Bukittinggi - Dalam kehidupan sehari-hari, barangkali kita pernah mendengar, Bahagia itu sederhana, yaitu menikmati atau mensyukuri apa yang kita miliki. Bahagia itu hadir dalam hidup kita ketika ada Ayah Bunda. Bahagia itu akan kita dapat ketika tercukupi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Bahagia itu, bahagia itu dan masih banyak lagi defenisi bahagia yang dimaknai oleh masyarakat yang sedang merasa bahagia sesuai dengan situasi, kondisi, pengalaman dari masing-masing individu.
"Sebahagian orang berpendapat, kebahagiaan itu dinilai dari suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang terasa berulang-ulang,” ujar Kepala Cabang PKPU Human Initiative Bukittinggi, Zulfamiadi SHI, Jumat (22/02).
Dibalik kebahagian yang kita alami dan kita miliki apakah kita terfikir, arti kata Bahagia bagi Anak Yatim? “Jawabannya Bisa iya, bisa tidak,” ujar Zul.
Ada beberapa hal dirasakan oleh anak-anak yang sudah tidak memiliki sosok seorang Ayah atau Anak Yatim, diantaranya merindukan sosok orang tua didunia nyata namun hanya sebagai sosok mimpi bagi mereka, selalu ingin merasa seperti anak-anak lainnya, merasa kehilangan ketika hari raya tiba, membayangkan ada sosok orangtua saat ini juga, sering dibantu sanak saudara atau teman dan lepas rindu didepan makam orang tuanya.
Zulfamiadi menambahkan, betapa agungnya ajaran Islam yang menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi. Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka.
Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Ma’un misalnya, Allah SWT berfirman:
(( أرأيت الذي يكذب بالدين ، فذلك الذي يدع اليتيم ، ولا يحض على طعام المسكين ))
.
“Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin”
{QS. Al-ma’un : 1-3}
Orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada fakir miskin, dicap sebagai pendusta Agama yang ancamannya berupa api neraka.
Untuk itu lanjut Zul, lNITIATIVE FOR CHILDREN dalam bentuk Tabung Peduli untuk sahabat, Beasiswa membangun Generasi Impian dari PKPU Human Initiative hadir sebagai program Bahagia Bersama Yatim Reguler.
Program ini merupakan bantuan biaya pendidikan dan pemberdayaan untuk anak yatim dalam memenuhi kebutuhan pendidikan, pembinaan, pelatihan dan kesehatan. Program ini juga memberikan bantuan pembinaan untuk Si ibu dari anak-anak yatim tersebut.
“Semoga kedepannya, semakin banyak masyarakat Indonesia terutama di Kota Bukittinggi peduli terhadap Anak Yatim, serta ikut dalam program Bahagia Bersama Anak Yatim di PKPU Human Initiative untuk menjadi Donatur,” tutup Zul. (Rizky)