Padangpanjang - Menginjak usia 65 tahun, Koperasi pedagang pasar Abuan Ikatan Penyewa Tetap (AIPT) Padangpanjang, tetap tumbuh subur meski dalam kondisi gersangnya perekonomian Padangpanjang beberapa tahun belakangan.
Koperasi yang memiliki tiga unit usaha tersebut, dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2018 terlihat meningkatnya volume usaha secara menyeluruh. Di antaranya pada Unit Simpan Pinjam (USP), pemberian pinjaman mengalami peningkatan sebesar Rp. 167 juta dari Rp. 6.234.000.000 di tahun 2017 menjadi Rp. 6.401.000.000 pada tahun buku 2018.
Berbeda halnya volume usaha Kredit Candak Kulak (KCK) selama 2018, terjadi penurunan sebesar Rp. 849 juta. Modal awal yang bersumber dari bantuan pemerintah sebesar Rp. 2,5 juta di tahun 1980-an itu hingga saat ini mampu terus dikembangkan dan bertahan meski dalam kondisi merosotnya geliat perekonomian Padangpanjang.
Ketua Koperasi AIPT periode 2019-2021, Januardi mengatakan kondisi pertumbuhan juga tampak pada unit simpan pinjam lainnya. Yakni pada kegiatan usaha Subsidi BBM, volume pada 2018 lalu telah mencapai Rp2.329.000.000 dengan kenaikan sebesar Rp378.000.000 dari Rp1.951.000.000 di tahun sebelumnya.
“Kami masih cukup berbangga dengan kondisi Koperasi AIPT saat sekarang ini. Meski terjadinya sedikit tren menuru pada unit usaha KCK dikarenakan faktor melemahnya ekonomi di lingkungan pasar, secara global masih cukup sejahtera untuk anggota,” ungkap Januardi usai menggelar RAT 2018 di Gedung M Syafei, Kamis (28/2).
Januardi mengatakan, sekaitan dengan upaya pengembangan kesejahteraan melalui bentuk potensi unit usaha lainnya, AIPT telah mencoba bergerak ke arah property. Saat ini disebutkan Januardi, koperasi telah menyelesaikan sebanyak 16 unit rumah sederhana permamen dengan kondisi telah terjual sebanyak 9 unit.
“Ini sebagai tambahan pendapatan untuk mendongkrak peluang kesejahteraan anggota ke depannya. Namun untuk sementara, ini belum menjadi poin unit usaha karena masih mengawali pertama kalinya,” pungkas Januardi. (Del)