Karang Anyar - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menghadiri sebuah acara Diskusi Bersama yang digelar PBB-UN Women di Hotel Alana Solo di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (9/10) siang.
Acara tersebut bertujuan untuk pembangunan desa damai untuk mencari jalan keluar menangkal radikalisme. Berbagai narasumber yang berkompeten di bidangnya dihadirkan di antaranya adalah Menteri Desa Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo.
Acara dibuka oleh UN Women Representative and Liaison to ASEAN, Dr Sabine Machl, yang dalam pidato pembukaannya menerangkan mengenai pentingnya pembangunan desa damai termasuk dengan kemajuan perempuan, perdamaian, dan keamanan.
Terkait penanggulangan radikalisme dan ekstrimisme, Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto, memaparkan tentang rencana aksi nasional penanggulangan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah ke terorisme.
Sementara itu, Direktur Non-Aktif Wahid Foundation Yenny Wahid, memberikan pemaparan tentang desa damai dan visi mengenai Indonesia yang damai dan toleran.
Sejalan dengan tema diskusi, Menteri Eko, dalam penjelasannya menguraikan perihal pentingnya pelibatan masyarakat desa dalam pencegahan ekstrimisme dan pemeliharaan perdamaian.
"Acara ini bagus sebagai keterkaitan antara pembangunan desa dengan penanggulangan terorisme dan ekstrimisme," katanya.
Baginya, dengan adanya pembangunan desa mulai dari infrastruktur hingga perekonomiannya, masyarakat desa akan terhindar dengan ancanam seperti terorisme.
Dalam kesempatan itu, Mendes PDTT juga menyampaikan tentang pertumbuhan desa yang cukup baik dengan adanya dana desa. Kendati di awal perjalanan mengalami kendala, namun berkat pembelajaran perangkat desa setempat dan dukungan berbagai pihak, masyarakat bisa berpartisipasi terhadap pembangunan desa.
Buktinya, kata dia, penyerapan dana desa terus naik dari 82 persen menjadi 98 persen.
Ia juga memaparkan keberhasilan dana desa yang kini telah berhasil membangun 158 ribu kilometer jalan, 1.000 kilometer jembatan, puluhan ribu PAUD, Polindes, Posyandu, dan bisa menurunkan angka stunting (kekurangan gizi akut) dan kemiskinan.
"Pertama kalinya kemiskinan di desa turunnya lebih cepat daripada di kota, semoga ke depan jumlah orang miskin di desa lebih kecil daripada di kota," ucapnya.
Dengan demikian, Menteri Eko yakin, ini akan membantu mengebalkan masyarakat dari adanya pengaruh terorisme hingga isu-isu radikalisme di Indonesia.
Acara diskusi ini diadakan sebagai persetujuan atas pernyataan sikap bersama untuk memastikan dukungan yang berkelanjutan dan terstruktur bagi Desa Damai untuk disampaikan di New York pada Ajang Tahunan Perempuan, Perdamaian dan Keamanan, Oktober 2018. (ril/dyko)