwa model tersebut mengenakan gaun dengan aksen jubah batik. Awalnya saya berencana untuk merangkainya dengan hiasan rambut lain dan bunga.
•Namun semua telah terjadi dan saya tidak ingin menelusurinya satu persatu sehingga akan mengorbankan orang - orang lain yang telah menolong saya bahkan pada akhirnya akan menjatuhkan serta menghancurkan nafkah hidup banyak orang.
•Semua terjadi karena kurangnya komunikasi antara saya dan yang terlibat sebagai pemasang sunting tersebut yang seharusnya bisa di hindari ketika melihat baju yang di kenakan oleh model yang bersangkutan bukan selayak dan sepantasnya. Namun sekali lagi ini semua sudah terjadi dan saya mohon maaf.
•Kesalahan ini murni adalah tanggung jawab saya yang pasti tidak di inginkan oleh semua pihak. Karena dari awal niat saya adalah sebuah niat untuk membagikan rasa syukur atas penyertaan TUHAN selama 29 tahun saya berkarya untuk negeri tercinta INDONESIA.
Demikian sekilas penjelasan dari saya, dan dari lubuk hati yang paling dalam saya mengemukakan “apabila saya mencari pembenaran maka akan banyak orang terseret dalam persoalan ini dan mereka akan kehilangan kepercayaan diri dari publik yang berdampak pada nafkah hidup keluarga mereka, sehingga saya tidak ingin mengorbankan mereka untuk kepentingan saya”. Biarlah saya yang menanggung semuanya dan saya sekali lagi memohon maaf kepada seluruh masyarakat Minangkabau dimanapun berada.
Dalam kondisi seperti ini, peristiwa itu bisa terjadi pada siapapun, kapanpun dan dalam situasi apapun bahkan bisa dialami juga oleh keluarga kita. Tapi saya berbesar hati bahwa semua yang terjadi adalah kekhilafan yang kemudian mengakibatkan orang lain melakukan kesalahan tanpa disadari.
Sebagai orang yang memiliki tanggung jawab moral saya Anne Avantie memohon untuk di bukakan pintu maaf kepada seluruh masyarakat MINANGKABAU dan yang terkait, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Dengan harapan di kemudian hari saya akan lebih memperhatikan sehingga tidak terjadi kesalahan serupa yang berdampak memecah belah kerukunan dan kebersamaan serta kedamaian bangsa INDONESIA.
Atas segala perhatian, jalinan hati serta kebijaksaan yang diberikan saya menghaturkan banyak Terima Kasih.
Semoga kesantunan dalam bertutur kata dan mengemukakan pendapat atas peristiwa ini masih di junjung tinggi sebagai salah satu budaya yang menghargai negeri sendiri.
Akhirnya.., negeri ini masih membutuhkan kreatifitas karya anak bangsa yang membangun industri kewirausahaan. Dan saya masih ingin terus berjuang berada di dalamnya dengan harapan maju dan berkembang bersama dengan kelebihan dan kekurangan saya yang manusiawi.
Teriring ucapan salam damai sejahtera.
Jakarta, 9 April 2018
Anne Avantie