Payakumbuh - Lebih kurang 2 bulan menderita sakit sesak nafas dan ambeyen, akhirnya Sahar Ismail Dt. Kakomo menghebuskan nafas terakhirnya, dirumah duka, kelurahan Padang Tangah Payobadar, kecamatan Payakumbuh Timur, Minggu (17/2) sekitar pukul 05.00 Wib.
Kepergian salah seorang pelaku sejarah pendiri kota Payakumbuh Desember 1970 itu, dilepas 11 orang putra-putrinya dan 44 cucunya serta sanak saudara, andaitolan dari berbagai daerah, seperi Jakarta, Bandung, Bogor, Medan, Pekanbaru, Duri dan daerah lainnya.
Terlihat dirumah duka, mantan pejabat Pemko Payakumbuh, tokoh adat, tokoh agama, bundo kanduang, mantan ketua DPRD Kota Payakumbuh H. Jendrial, anggota DPRD dua daerah Payakumbuh dan kabupaten Limapuluh Kota, dan mantan Lurah se Kota Payakumbuh serta lainnya.
Esok harinya, Senin-Sabtu (18-23/2) rumah duka, masih tetap dipadati warga takziah, dikunjungi Wakil Walikota Payakumbuh H. Erwin Yunaz berserta rombongan, keluarga besar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dipimpin langsung Kalaksa H. Joni Amir serta kawan-kawan alumni dari anak-anak almarhum.
Sebanyak 11 orang anak almarhum yakni Yenni Harianti (55), Nur Akmal (53), Afriathiel Djannah (51), Nailul Badri (49), Zura Thusra (47), Syafniarti (43), Maisef Harfeni (42), Nurhasanah (37), Syahrida (40), Syahrinaldi (38), Syahnurli (34) dan 11 orang menantu serta 3 orang suami dari cucunya.
Dalam kesempatan itu, ahli waris yang memangku gelar Disen Dt. Kakomo kepada sejumlah wartawan, Sabtu (23/2) dirumah duka mengatakan, alhamdulillah kepergian mamaknya dilepas ratusan warga ketempat peristirahatan terakhirnya dari berbagai daerah.
Kami selaku ahli waris mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang hadir sewaktu prosesi pemakaman, utamanya kepada keluarga besar BPBD dan Basarnas Limapuluh Kota, dan kepada warga yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu.
“Kemudian, kami minta maaf jika terlambat memberi kabar atas dipanggilanya oleh sang khalik mamak kami, dan juga minta maaf jika mamak kami semasa hidupnya ada yang tersinggung oleh canda guraunya. Maklumlah mamak kami suka bercanda, “ujarnya.
Nada yang sama juga disampaikan sesepuh almarhum yakni Darmawansyah, dia menyebutkan, alamrhum SI. Dt. Kakomo terbilang ulet dan gigih dalam bekerja, saya selaku stafnya di kantor Balai Kota Payakumbuh, banyak mendapat ilmu pengetahuan, baik dibidang skill pemerintahan maupun dibidang adat dan agama serta lainnya.
Pada tahun 1970 itu, dia dipercaya oleh masyarakat sebagai sekretaris delegasi pendiri kota Payakumbuh dan ketua alm C. Israr, kemudian juga ditunjuk sebagai sekretaris peresmian kota Payakumbuh dan ketua A. Syahdin. Berkat kegigihannya bersama tim, akhirnya kota Payakumbuh berhasil berdiri sendiri dan berpisah dengan kabupaten Limapuluh Kota.
“Atas jasa-jasanya itulah, dia mendapat penghargaan dari Mentri Dalam Negeri Amri Mahmud dan selalu mendapat penghargaan dari pemerintah kota Payakumbuh dan kabupaten Limapuluh Kota. Selamat jalan tokoh masyarakat kota Payakumbuh, semoga husnul khotimah, “ujar Darmawansyah. (BD)