Notification

×

Iklan

Iklan

Padang Panjang Dahulu dan Sekarang

13 November 2018 | 22:39 WIB Last Updated 2018-11-13T15:39:24Z


Padang Panjang -- Dalam suatu cerita diketahui, bahwa Kota Padang Panjang,  adalah salah satu kota perlintasan yang terpenting di Sumatera Barat sejak masa dahulu. Berjarak tempuh 1,5 jam dengan mobil ke arah timur dari kota Padang, kota ini dilewati ke berbagai arah daerah di Sumatera Barat. 

Padang Panjang berjuluk Kota Serambi Mekkah, ini berada pada posisi yang cukup strategis karena terletak pada lintasan regional antara Kota Padang dengan Kota Bukittingi, Payakumbuh, Batusangkar dan juga juga Solok.  

Dahulu semasa kereta api masih aktif di Sumbar, kota ini juga merupakan pertemuan jalur kereta api dari kota Bukittinggi ke Solok. Solok ke Padang dan Bukittinggi ke Padang. Stasiun yang terdapat dikota ini, dulu itu ramai. Tersebutlah daerah Pasar Usang dekat stasiun itu, pusat penjualan ikan kering di Sumatera Tengah. 

Saat ini, stasiun itu sunyi.  Pemerintah tengah mempersiapkan pengaktifan kembali jalur kereta api sepanjang 68,3 kilometer yang mengubungkan Padang Panjang dengan Padang.

Kota Padang Panjang, berpenduduk lebih kurang 53 ribu jiwa. Luasnya sekitar 23 km2. Terletak di tengah Kabupaten Tanah Datar.  Tidak heran bila Padang Panjang diapit oleh nagari (desa) yang berada dalam wilayah administrative kabupaten Tanah Datar. Seperti Nagari Singgalang, Panyalayan, Paninjauan, Batipuah dan Jaho.

Padang Panjang tempat yang cocok untuk memilih ketenangan dan suasana hidup yang harmonis. Dengan suasana alam yang masih asri, Padang Panjang berada dalam topografi wilayah lembah. Diapit oleh 3 gunung  yaitu: Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Tandikat. Serta Gugusan Bukit Barisan yang membentang menambah keindahan alam kota ini. 

Daerah ini memiliki curah hujan yang rutin dan tinggi serta memiliki suhu yang sejuk. Dengan suhu 21- 24 derajat celcius dan hujan yang rutin Padang Panjang dijuluki sebagai “Bogor Van Sumatera”. Sehingga kota ini cocok menjadi daerah pertanian dengan kondisi lahan yang subur. 

Padang Panjang merupakan wilayah yang dapat disebut sebagai Minangkabau kecil. Karena penduduknya berasal dari berbagai daerah di Minangkabau. Sehingga dapat dilihat, dialek yang menjadi bahasa sehari – hari bukan dialek yang khas, melainkan dialek standar Minangkabau yang mudah dimengerti. Hal ini terbentuk karena terjadinya asimilasi berbagai adat dan kebudayaan Minangkabau dari berbagai daerah. Salah satu faktornya adalah Padang Panjang sebagai kota perlintasan yang telah dikenal sejak masa lampau. 

Penduduk Padang Panjang bermata pencaharian sebagai Petani, Pegawai dan Pedagang. Padang Panjang selain dikenal sebagai kota hujan, juga dikenal sebagai kota Pendidikan. Hal ini dapat dilihat banyaknya Institusi – institusi pendidikan yang tidak hanya para pelajarnya berasal dari daerah – daerah di Sumatera Barat. Akan tetapi banyak juga pelajar dari luar provinsi dan mancanegara. 



Seperti disebutkan Asro Sikumbang seorang pemerhati Padang Panjang, sejarah sebagai kota pendidikan telah terjadi sejak lama. Kota Padang Panjang menjadi tempat bagi lahirnya sekolah modern pertama dan sekolah modern perempuan pertama di Indonesia. Dua orang tokoh pelopor pendidikan yang memiliki ikatan saudara yaitu, Zainudin Labay yang mendirikan Diniyah School yang kemudian dilanjutkan oleh adiknya Rahmah El Yunusiah yang kemudian mendirikan Diniyah Putri menjadikan Padang Panjang sebagai kota yang menjadi tempat berdirinya sekolah islam modern pertama di Indonesia. 

Hingga saat ini Diniyah Putri masih tetap berdiri dan terus berkembang. Institusi ini telah mendapat pengakuan hingga dalam kancah dunia Internasional sejak awal berdirinya. Tidak heran jika para pelajarnya bahkan berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Brunei, Singapura dan Lainnya. 

