Padang --- Hari Sabtu, 2 Februari 2019, pukul 16.27.34 WIB, wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera diguncang gempabumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=6,0 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw=6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,92 LS dan 99,98 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 105 km arah tenggara Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 26 km.
Gempabumi ini didahului oleh gempabumi dengan kekuatan M=5,3 dalam rentang 24 menit.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG , RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl. Seis, M.Sc menyampaikan dalam rilisnya , dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault).
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Solok II-III MMI Padang, Pariaman, Painan III-IV dan Kepulauan Mentawai (Tua Pejat,Pagai Selatan) IV-V MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 17.00 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock) sebanyak 10 kali, dengan kekuatan magnitudo terbesar M=4,7. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. ( Ril )
Berikut video kepanikan warga di sebuah mall di Kota Padang ;