Pasbana.com . Padang Panjang --- Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran menganggap tantangan yang dihadapi kota kecil untuk berkembang menjadi kota cerdas relatif tidak lebih kompleks dibandingkan kota besar atau metropolitan.
Kunci keberhasilan pengembangan kota, tetap pada inovasi dan kerja sama pemerintah dengan masyarakat demi mewujudkan tatanan kota yang lebih baik.
"Kami yakin bahwa kami punya peluang lebih besar, kenapa? Karena dari segi skala, dari segi penganggaran tidak terlalu besar, dan tentu bagaimana ini bisa langsung sentuh masyarakat," kata Fadly di Ruang Maoke Gedung Unit II Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Seperti disebutkan Kompas, Fadly menuturkan, setiap perubahan kecil yang dilakukan pemerintah melalui sebuah kebijakan, dan rencana aksi yang diwujudkan, tentu akan memberikan dampak besar bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Sepanjang perubahan tersebut dijalankan secara konsisten dan dipatuhi, oleh masyarakat, dan aparat yang mengawasi penerapannya. Termasuk kebijakan soal pelarangan merokok, misalnya.
"Saya melihat sejak wali kota sebelumnya, ada perda anti rokok yang pertama kali di Padang Panjang, (menjadikan) kesejahteraan masyarakat, kesehatan terjamin. Dan itu mencakup seluruh masyarakat jauh sebelum ada asuransi dan yang lain," ungkap Fadly.
Tak heran jika Padang Panjang menduduki peringkat pertama kota cerdas dalam Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018 yang dikeluarkan Litbang Kompas pada kategori kota kecil.
Meraih skor 55,14, kota seluas 23 kilometer persegi itu mengungguli sembilan kota lainnya yang masuk ke dalam kategori tersebut.
Padang Panjang meraup skor 14,2 untuk aspek masyarakat, dan 9,76 untuk aspek kualitas hidup. Kedua aspek penilaian ini merupakan yang tertinggi diraih kota berpenduduk 51.712 jiwa ini.
Dua kota yang ada di bawah kota yang dihuni 51.712 jiwa itu yakni Sungai Penuh (55,02) dan Solok (51,64). ( Ril/ADV)