Notification

×

Iklan

Iklan

Kemendes Kenalkan Inovasi Pemerataan Layanan Kesehatan dan Pendidikan

28 September 2018 | 23:51 WIB Last Updated 2018-09-28T16:51:52Z

Kupang - Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo membuka acara Rapat Koordinasi Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan dalam Percepatan Pengentasan Daerah Tertinggal yang mengangkat tema “Strategi Pemerataan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Daerah Tertinggal melalui Aplikasi Sehati TeleCTG dan Halohola”, di Kupang, Kamis, (27/9).

Acara ini dihadiri oleh Bupati Kupang, yang baru akan dilantik, Drs Korinus Masreno. Turut hadir dalam rapat ini Kepala Dinas Kesehatan Kupang dan Timor Tengah Selatan (TTS), Kepala Dinas Pendidikan Kupang, Kepala Dinas PMD Kupang dan TTS, Bappeda Lembata, Universitas Terbuka, para bidan, obsgyn, kader, dan guru PAUD sampai dengan SLTA Kabupaten Kupang.

"Sehati TeleCTG merupakan aplikasi kesehatan maternal bagi bidan dan ibu hamil untuk monitoring dan diagnostik kondisi kesehatan janin," kata CEO Sehati Dr. Ari Waluyo.

Dalam SEHATI juga ada kios sehati sebagai solusi peningkatan ekonomi bidan karena isu yang diangkat adalah terkait kesejahteraan bidan, "bagaimana bisa berfikir logis kalau logistik tidak terpenuhi”. 



Sedangkan Jaka CEO Halohola memperkenalkan Halohola sebagai mini server yang menyiarkan sinyal wifi untuk mengirimkan konten digital edukatif ke device/gadget. "Teknologi offline ini membuat konten pendidikan dapat diakses di lokasi tanpa sinyal internet," katanya Jaka.

Alat ini dapat digunakan sebagai solusi metode pembelajaran pendidikan dan kesehatan di wilayah remote dan terbatas jaringan internet. 

Dirjen PDT menambahkan, program ini terinspirasi dari program kirim budi yang dikampanyekan oleh Najeela Shihab dengan mengirimkan flashdisk untuk masyarakat daerah terpencil. Direktur PSDM Priyono juga ikut menambahkan, perlu ada  keterlibatan beberapa pihak secara bersama-sama untuk mewujudkan hal ini.

Dalam kesempatan itu, Bupati Kupang menyambut baik pengenalan inovasi ini karena dapat memudahkan proses pembelajaran dan meningkatkan akses menuju pelayanan kesehatan, mengingat distribusi tenaga kesehatan sangat minim, satu kabupaten hanya memiliki satu dokter spesialis.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dari Robert A.J Amaheka mengatakan apresiasi untuk kegiatan ini dan siap mengusulkan dalam anggaran kesehatan. “Harapan kami kegiatan ini dapat menjadi solusi mengatasi masalah stunting dan tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kupang. Kupang memang menjadi salah satu kabupaten tinggi stunting", ujarnya.

“Sebanyak 4.050 balita stunting atau 45,6% tahun 2017. Artinya kalau masalah ini tidak segera diatasi sejak dari kandungan, kami akan menyumbangkan stunting dewasa 45,6% yang artinya akan banyak generasi penerus Kupang yang memiliki IQ dibawah rata-rata," ungkap Robert. 

Jika melihat dari data tenaga kesehatan di Kupang, banyak didominasi oleh bidan dan perawat honorer dan distribusi masih banyak di wilayah kota, kami berharap rekrutmen CPNS yang ada juga melihat standar ketenagaan dari Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Sehingga kami tidak mengalami kendala saat akreditasi di mana item akreditasi sangat banyak sekitar 170 item, kalau kami ikut akreditasi kami akan terus berada dalam posisi akreditasi paling bawah. 

"Kami juga kekurangan dokter spesialis padahal sudah ada kebijakan gaji 40 juta per bulannya untuk dokter spesialis. Aplikasi sehati dapat menjadi solusi menghubungkan bidan, ibu hamil, kader dengan dokter spesialis kandungan di wilayah tertinggal seperti kami” tutup Robert. (ril/dyko)
×
Kaba Nan Baru Update