Bengkulu - BUMNag Sumpur Kudus hadir di Expo Bumdes dan Festival Bumdes Bersama 16 - 23 November lalu di Bengkulu. Kehadiran BUMNag ini turut menyita perhatian masyarakat yang berkunjung ke arena hajatan tersebut. Materi kali ini, merupakan tulisan terakhir dari tiga edisi.
Satu lagi BUMNag dari Sumatera Barat yang hadir dalam Bumdes Expo di Sport Center Pantai Panjang Bengkulu. Bumnag ini memiliki usaha simpan pinjam yang memiliki omset miliaran rupiah.
‘’Perguliran dana simpan pinjam kami sudah mencapai Rp 8,2 miliar. Omset dana usaha simpan pinjam saat ini Rp 1,203 miliar,’’ tutur Direktur Bumnag Sumpur Kudus, Herny MS.
Dijelaskan, usaha simpan pinjam tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2010. Awal dari usaha ini, adalah keprihatinan Herny atas kondisi warga nagari yang terlibat hutang lintah darat.
‘’Untuk itu saya berupaya mengumpulkan modal. Alhamdulillah dari kabupaten, kami dapat dana Rp 150 juta, dan dari Pemerintah Provinsi juga dibantu Rp 150 juta. Dana tersebut kemudian kami jadikan modal usaha simpan pinjam dengan bunga 1 persen sebulan. Bunga ini sangat murah dibanding pinjaman lintah darat yang mencapai 10% perbulan,’’ tuturnya.
Di tahun 2017, usaha simpan pinjam ini ditake over menjadi Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag). Saat itu, dana simpan pinjam sudah mencapai Rp 725 juta. Usai take over, Bumnag mendapat suntikan dana desa sebesar Rp 150 juta. Tahun 2018, Bumnag mendapatkan bantuan dana Rp 50 juta dari Kemendes.
Dana simpan pinjam tersebut terus diputar. Saat ini ada 77 kelompok yang mendapatkan manfaat dari dana simpan pinjam tersebut. ‘’Masing-masing kelompok memiliki anggota 5 hingga belasan orang. Pinjaman yang diberikan rata-rata Rp 3 juta/KK. Kalau ditotal, jumlah KK yang menerima manfaat dana tesebut sekitar 1200 KK.
Dana pinjaman tersebut digunakan warga untuk mengembangkan usahanya. Ada yang pengrajin songket, warung manisan, kebun coklat, kebun karet hingga padi sawah,’’ tutur Herny.
Selain simpan pinjam, BUMNag Sumpur Kudus juga membuka usaha jasa keuangan. BUMNag ini menjadi agen BRI dan agen Bank Mandiri. ‘’Nagari kami, 78 km dari ibukota kabupaten. Kalau selama ini, warga nagari yang memiliki keluarga/anak yang bersekolah di luar kabupaten biasanya kirim uang melalui mobil. Misal kirim uang Rp 100.000, biasanya untuk si sopir Rp 20.000. Dengan menjadi agen Bank Mandiri, warga bisa mengirim uang melalui BUMNag hanya dikenai biaya Rp 5000,’’ Jelasnya.
BUMNag ini juga memiliki usaha warung serba ada. Untuk tahap awal Waserda menjual alat tulis kantor. Kedepan, akan diarahkan juga menjual sembako. Bumnag ini juga memiliki usaha sewa molen.
‘’Molen kami sewakan Rp 15.000 perhari atau Rp 150.000 perbulan. Alhamdulillah selain dimanfaatkan warga nagari yang membangun, juga bisa disewa pihak lain,’’ ungkapnya.
Ketua Umum Forum Bumdes Indonesia H. Febby Datuk Bangso yg juga Staff Khusus Mentri Desa PDTT mengatakan, kehadiran Bumdes dimaksudkan untuk mendorong dan menggerakkan ekonomi masyarakat di desa. Pemberdayaan masyarakat tersebut agar sektor usaha dan peningkatan kesejahteraan dapat terwujud di desa. Bukan untuk semata-mata mengejar keuntungan.
Di sisi lain, kata Datuk Febby, Expo Bumdes di Bumi Reflesia kali ini menghadirkan agenda baru. Festival Bumdes Bersama. Bumdes Bersama merupakan Bumdes yang didirikan dari gabungan beberapa desa dalam satu kawasan atau wilayah yang sama. Bergabungnya beberapa desa dalam satu Bumdes lantaran karakter, spesifikasi desa tersebut sama, lalu produk yang dikelola juga sama. Catatan-3
(rakyatsumbar/dyko)