Notification

×

Iklan

Iklan

Pertunjukan Teater Opera Batak Sisimangaraja XII: Menggali Seni Teater Tradisi

19 September 2018 | 05:47 WIB Last Updated 2023-01-30T03:48:31Z


Pasbana.com -- Pertunjukan Teater Opera Batak Sisingamangaraja episode Tongtang I Tano Batak Karya Sulaiman Juned dan Edy Suisno, disutradarai oleh Enrico Alamo akan pentas tanggal 24 September 2018 di Experimental Theatre University Malaya, Kuala Lumpur dan tanggal 26 September 2018 Universiti Teknologi Mara Pahang Malaysia.  

Pertunjukan dari Hibah Penelitian Penciptaan dan Penyajian Seni (P3S), Kemenristek Dikti, Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang dengan peneliti Dr. Sulaiman, S.Sn., M.Sn (Ketua Peneliti), Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.Si (Anggota Peneliti), Enrico Alamo, S.Sn., M.Sn (Anggota Peneliti), dan Sherly Novalinda, S.Sn., M.Sn (Anggota Peneliti).  

Opera Batak merupakan seni pertunjukan ‘tradisi’ yang berasal dari daerah Batak dan sekitarnya. Eksistensi kesenian ini semakin lama semakin hilang karena pergeseran dan minimnya penggiat yang setia mempertahankan kesenian leluhur ini. 

Padahal, Opera Batak pada masa lalu termasuk seni yang berjaya dikalangan masyarakat Batak.   


Kemajuan teknologi yang kemudian membentuk paradigma baru di masyarakat membuat kesenian tradisi ini semakin ditinggalkan bahkan dilupakan pendukungnya. Penciptaan (Revitalisasi) Opera Batak dikontruksi satu carito sosok kepahlawanan Sisingamangaraja XII. Pertunjukan Opera Batak ini dikemas dengan menggabungkan beberapa unsur seni tradisi Batak sekitarnya. 

Sisingamangaraja XII merupakan sosok pahlawan yang berhasil mempersatukan Tapanuli dan menaklukkan kompeni Belanda. Opera Batak Sisingamangaja ditampilkan dari sisi kemanusiaan antara heroism, kasih sayang, dan pengorbanan.

 Dramatik kisahnya karena putri Lopian, anak kesayangannya meninggal dipelukannya ditembus peluru Belanda. Kisah pahlawan dari Tano Batak ini naskah lakonnya ditulis oleh Sulaiman Juned dan Edy Suisno, serta disutradarai Enrico Alamo melalui kekuatan Lokalitas teater tradisi dan modern Indonesia. Opera Batak Sisingamangaraja sebagai medan revitalisasi karya seni dengan harapan dapat menghidupkan kembali pertunjukan Opera Batak dan mengangkat kisah Sisimangaraja XII.  

Tokoh Sisimangaraja sangat popular dan mengkristal pada masyarakat Batak Toba. Spirit tokoh Sisismangaraja hidup sampai saat ini, baik: ketegasan, kharisma, wibawa, kepimpinan, beberanian, kasih sayang yang menjadi cerminan masyarakat Batak. 

Sisimangaraja XII merupakan sosok yang digarap pada repertoar Opera Batak. Kekhasan pertunjukan Opera Batak Sisimangaraja ditampilkan dengan kisah yang disampaikan melalui sastra lisan, pemeranan, musik Batak Toba.

 Musik Opera Batak yang ditata Komponis I Dewa Nyoman Supenida melalui media uning-uningan yang terdiri atas gondang, suling, sarunai, kecapi, hesek, odap, dan garatung. Begitu juga dengan tari tradisi Batak Tor-Tor yang digarap apik oleh Koreografer Sherly Novalinda menjadi tari ‘baru’yang berangkat dari lokalitas Batak sebagai transisi adegan dan aksentuasi perubahan emosi juga suasana. 

Sedangkan Kekuatan karakter pada masing-masing pemeran atau tokoh sangat menunjang keberhasilan dari pertunjukan secara keseluruhan.


 Perancangan  carito (naskah lakon) yang digarap Sulaiman Juned dengan Edy Suisno sebagai pijakan memberikan penekanan pada aspek identitas tokoh yang otentik berkarakter kuat dikelola dengan baik menjadi pertunjukan teater oleh Enrico Alamo sebagai sutradara dengan penanda adegan bersifat simbolik melalui gerak maupun dekorasi tata panggung bermobilitas tinggi (multiple sett), nyanyian-nyanyian mewakili perubahan tokoh. 

Pertunjukan Opera Batak merupakan kolaborasi yang memadukan tor-tor (seni tari), carito (seni peran), gordang, sulim, hasapi, gondang (seni musik) dan penataan artistik lainnya meruang dalam pertunjukan Opera Batak. Selamat menyaksikan (***)



×
Kaba Nan Baru Update