Fauzana Ridya dan Budi Fadjrin saat tampil di" Kereta Kencana" karya Eugene Ionesco ( Dok: ISI Padang Panjang ) |
Padang Panjang -- Sebuah pertunjukan Teater KERETA KENCANA karya EUGENE IONESCO , Selasa (17/07) kemarin digelar di Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam ISI Padang Panjang. Pertunjukan ini merupakan terjemahan karya WS Rendra. Dengan sangat indah dan menyentuh diadaptasi dan disutradarai oleh Sulaeman Juned.
Dan berhasil dimainkan dengan akting yang kuat serta menyentuh oleh aktor Fauzana Ridya dan Budi Fadjrin.
Kereta Kencana merupakan bentuk penciptaan teater melalui perwujudan tokoh nenek dan kakek , menjadi ruang dan waktu serta lokalitas budaya Pasaman.
Pertunjukan dengan gaya non realis yang menggunakan metode penyutradaraan dan akting Brechtian dengan tekhnik Alinasi. Menghadirkan akting melalui pengolahan seni peran dengan metode verfreemdumeffekt atau efek alinasi.
Konsep pemeran menampilkan karakter yang seolah-olah dan tidak menjadi (to be). Pemeran menjadi tokoh orang ketiga untuk membicarakan tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat melihat penonton dengan kritis.
Pertunjukan dibuka dengan musik Rabab dengan lagu Buai-Buai khas Pasaman, dengan nenek dan kakek duduk di atas kursi di posisi sentral panggung, dan lampu fokus berwarna merah dan kain putih yang mengurung kursi naik ke atas.
Sementara pertunjukan ditutup dengan musik rabab dan lagu Nuai-buai khas Pasaman dengan kakek dan nenek berada di atas kursi yang sama dan lampu berwarna merah hidup kain putih turun menutupi mereka secara perlahan dari atas, ya, kereta kencana menjemput mereka.
Pertunjukan ini, terasa benar kesunyian yang mereka temui dalam usia renta. Namun mereka menghiburi diri dengan mengenang masa lalunya. Inilah tawaran terhadap penonton, konflik antara manusia dengan manusia lainnya. Konflik yang sering terjadi dalam kehidupan di tengah masyarakat sehinga melahirkan tekanan batin.
Fauzana Ridya berhasil memerankan tokoh nenek berusia 100 tahun yang secara psikologis sebagai tokoh yang bijak, tegar dan setia serta perhatian terhadap suami. Ketegaran dan kesetiannya ia tunjukkan dengan tetap mendampingi suami walau tak memiliki anak.(SJ)