Padang - Peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) PPRA LVIII Lemhanas Tahun 2018 kunjungi Korem 032/Wirabraja, fokus mempertanyakan tentang Sumatera Barat (Sumbar) rawan bencana dan rentan terhadap masalah radikalisme serta terorisme, bagaimana bentuk koordinasi dan penanganan dari masalah-masalah tersebut kepada Kepala Staf Korem (Kasrem) 032/Wbr, Kolonel. Arh. Sonny Septiono yang menerima rombongan di Gedung Saptamarga Makorem 032/Wbr jalan Jend. Sudirman No. 29 Padang, Selasa (28/8).
Kasrem memaparkan tentang tugas pokok dan fungsi Korem 032/Wirabraja yang wilayah tugasnya melingkup seluruh Sumatera Barat, termasuk kekuatan personel yang ada di sana.
Terkait upaya menangkis paham radikalisme dan terorisme di Sumbar disampaikan Kasrem, terus dilakukan sosialisasi dan pembinaan kepada generasi muda, dan bencana gempa dan tsunami terus dilakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Hal ini dibenarkan Danlanud Sutan Sjahrir, Kol. Pnb. Purwanto Adi Nugroho. Untuk mengantisipasi kerawanan dari sisi bencana, pihaknya dan jajaran terkait selalu melakukan latihan terpusat dan kewilayahan.
Sumbar dirincinya memiliki luas 42.297,30 Km persegi dengan 302 pulau, yang 180 diantaranya memiliki nama dan 122 tidak bernama. “Masalah yang dihadapi diantaranya, mengalami gempa. Pada 2017 terjadi 42 kali gempa dan 2018 sudah 130 kali gempa,” sebutnya.
Kondisi sosial masyarakat di Sumbar ditegaskannya relatif kondusif, meski pun ada beberapa masalah yang ditemui, seperti adanya indikasi radikalisme dan terorisme, dimana pada 13 Agustus 2018 lalu, Densus 88 telah menangkap terduga teroris di Padang, Payakumbuh, dan Bukittinggi.
Indikasi lain adanya terorisme adalah adanya sel-sel tidur terorisme, yaitu dengan kasus pembakaran Polres Dharmasraya pada 12 November 2017.
“Untuk pelaku pembakaran ini kami tambahkan bukanlah orang Sumatera Barat,” tegas Kasrem lagi.
Setelah pemaparan yang sangat rinci dan gamblang oleh Kasrem, diantaranya peserta Lemhanas yang mengajukan pertanyaan Justin Matthew Thurston Roocke, salah seorang siswa Lemhanas dari Australia dan Pastor Silvanus Musmulyadi Mongkon, tentang pertanyaan seputar paparan yang disungguhkan. Rombongan ini dipimpin langsung Wakil Gubernur (Wagub), Marsdya TNI Bagus Puruhito.
Kerawanan lainnya disebutkan adalah kegiatan illegal mining dan illegal logging, sengketa tanah, lahan perkebunan dan lahan pertambangan di Padang, Pasaman Barat, dan Pasaman. Sedangkan konflik sosial, yakni penolakan pembangunan pembangkit geothermal atau panas bumi.
Sebelumnya, Marsda TNI Baskoro Alrianto yang memandu jalannya pertemuan membeberkan tujuan kehadiran mereka di sana. SSDN disampaikannya, bagian dari studi para peserta untuk melihat kondisi wilayah yang dikunjungi, diantaranya mengunjungi objek strategis Sumbar, termasuk Korem 032/Wbr, Lanal, dan Lanud sebagai bagian dari aspek pertahanan.
Dia juga merinci, siswa Lemhanas yang hadir pada SSDN tersebut berjumlah 25 orang yang terdiri dari 23 peserta dalam negeri dan dua peserta luar negeri. Selain Justin dari Australia, juga ada Syed Zaighum Abbas Nagvi dari Pakistan. Keduanya berasal dari Tentara Angkatan Darat di negaranya. (Penrem 032/Wbr)