Limapuluh Kota - Kenagarian Persiapan Ulu Aie Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota bakal menjadi sentra produksi bawang merah. Hal itu terlihat dari hasil panen bawang di kebun anggota Kelompok Tani Maju Bersama di nagari itu yang optimal dengan rata-rata 28 kali lipat jumlah bibit. Rabu 19/9.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Limapuluh Kota Irsam, SP didampingi Kasi Perbenihan dan Perlindungan Horti Vivi Febria, SP kepada wartawan usai panen raya bawang merah kegiatan pengembangan bawang merah bantuan bibit varietas SS Sakato pada Kelompok Tani Maju Bersama Ulu Aie, kemaren mengatakan, dari panen yang dilakukan pada lahan salahseorang anggota kelompok bernama Afdhal, diperoleh hasil sebanyak 790 kg.
“Angka produksi itu sekitar 28 kali lipat dari bibit yang ditanam semula sebanyak 26 kg. Sedangkan secara keseluruhan, rata-rata produksi sebanyak 22 sampai dengan 28 kali lipat jumlah bibit atau sekitar 22 ton dari keseluruhan lahan kelompok yang sebelumnya mendapatkan bibit sebanyak 1 ton,” ungkap Irsam dan Vivi.
Dengan produksi yang menggembirakan tersebut, lanjut Vivi, anggota kelompok Maju Bersama semakin antusias untuk terus membudidayakan dan mengembangkan tanaman yang sebelumnya terbilang baru bagi petani Ulu Aie tersebut. Apalagi kini harga jual produksi relatif normal pada kisaran Rp20.000/kg.
“Dengan produksi 28 kali lipat dari jumlah bibit tersebut, petani Ulu Aie sangat antusias untuk terus mengusahakan tanaman yang menjadi bumbu masakan tersebut. Sebab, dengan harga jual produksi sekarang Rp20.000/kg, petani bisa memperoleh keuntungan separoh nilai jual,” tutur Vivi.
Menurut Vivi, jenis tanah, tofografi dan iklim Nagari Ulu Aie yang berada pada ketinggian 868 meter dari permukaan laut (mdpl) memang sangat cocok buat pengembangan bawang merah.
Selain itu itu pengairannya juga sangat bagus dengan memanfaatkan mata air Pegunungan Sanggul di Ulu Aie. Tak heran, produksinya lebih tinggi dari hasil budidaya di tempat lain di Kabupaten Limapuluh Kota.
“Bawang merah memang bukan komoditi unggulan Kabupaten Limapuluh Kota, tetapi tanaman ini merupakan komoditas nasional yang sangat mempengaruhi inflasi karena dikonsumsi masyarakat Indonesia. Karenanya, Ulu Aie kita harapkan bisa menjadi salahsatu nagari pengembangan bawang merah tersebut,” papar Vivi.
Menjawab wartawan tentang bantuan kegiatan pengembangan kawasan bawang merah tersebut, lebih lanjut Vivi menjelaskan dalam hal ini kelompok tani memperoleh bantuan bantuan bibit bawang merah Varietas SS Sakato sebanyak 1 ton dari Kementerian Pertanian yang dibudidayakan areal seluas 1 hektar. Kegiatan pengembangan bawang itu sekaligus diintegrasikan dengan kegiatan pengembangan desa organik.
“Selain itu, Kelompok Tani Maju Bersama Ulu Aie juga akan dipersiapkan menjadi penangkar benih Bawang Merah. Dengan begitu, ke depannya Nagari Ulu Aie diharapkan bisa memenuhi kebutuhan bibit bawang merah untuk wilayah Limapuluh Kota dan daerah tetangga lainnya,” sela Irsam.
Sementara itu Ketua kelompok Tani Maju Bersama Dt. Bosa didampingi anggota kelompok Afdhal mengaku sangat bersyukur dan bahagia mendapat bantuan kegiatan pengembangan kawasan bawang dari Kementerian Pertanian tersebut.
“Kami sangat senang bercocok tanam bawang merah karena komoditi ini sangat menguntungkan. Kami juga optimis menjadi kelompok tani penangkar benih bawang merah,” ucap Dt. Bosa.
Terpisah Bupati Limapuluh Kota H. Irfendi Arbi juga berharap Ulu Aie bisa tampil menjadi kawasan pengembangan baru untuk bawang merah. Ia berharap luas areal tanaman ini terus ditambah karena potensi areal buat pengembangan masih luas.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, Bupati Irfendi Arbi meminta dinas terkait terus melakukan pembinaan dan pendampingan. Apalagi dari sisi iklim kawasan Ulu Aie sangat cocok buat tanaman bawang tersebut.
“Kita optimistis Ulu Aie bisa memproduksi bawang merah dalam jumlah lebih besar. Untuk itu saya minta dinas terkait tetap melakukan pendampingan dan memberikan bimbingan tentang budidaya tanaman tersebut,” papar Irfendi. (BD)