Pasaman - Ratusan kepala keluarga (KK) miskin di empat kanagarian di Kabupaten Pasaman patut berbahagia. Sebab, jamban sehat yang mereka idam-idamkan selama ini, kini menjadi kenyataan.
Rabu (15/8), Ketua LKKS Provinsi Sumatera Barat, Nelvi Irwan Prayitno telah melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan jamban sehat di Nagari Ganggo Mudiak, Kecamatan Bonjol. Ini menandakan pembangunan seratus jamban sehat resmi dimulai.
Acara peletakan batu pertama ini turut dihadiri, Ketua Harian LKKS Sumbar, Parlagutan Nasution, Wakil Ketua LKKS Kabupaten Pasaman, Mira Delima Atos Pratama, Ketua Harian LKKS Pasaman, Maslan Nasution, Kepala Dinas Sosial Efka Emi, Ketua Baznas Pasaman, Syafrizal dan KK penerima manfaat.
Wakil Ketua LKKS Pasaman, Mira Delima mengatakan, sebanyak 100 KK miskin diempat nagari di daerah itu terima bantuan pembangunan jamban sehat dari LKKS Provinsi Sumatera Barat.
"Sebanyak 25 jamban di Nagari Ganggo Mudiak, Bonjol dan Nagari Sundatar, Lubuksikaping. Berikutnya, 30 jamban di Nagari Panti, Kecamatan Panti dan 20 jamban lagi di Nagari Lubuk Layang, Rao Selatan," kata Mira.
Adapun total bantuan pembangunan jamban sehat ini senilai Rp33 juta. Rp25 juta merupakan bantuan Baznas. Selebihnya, sebesar Rp8 juta bantuan LKKS Provinsi Sumbar untuk 100 jamban leher angsa.
"Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman, melainkan juga turut melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat," pungkas Mira.
Ketua LKKS Provinsi Sumbar, Nevi Zuairina Irwan Prayitno bersyukur kegiatan pembangunan 100 jamban sehat untuk KK miskin di daerah itu dapat terlaksana. Kegiatan itu, merupakan kerjasama LKKS, Baznas, PT Semen Padang.
"Selain itu juga bekerjasama dengan LKKS dan Baznas Pasaman. Untuk itu saya mengimbau, warga yang mampu untuk tunaikan zakat, infak dan shodaqoh lewat Baznas," katanya.
Ia menyebutkan, bahwa keberadaan jamban disetiap rumah warga di Sumbar ini masih terbilang minim. Survei yang pernah dilakukan, dari 20 rumah, hanya 6 rumah saja yang punya jamban.
"Selebihnya, sebanyak 14 rumah warga yang disurvei buang jambannya sembarang tempat. Ada yang di kali, sungai, laut dan hutan. Jelas, ini tidak sehat dan tidak sesuai pula dengan syariat agama Islam," ujar Nevi.
Kegiatan pembangunan jamban sehat ini tersebar disembilan kabupaten/kota di Sumatera Barat. 9 Kegiatan, itu kata dia, akan terus ditingkatkan, termasuk jumlah penerima manfaat.
"Untuk itu, saya meminta jamban ini harus digunakan dan dipelihara dengan baik. Para penerima manfaat jamban saya harapkan dapat mendirikan Posdaya sebagai forum komunikasi dan edukasi antar sesama warga," tukasnya. (Gani)