Oleh : Abrar Katik Batuah |
Pasbana.com -- Sebagai anak nagari yang lahir , tumbuh dan menetap di Kaki Bukit Tui, tertancap dalam hati dan pikiran untuk selalu berusaha memaksimalkan potensi yang ada di dalamnya menjadi sebuah keberkahan bagi masyarakat .
Bukit Tui , dengan Industri Kapurnya merupakan salah satu potensi daerah yang pernah memberikan kejayaan terhadap kota berjuluk “Serambi Mekah” pada era tahun 80-an.
Tak sedikit putra-putri Lareh Nan Panjang yang diantarkan hingga menjadi manusia yang bermanfaat melalui hasil bumi batu kapur di Bukit Tui ini.
Saat ini , pengelolaan Batu Kapur memang masih berjalan dan menjadi salah satu mata pencarian masyarakat . Masih banyak pekerja penambang batu dan pekerja tungku menyandarkan asap dapurnya dari pengelolaan batu kapur.
Sudah berkali-kali, wacana untuk mengaktifkan kembali pengolahan Batu Kapur oleh Pemerintah Kota Padang Panjang digulirkan. Bahkan di tahun 2016 , Pemko pernah berniat menganggarkan senilai 2,8 milyar untuk revitalisasi pengolahan batu kapur di Bukit Tui.
Namun entah dimana terkendalanya, rencana itu pudar begitu saja.
Rencana ini sebenarnya sudah berkali-kali bergulir, tetapi dalam pelaksanaannya selalu terkendala.
Ada beberapa persoalan yang acap kali muncul dalam diskusi mengenai pengolahan kapur di Bukit Tui. Hal-hal tersebut antara lain proses penambangan, penjualan produk maupun mengenai keberadaan lahan yang termasuk dalam kawasan Hutan Lindung.
Namun bagi saya, sebagai anak nagari yang juga pernah ikut bekerja di dalamnya, hal-hal tersebut dapat diselesaikan dan dicarikan solusinya. Sepanjang ada anak nagari yang dilibatkan dalam penyelesaian masalah dan mencari solusi.
Dibutuhkan anak nagari yang memahami permasalahan dan bisa ikut terlibat dalam pembahasan terkait batu kapur ini.
Tentunya di forum yang resmi dan berlegitimasi seperti halnya wadah legislatif. Sehingga aspirasi masyarakat di kaki Bukit Tui dapat tersalurkan dengan baik.
Saat ini, pengolahan batu kapur hanya cukup untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari masyarakat yang bekerja di Batu Kapur ini . Belum mampu untuk memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan di Kota Padang Panjang.
Produksi batu kapur Padang Panjang saat ini, sebagian kecil dipasarkan ke Propinsi Riau dan Sumatera Utara, untuk diolah sebagai pasta gigi, cat tembok dan sebagainya, di samping pemenuhan kebutuhan lokal. Peluang pasar ini masih bisa ditingkatkan tentunya dengan dukungan dari Pemerintah Kota Padang Panjang.
Pembakaran batu kapur dilakukan selama seminggu. Banyak masyarakat yang mengeluhkan pendapatannya dari bekerja di batu kapur. Bahkan, pendapatannya tidak sebanding dengan dampak kesehatan yang diakibatkan, seperti udara yang bercampur dengan debu kapur dan asap pembakaran dengan bau menyengat, membuat pekerja sesak napas dan menyebabkan gangguan pernafasan lainnya.
Namun itulah satu-satunya harapan sebagian besar masyarakat Lareh Nan Panjang dalam melangsungkan kehidupan sehari-hari.
Bukit kapur di Bukit Tui menyediakan cadangan kapur mentah terbesar di Sumbar yakni sebanyak 43.065.000 ton dengan luas 124 hektar area, belum lagi yang terbentang dari Malalo sampai ke Kayu Tanam. Kekayaan alam yang raya, tak pernah habis.
Dengan optimalisasi pengolahan batu kapur di Bukit Tui , setidaknya akan ada lapangan kerja baru bagi masyarakat Padang Panjang, termasuk juga mengolah potensi alam yang ada di Padang Panjang.
Inilah salah satu pintu dalam menghadirkan keberkahan di Bukit Tui.
Sejarah telah membuktikan, bahwa batu kapur di bukit Tui pernah menjadi usaha andalan dari Padang Panjang . Banyak pekerja dari berbagai daerah yang datang bekerja ke Padang Panjang. Setidaknya ada 8000 hingga 10.000 pekerja yang bisa diserap untuk usaha pondok kapur ini.
Ini potensi yang luar biasa...
Kini di Pemerintahan Kota Padang Panjangl baru dengan nakhoda Fadly Amran - Asrul , asa dan harapan masyarakat yang bekerja di pengolahan batu kapur menaik kembali.
Dalam masa kampanye yang lalu , pasangan ini berjanji untuk memperhatikan dan meningkatkan usaha pengolahan batu kapur di bukit Tui agar dapat lebih menyejahterakan masyarakat.
Dan komitmen ini juga diulang dalam penyampaian program kerja kota pasca keduanya resmi dilantik sebagai pasangan walikota dan wakil walikota terpilih.
Saya, sebagai putra Bancah Laweh berniat untuk mengawal dan memantau komitmen dan program-program kerja walikota dan wakil walikota ini hingga benar-benar bisa menghadirkan keberkahan bagi masyarakat Bancah Laweh khususnya dan Kota Padang Panjang umumnya.
Terlebih jika amanah sebagai wakil rakyat dipercayakan kepada saya.(*)