Solok,- Kolektabilitas iuran dari segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) masih menjadi prioritas bagi BPJS Kesehatan Cabang Solok. Berdasarkan pendataan per Desember 2018, tunggakan iuran mencapai Rp. 1,8 miliar di wilayah Kota Solok. Jumlah tunggakan tersebut berasal dari sekitar 5.000 peserta PBPU kelas I, II dan III. Berbagai upaya telah dilakukan oleh BPJS Kesehatan Cabang Solok, baik itu melalui SMS Blast yang dikirimkan kepada peserta menunggak pada awal bulan, menghubungi peserta yang menunggak satu per satu, dan penagihan secara langsung kepada masyarakat melalui kader JKN.
Dalam meningkatkan kolektabilitas iuran, Bidang Penagihan dan Keuangan BPJS Kesehatan Cabang Solok meluncurkan program “Penagihan Iuran JKN-KIS, Dari Kita Untuk Kita”. Pada tahun 2019, program tersebut perdana dilaksanakan pada hari Rabu, (30/1). Staf Telekolekting, Elviza Rahmi dan Frenki Ari Sandi langsung turun ke lapangan untuk penagihan iuran dengan mendirikan stand pembayaran di dekat pemukiman masyarakat, sehingga lebih mudah untuk dikunjungi.
Stand perdana yang didirikan pada tahun 2019 ini di depan Masjid Nurul Iman Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok. Elviza Rahmi menyampaikan bahwa Kelurahan Tanah Garam merupakan wilayah dengan jumlah tunggakan iuran tertinggi di Kota Solok.
“Di Kota Solok, Kelurahan Tanah Garam yang paling tinggi tunggakan iurannya. Jadi untuk stand pertama kami buka di Kelurahan Tanah Garam sampai satu bulan kedepan dari jam 09.00 sampai dengan 12.00 WIB per setiap jadwal per minggu,” ujar Ami.
Disamping itu, Ami juga menyampaikan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk memudahkan peserta dalam membayar iuran. Dan dari BPJS Kesehatan juga dapat mendengarkan secara langsung kendala yang dihadapi masyarakat dalam pembayaran iuran.
“Saat menghubungi peserta menunggak banyak yang ngeluh susah dalam pembayaran iuran. Sehingga program ini hadir untuk memudahkan peserta membayar iuran. Selain itu, juga dapat secara langsung mendengarkan keluhan dari peserta kenapa menunggak dan apa kendala yang dihadapi peserta,” tutur Ami.
Hal tersebut juga disampaikan oleh salah satu masyarakat Tanah Garam, Marni yang merupakan peserta dari segmen PBPU kelas III. Marni mengatakan bahwa dirinya susah membayar iuran karena jarak dari rumah ke Bank jauh, sehingga membuatnya malas membayar.
“Kami kesusahan membayar iuran, karena harus ke Bank yang di Pasar dulu dan jauh dari rumah. Kalau ada disediakan pembayaran seperti ini dari BPJS, kan kami lebih mudah,” tutur Marni.
Melalui pelaksanaan program ini, BPJS Kesehatan optimis untuk meningkatkan kolektabilitas iuran. Dan disisi lain juga dapat mendekatkan diri dengan peserta dengan berinteraksi langsung dan mendengarkan aspirasi yang disampaikan peserta untuk penyelenggaraan JKN –KIS yang lebih berkualitas kedepannya.(nal)