Pasaman Barat - Kehadiran 41 orang dari Nagari Kotolamo, Kecamatan Kapua IX – Kabupaten Limapuluh Kota, di Nagari Kapa, Kecamatan Luhak Nanduo, Kabupaten Pasaman Barat, memberikan inspirasi baru bagi tamu yang hadir kesini pada Sabtu (29/12) siang.
Betapa tidak, berbekal semangat dan keinginan bisa memberikan nilai lebih terhadap masyarakat di nagarinya, walinagari setempat langsung memimpin studi banding, yang mereka sebut studi tiru.
Hakikatnya, mereka akan meniru langkah-langkah hebat dan usaha yang dilakukan di Nagari Kapa. Fokus Studi Tiru dari Nagari Kotolamo, Teknologi Tepat Guna dan Inovasi Desa. Dasar mereka melakukannya, Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Karya Mandiri di Nagari Kapa, ditetapkan sebagai pemenang II Posyantek se-Sumbar, beberapa waktu lalu. Pengelola Posyantek di Nagari Kotolamo juga baru dikukuhkan.
Menurut Tenaga Ahli Teknologi Tepat Guna (TA TTG) Kemendes PDTT di Pasaman Barat Yusrina Dwi Putri Nasti, kehadiran rombongan tersebut untuk mendalami soal kelembagaan Posyantek. Belajar soal penggunaan alat.
Katanya, di Nagari Kapa sudah ada pengolahan limbah biogas, dan sudah dimanfaatkan. Kotoran sapi dikembangkan menjadi biogas. Pemakaian gasnya sudah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sudah ada pengolahan kompos. Sudah memiliki balai pelatihan.
“Intinya, bagaimana bisa melakukan terobosan dan inovasi di nagari. Terobosan dan inovasi tersebut sangat penting untuk peningkatan usaha, kesejahteraan dan kemandirian,” kata Yusrina.
Di sisi lain, Staf Khusus Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi H. Febby Datuk Bangso menyebutkan, sebenarnya banyak ruang untuk melakukan terobosan dan inovasi, “tergantung bagaimana kita menyikapinya,” katanya.
Tak perlu yang rumit-rumit. Terobosan dan inovasi di nagari bisa dilakukan dari hal-hal yang sederhana, namun dibutuhkan masyarakat. Ia kemudian memberikan contoh nyata di Nagari Kapa. Pengolahan biogas dan pengolahan kompos adalah bagian dari terobosan dan inovasi tersebut.
“Selama ini, kotoran sapi hanya dimanfaatkan untuk pupuk, kini justru bisa diolah menjadi gas. Bisa digunakan untuk memasak. Banyak yang bisa dimanfaatkan, tergantung kesungguhan dan komitmen bersama,” kata pria yang akrab disapa Datuk Febby tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Datuk Febby juga menyerahkan bantuan untuk Bumnag di Nagari Kotolamo, sebesar Rp 50 juta, “bantuan ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penguatan modal Bumnag,” ujarnya. (*)