Batusangkar
-- Istri Wakil Presiden RI Ny. Mufidah Jusuf Kalla, Selasa (8/5) meresmikan
Sentra Industri Tenun terbesar di Indonesia yang berada di Nagari Tigo Jangko,
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Dalam
kesempatan tersebut Mufidah Jusuf Kalla juga didampingi oleh Menteri PUPR RI
Basuki Hadi Moeljono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhajir Effendy,
wakil gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, ketua Dekranasda Provinsi Sumbar
Nevi Irwan Prayitno, Bupati Tanah Datar H. Irdinasyah Tarmizi dan ketua
dekranasda kabupaten Tanah Datar Ny. Emi Irdinasyah Tarmizi.
Dalam
sambutannya Mufidah mengakatakan pembangunan sentra tenun tersebut berawal dari
perhatiannya terhadap keberadaan tenun di seluruh Indonesia yang memiliki
potensi luar biasa, salah satunya adalah Sumbar.
“Sebagai
sentra tenun terbesar di Indonesia diharapkan ini bisa menjadi pemicu dan
berkembangnya seni tenun dari seluruh daerah di negara Indonesia kita ini,”
ujar isteri Wakil Presiden RI, Mufidah Jusuf Kalla sebelum menandatangani
prasasti Sentra Tenun Kriya Lintau yang disaksikan Wagub Sumbar Nasrul Abit,
Bupati Tanahdatar Irdinansyah, Ketua Dekranasda Tanahdatar Emi Irdinasyah
beserta beserta pejabat teras dari Kementerian PUPR dan Pendidikan Republik
Indonesia.
Mufidah
juga mengatakan, tenun Indonesia sangat potensial, dengan corak dan warna yang
khas hingga dikenal dimanca negara. "Saya
memperhatikan Indonesia punya potensi tenun luar biasa, sebagaiman kita ketahui
beberapa songket yang ada di Sumbar memiliki bentuk yang indah, mulai dari
warna hingga motif yang digunakan,” katanya.
Beberapa
songket hasil tenun tersebut bahkan sudah dikenal hingga ke luar negeri dan
sangat diminati oleh wisatawan sebagai buah tangan.
Sementara
itu Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi mengatakan keberadaan sentra
industri tenun yang ada saat ini merupakan inisiatif dari Mufidah Jusuf Kalla.
Bupati
Irdinansyah juga menjelaskan, selain Pandai Sikek, Lintau juga merupakan daerah
lain di Tanah Datar yang juga memiliki kerajinan tenun. Sentra tenun ini
nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat Lintau ataupun Tanah Datar,
akan tetapi terbuka bagi seluruh generasi muda di Sumbar yang ingin mempelajari
tenun.
Sekalipun
saat ini baru ada beberapa bangunan, akan tetapi Irdinansyah menyebutkan
fasilitas yang ada saat ini sudah mencukupi untuk pelaksanaan operasional.
"Bahkan
kita sudah melatih sebanyak 70 orang generasi muda untuk menenun, dari jumlah
tersebut tidak hanya berasal dari Lintau, akan tetapi juga dari daerah lain di
Sumatera Barat,” ujar Bupati.
Sebagai
rumah tenun terbesar di Indonesia, Pemkab Tanah Datar berencana akan
mempergunakan jasa pihak ketiga untuk pengelolaan sekolah pelatihan Tenun Kriya
Minangkabau ini.
”Kedepan, pemerintah akan bekerja sama dengan pihak ketiga, sehingga dari sisi
pengelolaan bisa lebih profesional, agar terlaksana dengan baik dan tepat
sasaran. Disini mereka dilatih, punya keterampilan. Mereka yang ingin terus
disini untuk produksi pun kita fasilitasi ada rusunawa yang akan ditempati,
dengan begitu target untuk mensejahterakan masyarakat dapat kita wujudkan,”
harapnya.
Lebih
lanjut Bupati mengatakan, hasil tenun dari sentra ini memiliki ciri khas
tersendiri, “hasil kriya di Sentra Tenun Lintau menggunakan pewarnaan yang
alami beda dengan tenun Silungkang yang sudah dikenal lebih dulu, kedepan untuk
mencukupi ketersediaan warna ini nantinya akan kita tanam tumbuhan dan pohon
yang akan menjadi sumber pewarnanya,” sambung Bupati.
Irdinansyah
menambahkan, target awal dari pelatihan ini yaitunya penguasaan peralatan oleh
peserta, setelah itu penguasaan teknik bertenun dan mendisain. “Untuk pelatihan
nantinya kita akan mendatangkan langsung instruktur yang kompeten. Sementara
untuk pemasaran hasilnya akan dibantu mencarikan oleh Ibu Mufidah,” tambahnya.
Lanjutnya
lagi, pada tahun 2018 ini nantinya juga akan ada bantuan dari DAK Kementerian
Perindustrian sebanyak Rp. 11 miyar yang diperuntukkan untuk membangun tempat
pelatihan pencelupan pewarnaan dan produksi lainnya.
“Insyaallah
ada Rp. 11 milyar lagi dana dari menteri perindistrian untum membuat tempat
pelatihan, pencelupan dan produksi,” ulasnya.
Peresmian
sentra tenun itu juga dimeriahkan dengan tari tenun oleh sanggar seni Sari
Bunian, parade pakaian adat dari 14 kecamatan se-kabupaten Tanah Datar,
peragaan busana batik Pariangan dan peragaan busana berbahan dasar tenun karya
Johan Kurniawan. (Hp/Put)