Surabaya - Presiden Joko Widodo mengapresiasi capaian keberhasilan dana desa yang realisasi penyerapannya hingga 99 persen. Hal tersebut disampaikan saat memberikan arahan pada acara Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 di DBL Arena, Kota Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (2/2).
"Tadi berapa realisasi dana desanya Pak Menteri? Realisasi 2018, 99 persen, sangat-sangat tinggi sekali. Apa yang kita inginkan dari dana desa ini? Kalau realisasi semakin tinggi, maka perputaran dan edaran uang di desa makin banyak. Sehingga 99 persen saya apresiasi," ujarnya saat bertanya ke Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo di sela memberikan arahannya.
Presiden Joko Widodo pun mengakui jika keberhasilan dana desa ini sangat didukung oleh para pendamping desa yang menurutnya militan di desanya masing-masing. "Jika ada yang bilang dana desa belum berhasil, silakan ngomong langsung ke pendamping desa," terangnya.
Sepanjang tahun 2015-2019 total anggaran dana desa Rp 257 Triliun yang digelontorkan ke desa-desa. Jawa Timur mendapat anggaran dana desa sebesar 19 Triliun dengan jumlah desa sekitar 7000an, harapannya jangan sampai kembali ke kota tapi berputar terus di desa.
"Ke depan mulai kita geser, infrastrukur tetap masih ada, tapi kita fokus lagi ke pemberdayaan ekonomi dan inovasi-inovasi desa," katanya.
Sejalan dengan hal tersebut, Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo mengungkapkan, dalam lima tahun ini, Persentase penyerapan dana desa terus membaik. Data mencatat, dana desa tahun 2015 sebesar Rp 20,67 Triliun dengan penyerapan 82,72 persen, tahun 2016 dengan dana desa Rp 46,98 Triliun dengan penyerapan 97,65 persen, serta pada 2017 dengan jumlah dana desa sebesar Rp 60 Triliun dengan penyerapan 98,54 persen. Dan pada tahun 2018 dengan jumlah dana desa sebesar Rp 60 Triliun dengan penyerapannya 99 persen.
"2019 dana desa sebesar Rp 70 Triliun, diharapkan tiap desa akan mendapat dana untuk pembangunan desa sebesar Rp 700 Juta sampai Rp 4 Milyar. Dan kita berharap penyerapannya bisa diatas 99 persen," katanya.
Mendes PDTT mengungkapkan keberhasilan dana desa tidak terlepas dari peran penting para pendamping desa. Atas dasar tersebut, dirinya akan menaikan gaji Pendamping Lokal Desa (PLD).
"PLD kan gajinya masih rendah, Insya Allah bulan ini dinaikan. Kalian telah membuktikan bahwa dana desa berhasil, itu kerja keras kalian semua dan itu nyata bukan hoax," katanya.
Menteri Eko menjelaskan, bukti keberhasilan dana desa bisa dilihat dalam 4 tahun ini, diantaranya terjadi penurunan angka kemiskinan, penurunan angka stunting dari 37 persen menjadi 30 persen, peningkatan pendapatan perkapita hampir 50 persen, membuka lapangan kerja melalui program Padat Karya Tunai (PKT), BUMDes, desa wisata. Angka pengangguran di desa turun daripada di kota, 3,72 persen angka pengangguran di desa, sedangkan di kota 6,34 persen. Gini ratio di desa 0,384 menjadi 0,319.
"Pendamping desa berguna tidak? Perlu dilanjutkan tidak? Kalian orang di atas rata-rata yang ingin berjuang untuk negara ini. Kalian adalah pahlawan pejuang desa," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan bahwa di Jawa Timur ini tidak ada satupun desa dan lorong pertumbuhan yang tidak tersentuh. Semenjak adanya dana desa, pertumbuhan desa makin maju.
"Selama 2015-2018 anggaran dana desa di Jawa Timur 19 Triliun dengan penyerapan realisasi pada 2018 sebesar 99,62 persen. Selama 4 tahun dana desa masih untuk infrastruktur 84,5 persen. Kedepannya untuk ekonomi produktif, terutama bagi kaum perempuan," harapnya.
Terkait pelaksanaan dana desa di Provinsi Jawa Timur selama 4 tahun telah berhasil membangun jalan desa sepanjang 25.441.630 meter, jembatan 223.171 meter, air bersih sebanyak 12.781 unit, polindes 1.911 unit, irigasi 6.645 unit, drainase 3.577.955 meter, tambatan perahu 112 unit, embung 160 unit, MCK 34.926 unit, pasar desa 1.542 unit, PAUD 4.109 unit, posyandu 1.657 unit, sumur 990 unit, penahan tanah 21.713 unit, sarana olah raga 1.948 unit.
Pembangunan desa yang masif telah menurunkan persentase kemiskinan desa di Jawa Timur. Sepanjang tahun 2014-2018, penurunan persentase kemiskinan di Provinsi Jawa Timur adalah 1,44 persen dengan penurunan persentase kemiskinan di desa mencapai 0,21 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur padal 2018 mencapai 3,99 persen, turun 0,48 persen dibandingkan 2015. Selain kemiskinan dan pengangguran, ketimpangan desa di Jawa Timur juga lebih rendah daripada di kota. Persentase stunting juga menurun selama 2013-2018.
Dalam acara sosialisasi tersebut dihadiri oleh Ibu Iriana Joko Widodo, Menteri Kabinet Kerja, serta unsur Pemerintah Provinsi dan Walikota Surabaya, Kepala Dinas PMD Kabupaten, Camat, Pemerintah Desa, Tenaga Pendamping Profesional Desa, Kader Posyandu, Pengurus BUMDes, Kader PAUD, Tim Pelaksana Inovasi Desa dan penggiat desa.(ril/dyko)