Notification

×

Iklan

Iklan

PRODUKSI BATIK TUO NAGARI TUO PARIANGAN JADI PERHATIAN KHUSUS PEMDA

16 April 2018 | 16:30 WIB Last Updated 2018-11-17T05:24:55Z



Tanah Datar -- Berbicara tentang batik, tentu ingatan kita langsung Solo, Jogja, Pekalongan atau daerah lainnya di pulau Jawa. Kita semua tidak akan ada yang membayangkan atau mengira kalau di daerah kita sendiri di Nagari Tuo Pariangan memiliki motif batik kuno yang terdapat dalam tambo milik keluarga bapak Irwan Malin Basa, Karena selama ini khusus Sumatera Barat yang selalu menonjol adalah kain tenun dan sulaman.

Setelah ditemukan pada beberapa tahun lalu dan telah dipatenkan menjadi batik tuo pariangan, maka pada oktober 2017 Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Dinas Koperidag melaksanakan pelatihan membatik yang diikuti 30 orang peserta pelatihan yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah dari nagari Pariangan.

Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan kembali produksi batik asli Pariangan yang selama ini tidak lagi diproduksi. Dari hasil pelatihan tersebut saat ini di kecamatan Pariangan telah berdiri 3 buah kelompok UKM batik yang khusus memproduksi batik, dan salah satunya adalah Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan.

Saat ini pada kelompok Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan memiliki 10 orang anggota yang telah mengikuti pelatihan. Berdasarkan keterangan ketua kelompoknya Zelmawati pada Minggu (15/4) kemarin kelompok UKM yang dipimpinnya ini telah berdiri sejak 5 bulan yang lalu dan saat ini dari setiap anggotanya telah mampu memproduksi 10 helai kain batik dalam tiap bulannya. “jadi tiap bulannya kami sudah mampu memproduksi 100 helai batik tulis yang siap jual”, ujarnya.



Produksi yang dimaksudkan itu meliputi dari menggambar pola, mencanting, mewarnai (menggunakan kuas dan celup dan terakhir melorot lilin. Kesemua proses itu telah mampu mereka lakukan sendiri, tambah Zelmawati.

Dia juga mengatakan khusus untuk pewarna selain menggunakan pewarna sintetis juga menggunakan pewarna alam. “Kalau pewarna alam ini biasanya kami menggunakan kulit jengkol, daun sawo, daun jati, daun pokat, daun putri malu dan daun katu”.

Terkait dengan kendala yang selama ini dihadapinya Zelmawati menerangkan bahwa selama ini dia mengeluhkan masalah bahan yang sulit mereka dapatkan dan pemasarannya. “Bahan-bahan untuk membatik ini harus kami beli di Jogja karena tidak ada dipasaran, dan kami juga kesulitan untuk memasarkannya. Selama ini kami memasarkan hasil produk kami cuma promosi dari mulut ke mulut selain juga menggunakan media sosial facebook, namun hasilnya belum memuaskan harapan kami”, terang Zelmawati.

Sekaitan dengan itu Zelmawati beserta seluruh anggotanya mengharapkan kepada Pemda Tanah Datar untuk bisa membantu dalam pengadaan bahan baku, pemasaran dan juga pengadaan peralatan membatik yang lebih modern lagi, sehingga proses produksi yang dilakukan bisa lebih cepat dari yang sekarang. “Kalau alatnya sudah bagus kan kami bisa produksi lebih banyak”, harap Zelmawati.



Menanggapi apa yang disampaikan oleh ketua kelompok Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan, Kadis Koperindag Kabupaten Tanah Datar Abdul Hakim, yang kebetulan sedang berada di Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan mengatakan bahwa selain telah memberikan pelatihan pada bulan Oktober tahun 2017, saat ini juga sedang mengupayakan agar batik tuo Pariangan ini bisa dipakai oleh seluruh PNS dan pelajar yang ada di kabupaten Tanah Datar. “Upaya ini kami lakukan untuk meningkatkan produksi batik tuo milik kita ini” kata Abdul Hakim.

Sekaitan dengan keluhan tentang pengadaan bahan baku dan proses pemasaran, Abdul Hakim menjelaskan bahwa nanti akan mengarahkannya kepada Perusda. “Inikan masalah modal, kalau sudah dibeli dan dipasarkan langsung melalui Perusda tentu tidak ada kendala lagi” katanya. (Hp)

Lebih lanjut Abdul Hakim menjelaskan Pemda pada tahun ini juga akan memberikan pelatihan membatik lanjutan, dan pada pelatihan yang akan diberikan juga akan diajarkan masalah dalam memadukan warna. Khusus pelatihan memadukan warna ini diberikan agar para pengrajin batik bisa mengkombinasikan warna dengan baik sehingga menarik minat pembeli dan hasil produksi batik dari UKM kita lebih menarik dan tidak monoton itu-itu saja warnanya. “Ini juga merupakan promosi yang cukup bagus” pungkasnya. (Hp/put)
×
Kaba Nan Baru Update