Oleh : Satria Asmal (Direktur SPECTA) |
Generasi Millenial Ditengah Arus Zaman
Pasbana.com -- Harus kita akui, kecemasan orang tua zaman sekarang sangat beralasan terhadap anak mereka. Semua itu akan selalu menghantui jika tidak ada solusi yang tepat dalam mengatasinya.
Mengandalkan ke sekolah sepenuhnya dalam mendidik anak tentu bukan cara yang bijak. Karena bagaimana pun keterlibatan orangtua dan mengasuh dan mendidik buah hatinya tentu akan memberikan nilai lebih pada si anak.
Alquran sebenar nya telah jauh jauh hari mengingatkan bahaya ini pada kita.
Dalam surat An Nisa ayat ke 9 dengan tegas Allah mengingatkan dan menyampaikan pada kita semua ;
" Dan Hendaklah takut kepada Allah orang orang yang seandainya meninggalkan generasi yang lemah, dan mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. "
Maka jelaslah bahwa kondisi ini telah disampaikan oleh Alquran ribuan tahun yang lalu. Diantara kelemahan generasi hari ini adalah ;
1. Lemahnya Aqidah
Aqidah merupakan pondasi dasar iman bagi ummat islam. Aqidah merupakan hubungan yang erat antara hamba dengan Khalik nya. Jika ini lemah, maka komponen yang lain juga akan ikut rapuh.
Ibadah, akhlak, moral, akan ikut bermasalah jika aqidah ini rapuh. Banyak hal yang akan membuat aqidah generasi muda hancur dizaman milenial ini.
Tontonan yang tidak mendidik, menampilkan tahayul,khurafat. Lebih mengagungkan akal, budaya hedonis, teknologi tanpa batas dan tanpa kontrol serta penggunaan smartphone dan sarana teknologi lainya yang membuat generasi hilang jati diri dan kehilangan arah.
Menganggap ibadah tidak penting lagi dan jauh dari tuntunan agama. Terdoktrin dengan apa yang ditonton dan dilihatnya di dunia maya ataupun televisi. Sehingga membuat mereka lalai beribadah, malas beribadah bahkan sampai alergi beragama yang pada akhirnya menafikan adanya Tuhan.
2. Lemahnya Akhlak
Menurut Thomas Lickona, Seorang professor dan akademisi pendidikan Cortland Amerika, mengatakan ada 10 ciri kehancuran sebuah bangsa, dan apa yang disampaikan beliau sungguh sangat mencengangkan karena kesepuluh itu semuanya menyangkut akhlak manusia.
Kesepuluh ciri itu adalah:
1. Meningkatnya prilaku kekerasan dan merusak dikalangan remaja dan pelajar.
2. Penggunaan kata yang semakin memburuk (kata alay,makian, bahasa gaul dan lain-lain).
3. Pengaruh teman, jauh lebih kuat dari pada orangtua dan guru.
4. Meningkatnya perilaku free sex,merokok, dan narkoba ditengah pelajar dan remaja.
5. Merosotnya perilaku moral dan meningkatnya egoisme.
6. Hilangnya rasa cinta tanah air.
7. Rendahnya rasa hormat pada oranglain, orangtua dan guru.
8. Meningkatnya perilaku merusak .
9. Ketidak jujuran terjadi dimana mana.
10. Berkembangnya rasa saling curiga, membenci, dan memusuhi antar sesama warga negara.
2. Penggunaan kata yang semakin memburuk (kata alay,makian, bahasa gaul dan lain-lain).
3. Pengaruh teman, jauh lebih kuat dari pada orangtua dan guru.
4. Meningkatnya perilaku free sex,merokok, dan narkoba ditengah pelajar dan remaja.
5. Merosotnya perilaku moral dan meningkatnya egoisme.
6. Hilangnya rasa cinta tanah air.
7. Rendahnya rasa hormat pada oranglain, orangtua dan guru.
8. Meningkatnya perilaku merusak .
9. Ketidak jujuran terjadi dimana mana.
10. Berkembangnya rasa saling curiga, membenci, dan memusuhi antar sesama warga negara.
Jika ini terus dibiarkan tentu ini akan menjadi musibah besar bagi sebuah bangsa karena pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Jika pemuda hari ini tidak berkualitas maka dipastikan pemimpin masa depan akan gagal mengurus bangsa ini.
Bukankah nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan betapa banyak Alquran dan hadist yang berbicara tentang akhlak. Dan kemuliaan akhlak inilah yang membuat islam diterima dan pernah mencapai masa keemasannya.
3. Lemahnya Akal
Zaman hari ini mengajarkan pada generasinya serba instan sehingga membuat mereka tidak berusaha dan berfikir. Mendapatkan sesuatu secara instan telah membuat generasi ini menjadi generasi pemalas.
Kalkulator,smartphone,makanan instan dan bahkan fasilitas kehidupan telah menciptakan budaya serba instan. Ketika manusia berada pada kondisi dimanjakan teknologi dan kondisi akan membuat mereka malas menggunakan akal. Sehingga amat sedikitlah kita lihat para pemikir pemikir itu lahir di zaman milenial ini.
4. Lemahnya Fisik
Makanan, budaya hidup, pola fikir, teknologi dan hidup serba instan telah membuat fisik generasi melemah karena jarang bergerak. Mudah sakit karena memakan makanan instan yang berpengawet dan mengandung zat kimia berbahaya. Begadang untuk hal yang sia sia hingga tanpa sadar penyakit menggergoti tubuhnya.
Semua telah dimanjakan oleh keadaan, oleh zaman dan perkembangan tekhnologi. Padahal dalam sebuah hadist disebutkan
"Allah lebih mencintai Mukmin yang kuat dari pada mukmin yang lemah."
Bagaimana mungkin generasi muda hari ini akan mampu memikul amanah besar sementara tubuhnya sakit-sakitan.
Belum lagi tantangan globalisasi yang tak terbendung yang menyebabkan generasi hari ini terjebak dalam perangkap Individualisme, konsumerisme, materialisme, kapitalisme dan yang pada akhirnya menghilangkan kebanggan dan identitasnya sebagai muslim.
Bagaimana Al-Qur'an menjawab tantangan ini?
Siapa yang paling bertanggung jawab dengan keadaan ini?
InsyaAllah di tulisan selanjutnya...
Parenting Quran Bagian III