Selain Diniyah Putri, Padang Panjang juga merupakan tempat berdirinya Yayasan Perguruan Thawalib yang terdiri dari Thawalib Putra dan Thawalib Putri yang merupakan kelanjutan sekolah agama yang bernama surau jembatan besi yang didirikan pada masa peralihan abad ke 20 oleh Syech Abdullah. 

Sebagai kota pendidikan, Padang Panjang juga merupakan tempat berdirinya institusi – institusi pendidikan pesantren. Padang Panjang juga memiliki sekolah – sekolah umum lainnya yang pada umumnya menjadi favorit para pelajar dari berbagai daerah di Sumatera Barat.   

Selain itu, didaerah ini juga terdapat salah satu Institusi Seni yang pada awalnya adalah satu – satunya Institusi Seni yang berada di luar Pulau Jawa. Institut Seni Indonesia Padang Panjang adalah lembaga pendidikan seni yang terdapat di Padang Panjang. Dalam perubahan nama, Institut Seni Indonesia Padang Panjang telah mengalami perubahan. Institusi ini berawal dari Konservatori, yaitu konservatori karawitan A dan Konservatori B. Yang kemudian menjadi Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI).

Kabid Pariwisata, Dinas Pariwisata Padang Panjang, Medi Rosdian, menyebutkan, munculnya Akademi Seni Karawitan Indonesia di Padang Panjang tersebab banyaknya pecinta dan pelaku  seni dari kota ini masa dulu.  Ada juga yang mengatakan, ASKI hadir di kota sejuk itu, tidak lepas dari campur tangan keluarga Adam bersudara. Yaitu Bustanul Arifin Adam, Hoerijah Adam yang merupakan Maestro Tari Minangkabau yang meninggal dalam kecelakaan pesawat di Pulau Katang – Katang Bengkulu, dan Irsyad Adam, Maestro Biola Sumatera Barat. Tiga orang beradik kakak ini merupakan putra daerah asli Padang Panjang yang menjadi salah tokoh berdirinya Akademi Seni Karawitan Indonesia. 

Pada tahun 1999 Akademi Seni Karawitan Indonesia berubah menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padang Panjang. Dan pada tahun 2010 menjadi Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Institusi Seni ini telah banyak menghasilkan seniman dan karya seni yang identik dengan Minangkabau, Melayu dan Nusantara. 

Peserta didik yang menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia berasal dari seluruh daerah di Sumatera Barat, seluruh Provinsi di Sumatera dan menjadi salah satu tempat untuk menggali informasi tentang seni dan budaya Minangkabau.  

Padang Panjang sebagai kota Pendidikan dijuluki dengan kota “Serambi Mekah”. Hal ini disebabkan banyaknya berdiri sekolah – sekolah modern Islam. Upaya ini terus dilakukan pemerintah dan masyarakat Padang Panjang untuk mewujudkan Padang Panjang sebagai pusat pendidikan dan pusat pendidikan islam modern. 

Selain sebagai destinasi kota hujan dengan pemandangannya dan kota pendidikan. Kita juga dapat mengunjungi beberapa tempat sebagai destinasi pengetahuan. Seperti terdapatnya Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau(PDIKM). 

PDIKM merupakan miniatur perkampungan minang yang memiliki pusat dokumentasi dan informasi. Disini kita dapat mencari informasi tentang Minangkabau dalam bentuk dokumentasi (Arsip, foto, tulisan dan audio). Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau saat ini juga bersanding dengan objek wisata Mifan Water Park yang masih berada dalam kawasan ini. 

Selain itu dikota di Padang Panjang terdapat sebuah Surau (Mesjid) yang telah berumur hampir 300 tahun. Masjid ini dikenal sebagai masjid asasi yang merupakan salah satu masjid tertua di Minangkabau.

Menurut orang tua tua di Padang Panjang, masjid ini diperkirakan berdiri sejak abad ke-18 dan tercatat sebagai masjid tertua di Padangpanjang. Arsitekturnya mengikuti bentuk masjid tradisional Minangkabau.

Sejak didirikan, konstruksi masjid tidak mengalami kerusakan berarti, walaupun dilanda gempa besar pada 1926 dan 2009. Pemugaran yang dilakukan berupa penggantian atap ijuk dan dinding tidak mengubah keaslian bentuk masjid. 

Pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai benda cagar budaya di bawah Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau. Saat ini, Masjid Asasi menjadi salah satu daya tarik wisata di Padangpanjang. 

Selain masjid azazi di Padang Panjang, saat ini juga sudah berdiri Islamic Center yang megah. Banyak dikunjungi wisatawan dan sering dijadikan untuk acara keagamaan tingkat kota. (Amsal)

PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update