Notification

×

Iklan

Iklan

Mufidah Jusuf Kalla Resmikan Sentra Tenun Terbesar Indonesia di Tanah Datar

08 Mei 2018 | 20:11 WIB Last Updated 2018-11-17T05:37:57Z



Batusangkar -- Istri Wakil Presiden RI Ny. Mufidah Jusuf Kalla, Selasa (8/5) meresmikan Sentra Industri Tenun terbesar di Indonesia yang berada di Nagari Tigo Jangko, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dalam kesempatan tersebut Mufidah Jusuf Kalla juga didampingi oleh Menteri PUPR RI Basuki Hadi Moeljono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhajir Effendy, wakil gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, ketua Dekranasda Provinsi Sumbar Nevi Irwan Prayitno, Bupati Tanah Datar H. Irdinasyah Tarmizi dan ketua dekranasda kabupaten Tanah Datar Ny. Emi Irdinasyah Tarmizi.

Dalam sambutannya Mufidah mengakatakan pembangunan sentra tenun tersebut berawal dari perhatiannya terhadap keberadaan tenun di seluruh Indonesia yang memiliki potensi luar biasa, salah satunya adalah Sumbar.

“Sebagai sentra tenun terbesar di Indonesia diharapkan ini bisa menjadi pemicu dan berkembangnya seni tenun dari seluruh daerah di negara Indonesia kita ini,” ujar isteri Wakil Presiden RI, Mufidah Jusuf Kalla sebelum menandatangani prasasti Sentra Tenun Kriya Lintau yang disaksikan Wagub Sumbar Nasrul Abit, Bupati Tanahdatar Irdinansyah, Ketua Dekranasda Tanahdatar Emi Irdinasyah beserta beserta pejabat teras dari Kementerian PUPR dan Pendidikan Republik Indonesia.




Mufidah juga mengatakan, tenun Indonesia sangat potensial, dengan corak dan warna yang khas hingga dikenal dimanca negara. "Saya memperhatikan Indonesia punya potensi tenun luar biasa, sebagaiman kita ketahui beberapa songket yang ada di Sumbar memiliki bentuk yang indah, mulai dari warna hingga motif yang digunakan,” katanya.
 
Beberapa songket hasil tenun tersebut bahkan sudah dikenal hingga ke luar negeri dan sangat diminati oleh wisatawan sebagai buah tangan. 

Sementara itu Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi mengatakan keberadaan sentra industri tenun yang ada saat ini merupakan inisiatif dari Mufidah Jusuf Kalla.
 
Bupati Irdinansyah juga menjelaskan, selain Pandai Sikek, Lintau juga merupakan daerah lain di Tanah Datar yang juga memiliki kerajinan tenun. Sentra tenun ini nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat Lintau ataupun Tanah Datar, akan tetapi terbuka bagi seluruh generasi muda di Sumbar yang ingin mempelajari tenun.




Sekalipun saat ini baru ada beberapa bangunan, akan tetapi Irdinansyah menyebutkan fasilitas yang ada saat ini sudah mencukupi untuk pelaksanaan operasional.

"Bahkan kita sudah melatih sebanyak 70 orang generasi muda untuk menenun, dari jumlah tersebut tidak hanya berasal dari Lintau, akan tetapi juga dari daerah lain di Sumatera Barat,” ujar Bupati.

Sebagai rumah tenun terbesar di Indonesia, Pemkab Tanah Datar berencana akan mempergunakan jasa pihak ketiga untuk pengelolaan sekolah pelatihan Tenun Kriya Minangkabau ini.

”Kedepan, pemerintah akan bekerja sama dengan pihak ketiga, sehingga dari sisi pengelolaan bisa lebih profesional, agar terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Disini mereka dilatih, punya keterampilan. Mereka yang ingin terus disini untuk produksi pun kita fasilitasi ada rusunawa yang akan ditempati, dengan begitu target untuk mensejahterakan masyarakat dapat kita wujudkan,” harapnya.




Lebih lanjut Bupati mengatakan, hasil tenun dari sentra ini memiliki ciri khas tersendiri, “hasil kriya di Sentra Tenun Lintau menggunakan pewarnaan yang alami beda dengan tenun Silungkang yang sudah dikenal lebih dulu, kedepan untuk mencukupi ketersediaan warna ini nantinya akan kita tanam tumbuhan dan pohon yang akan menjadi sumber pewarnanya,” sambung Bupati.

Irdinansyah menambahkan, target awal dari pelatihan ini yaitunya penguasaan peralatan oleh peserta, setelah itu penguasaan teknik bertenun dan mendisain. “Untuk pelatihan nantinya kita akan mendatangkan langsung instruktur yang kompeten. Sementara untuk pemasaran hasilnya akan dibantu mencarikan oleh Ibu Mufidah,” tambahnya.

Lanjutnya lagi, pada tahun 2018 ini nantinya juga akan ada bantuan dari DAK Kementerian Perindustrian sebanyak Rp. 11 miyar yang diperuntukkan untuk membangun tempat pelatihan pencelupan pewarnaan dan produksi lainnya.

“Insyaallah ada Rp. 11 milyar lagi dana dari menteri perindistrian untum membuat tempat pelatihan, pencelupan dan produksi,” ulasnya.

Peresmian sentra tenun itu juga dimeriahkan dengan tari tenun oleh sanggar seni Sari Bunian, parade pakaian adat dari 14 kecamatan se-kabupaten Tanah Datar, peragaan busana batik Pariangan dan peragaan busana berbahan dasar tenun karya Johan Kurniawan. (Hp/Put)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update