Padang – Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) tidak berjalan maksimal. Kapal-kapal hanya tersandar di pelabuhan, crane untuk menurunkan peti kemaspun juga tidak terlihat beroperasi, buruh-buruh pelabuhan juga tidak terlihat beraktivitas, Senin (8/10).
Hal demikian terjadi karena para pengguna dari jasa pelabuhan menggelar aksi mogok. Aksi mogok dilakukan sebagai bentuk protes terhadap General Manager PT Pelabuhan Indonesia yang menguasai bisnis bongkar-muat di Pelabuhan Teluk Bayur Padang.
Aksi ini dilatarbelakangi atas tindakan General Manager PT Pelindo, Armen Amir, yang dituding memonopoli dan mengambil alih aktivitas bongkar muat, yang selama ini dilaksanakan oleh para pengusaha pengguna jasa pelabuhan.
Menurut salah seorang anggota Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sumbar, Muhammad Tauhid, banyak tindakan General Manager yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
“Banyak tindakan General Manager yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku seperti menetapkan supervisor fee, adanya uang jasa dermaga, dan mengambil alih kerja bongkar muat barang. Intinya, PT Pelindo Dua melakukan memonopoli di Pelabuhan Teluk Bayur,” sebutnya.
Sementara itu, Manager PT Pelabuhan Indonesia II Teluk Bayur Padang, Armen Amir, membantah adanya aksi mogok dan lumpuhnya aktivitas di Pelabuhan. Menurutnya, aktivitas bongkar muat berjalan sebagaimana mestinya.
“Tidak ada aksi mogok, pelabuhan merupakan obyek vital, sehingga tidak boleh ada kegiatan yang berdampak terhadap terganggunya aktivitas bongkar muat barang, yang berujung terganggunya kegiatan perekonomian secra umum,” jelasnya. (Bi)