Lima Puluh Kota - Wakil Bupati Lima Puluh Kota Ferizal Ridwan buka rapat Koordinasi Pembina Dan Pengawas Kegiatan “Baliak Basurau” di aula Kantor Bupati Sarilamak, Kamis (29/11).
“Kita sudah tertingal jauh soal babaliak basurau, walau pada dasarnya orang minang sejak dulu sudah berada disurau”, namun dengan perkembangan zaman, surau sudah ditinggalkan masyarakatnya, kata Ferizal Ridwan.
Surau dulu telah melahirkan tokoh-tokoh besar, pejuang seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Slim, Roestam Effendi, dan Abdoel Rivai adalah sedikit contoh pemuda Minang jaman dulu yang eksis menjadi garda terdepan tanah air.
Surau pada dasarnya adalah tempat para bujangan laki-laki untuk bertemu, berkumpul, rapat dan tidur. Dengan masuknya Islam, fungsi surau diperluas, yakni menjadi tempat mengaji Al-Quran dan tempat shalat dan disana juga diajarkan masalah ahlak, sopan satun, ucap Ferizal Ridwan.
Terhadap pelaku pengelola babaliak basurau, kata Wabup, kedepan harus kita beri reward (penghargaan), baik itu berupa umrah dan lainnya, selain honor atas upaya meningkatkan peran surau.
Solusi atas masalah babaliak basurau yang selama ini kita hadapi, dengan menciptakan kemandirian lembaga (organisasi) dalam peran sebagai pendorong kemajuan kedepan.
Sementara itu Kepala Bagian kesra Arwital,BA melaporkan, peserta terdiri dari pengelola TPA/TPQ, perangkat nagari dan camat. Narasumber Anwar Syarkawi, Ketua Diklat/Litbang Dewan Mesjid Kota Padang dengan materi Mangement Peningktan Kualitas TPA/TPQ, Alfian,S.PdI dengan materi Standar TPQ unggulan. (BD)